Pagi ini Prilly rasanya ingin segera bertemu dengan Popi. Menjitak kepala anak itu dan mengomeli-nya hingga jam istirahat. Bagaimana tidak, buat apa kemarin Popi membuat grup yang gak jelas. Ada mantan pula di dalam-nya, Nichol musuhnya juga ada.
Walaupun begitu, Prilly cukup terhibur atas kata kata receh yang ada di dalam grup tersebut. Saat kaki-nta sudah sampai di dalam kelas, Ia melihat Popi tengah di kerumuni Devon,Iqbaal dan Nichol. Untung gak ada Ali, batin Prilly. Kemudian ia pun menuju bangku Popi.
"Kalian ngapain kesini?" Prilly bertanya dengan nada mengusir. Ketiga cowok itu menatap Prilly balik."Apa liat-liat?"
"Kita mau bikin squad!"
Prilly terbelalak,"Lah? Gue kira kalian sepemikiran sama gue. Mau marahin Popi karena udah bikin grup unfaedah kek gitu," cerocos Prilly.
Iqbaal tertawa."Buat apa marah? Hape gue jadi rame sejak semalem. Ntar istirahat kita semua kumpul di kantin ya, Bikin geng."
Prilly menggeleng,"Gak gak gak!" Teriak gadis itu kuat. Ia melotot,"Gue udah punya geng sama Pio, Pila plus Popi!" Prilly menolak dengan garang.
Popi mengerjap beberapa kali."Piyi.. bukan berarti geng kita bubar kok, Cuma bikin baru aja."
"Bener tuh Prill, lo mah gak bersosialisasi banget jadi orang." Iqbaal menambahi.
Prilly menatap Iqbaal galak,"Gu—"
"Pagi Prilly Violyn. Gak pake sayang, karena sudah jadi mantan." Sebuah tangan kekar sudah bertengger di bahu Prilly.
Gadis itu tambah kebakaran jenggot melihat tingkah usil Ali."Lepasin, kampret." Hardik-nya dengan menepis kasar tangan Ali dari bahu-nya.
Ali tertawa kecil,"Pagi pagi udah comel. Suara cempreng pula," ledek Ali yang membuat Prilly semakin kesetanan.
"ALIKAMPRET!"
"Aligava Lyn.. bukan Ali kampret." Peringat Popi dengan tampang sok tahu-nya.
Ali tersenyum lebar."Nih temen lo aja inget. Masak lo lupa sih?"
"Bodo. Minggir lo," buru-buru Prilly mendorong tubuh Devon dan Iqbaal yang menghalangi jalan-nya.
°°°°°
"Sial." Ali dan yang lain-nya asik meledek Fila yang terlambat ke sekolah. Mereka berdelapan sudah berkumpul di kantin. Sesuai kesepakatan, Fila yang bakal mentraktir semua-nya.
"Makanya Pila.. jangan suka nonton drakor.. Gini-kan jadinya?" Vio masih saja meledek sahabatnya itu. Untung saja Fila anak orang kaya, jadi ia punya uang banyak untuk mentraktir teman temannya. Yah, Walaupun kesal juga rasanya.
Prilly ikutan terkikik lagi,"Gue nambah siomay nya ya. Bentar," Prilly bangkit dari duduknya dan menuju meja bu Entin."Bu siomaynya satu lagi ya. Gak pedes," tak butuh waktu lama Prilly sudah mendapatkan siomay tersebut. Ia pun kembali ke mejanya dengan wajah gembira.
"Cukup ya Prill. Awas lo nambah lagi," Peringat Fila dengan mata memicing. Semuanya kembali tertawa atas tingkah Prilly, gadis itu sudah makan siomay tiga mangkuk namun tetap saja belum kenyang.
Tak bisa di pungkiri. Walaupun masih ada rasa semriwing di dekat Ali seperti ini, namun ia senang. Mereka melupakan permusuhan mereka sejenak. Jika bisa, Prilly ingin begini terus bersama Ali. Damai, Walaupun tanpa status apapun.
Plak.
"Heh curut, krupuk gue tuh," Ali menggeplak tangan Nichol keras karena cowok itu hendak mengambil krupuk milik-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My-Ex (COMPLETED)
FanfictionUdah mantan kok masih sayang? Udah mantan kok masih sering stalk? Udah mantan kok masih kangen? Kan udah mantan..