CHAPTER 1

7.2K 198 4
                                    

Hi para pembaca. Kenalin namaku Artika, usia 14 tahun, sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kolaka Timur. Kelas IX, dan ini adalah karya pertamaku di Wattpad.

Welcome to read😘😘

Klik 🌟 sebelum baca 😊

Vomment-nya juga ya😊

♻️♻️♻️

Cinta yang diawali dengan kebahagiaan, kini berakhir dengan kebencian.
- AISYAH

♻️♻️♻️

Air mata Aisyah tak kunjung kering setelah ia keluar dari ruang sidang perceraiannya dengan suaminya. Suami yang tiga tahun lalu mengajaknya ta'aruf, namun suaminya sendiri pula yang mengakhiri hubungan mereka dengan cara yang sadis bagi Aisyah.

"sudahlah, nak. Ini ujian buat kamu." nasihat Fatma (Ummi Aisyah) kala melihat putrinya duduk melamun di kursi mobil sambil memandang keluar.

Tak ada tanggapan dari Aisyah. Matanya terus memandang kosong. Ia kembali menangis dalam diam, saat pikirannya kembali berputar ke arah sosok pria itu. Tak di sangkanya, seseorang yang sangat ia percaya, menghancurkan kepercayaannya dalam beberapa menit.

"Jangan meratapi nasibmu, Aisyah. Lagipun, kamu sendiri yang mengambil keputusan untuk bercerai dari Fauzi." tambah Hamka (Abi Aisyah).

"kalau wanita itu tidak ada di antara kami, aku nggak akan cerai dari Fauzi!" ujar Aisyah dengan sedikit menaikkan intonasi suaranya.

"Jangan begitu, nak." ucap Fatma sambil mengelus punggung Aisyah.

Aisyah pun membungkam mulutnya. Ia lebih baik tutup mulut daripada berdebat dengan Ayahnya.

Setelah dua puluh menit berlalu, Aisyah dan kedua orangtuanya pun sampai di pekarangan rumah mereka. Rumah mewah yang begitu teduh, rapi dan apik. Dengan wajah yang terlihat kelelahan, Aisyah membaringkan tubuhnya di atas sofa merah di ruang tamu.

Bi Sum, ART di rumah Aisyah, datang membawa tiga cangkir teh dan pisang goreng panas untuk majikannya. Hamka mengambil cangkir paling besar lalu mulai menyeruput teh hangat itu. Dan mengunyah pisang goreng yang kranci. Sedangkan Aisyah tetap berbaring sambil menutup mata.

"jadi gimana rencanamu kedepannya?" tanya Hamka setelah melihat Aisyah duduk kembali.

"belum Aisyah pikirin, Abi." jawab Aisyah sambil meletakkan cangkir teh di atas meja.

"lebih baik kamu buka usaha, nak. Daripada kamu tinggal tanpa pekerjaan. Saran Abi, kamu buka usaha restoran atau butik. Kamu kan juga ahli di dua bidang itu." ujar Hamka menjeda. "nanti, Abi bisa bantu kamu, untuk modal usaha." lanjutnya.

"nanti Aisyah pikirin lagi ya Abi. Aisyah cape." ujar Aisyah memberi alasan.

"istirahatlah, nak." ucap Fatma.

ASSALAMUALAIKUM, My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang