Ali menghampiri Prilly yang sedang bergabung dengan ke tiga kawan-nya. Ali melihat, ekspresi Fila jauh lebih bahagia dan cerah. Bagus, gadis itu mungkin sudah di terima kembali. Kasian juga, Fila sebenarnya itu sangat baik orang-nya."Lyn.. pulang bareng ntar ya?" Ali menaik turukan alis-nya.
"Hai Fila,Popi, Vio." Ali menyapa karena Popi sudah memasang ancang ancang untuk menonjok Ali.
Popi memutar bola matanya,"Sok manis lagi lo, hus hus sono!" Tangan Popi mengibas-ngibas udara mengusir Ali.
Prilly menatap Ali tak enak,"Gimana ya Li? Gue udah janji mau jalan sama mereka entar," Prilly menunjuk tiga teman-nya."Lain kali aja ya?" Prilly cengegesan.
Ali berdecak kecewa,"Yah.. yaudah deh. Gue balik ke kelas dulu ya? Bye. Eh, Fila!" Pandangan Ali beralih ke Fila yang sedang melamun.
"Hh-hah? Gue?" Ia menunjuk diri-nya sendiri bingung. Tadi itu Ali memanggil dirinya bukan? Soal-nya ia tak begitu mendengar.
Ali terkekeh,"Iya elo. Jangan banyakan ngelamun, kesambet ntar. Oiya, nih ada surat." Ali mengeluarkan sebuah kertas dari saku-nya.
"Lo bener-bener ya.." Vio bangkit dari duduk-nya lalu mencekeram erat kerah baju Ali, pasal-nya ia jengkel pada Ali yang terus saja memberi harapan pada dua sahabatnya.
Ali menggeleng lalu melepaskan tangan Vio dari kerah baju-nya,"Lo jangan salah prasangka, itu dari Iqbaal. Bukan dari gue," tanpa sadar--Prilly menghembuskan nafasnya lega. Vio melotot tak percaya, buru-buru ia menghilangkan pikiran nya.
"Awas aja lo sampe ngasih harapan ke sahabat gue lagi, gue tonjok sampe mampus." Ancam Vio lalu gadis itu duduk lagi di kursi-nya.
Fila menerima surat itu.
"Yaudah kalo gitu, gue balik ke kelas dulu yep! Kalian semua jangan banyak-banyak gosip nama gue! Kena adzab entar, kecuali Violyn ya!" Ali tertawa keras saat dirinya di soraki Popi,Vio dan Fila sebal.
Saat Ali sudah keluar kelas mereka. Vio buru-buru menyuruh Fila membuka surat-nya,"Eh buka dong Pil, jaman sekarang kok make surat." Cibir Vio di akhir kalimat.
Prilly terkekeh,"Suka suka Iqbaal dong. Ngapa lo yang sewot begini? Apa jangan jangan.. tebakan gue dulu bener ya? Soal lo suka sama Iq--
"ENGGAK! EWWW!" Tolak Vio berteriak."Gue gak suka sama Iqbaal, catet itu. Udah buka buruan,"
Fila ingin membuka-nya tapi Popi menahan pergerakan tangan Fila,"Tunggu. Baca basmallah dulu, Kata Mama--sebelum melakukan sesuatu kita harus baca basmallah."
Fila mengangguk pelan,"Bismillahirrahmanirrahim." Gumam-nya pelan.
Kayak mau buka bom aja.
Saat surat sudah benar benar terbuka, terlihat tulisan yang begitu rapi disana. Gak banyak, cuma beberapa deret dan pendek saja.
Fila ntar malem jalan-jalan yuk?
Tempat-nya lo bisa pilih sendiri hehe:)-IqbaalGanteng
Prilly langsung menoel pipi Fila,"Acieehh di ajakin nge-date sama Iqbaal.. yuhuuuu ada yang mau taken lagi nih," ledek Prilly.
Fila berdecak,"Apaansih? Gak ya!" Tolak-nya. Sementara ekspresi Vio jadi kesal sendiri, gak tau kenapa ia kesal saja.
Popi cekikikan,"Kayak-nya Iqbaal suka sama Pila deh, kann.. pas yang gue anterin dia belanja sekalian gue di traktir, Iqbaal nanya-nanya terus tentang lo."
Mata Prilly berbinar genit,"Seriusan? Aciee Pila cieee.." ledek-nya dengan tawa yang cukup besar.
Fila cemberut,"Ish kalian mah suka banget gangguin gue. Tau begini, gak gue buka ni surat--baca aja dirumah," tawa Popi dan Prilly semakin meledak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My-Ex (COMPLETED)
أدب الهواةUdah mantan kok masih sayang? Udah mantan kok masih sering stalk? Udah mantan kok masih kangen? Kan udah mantan..