Ali berjalan santai menghampiri Nichol. Cowok itu sedang asik memanggang barbeque-nya. Sore ini, mereka semua tengah berkumpul di teras rumah Ali, sejuk dan lebar jadi tempat ini jadi tempat ini pilihan nya."Udah jadi belom sih? Lama banget perasaan?!"
Nichol menabok wajah Ali dengan kipas yang ia pakai untuk mengipasi barbeque tadi,"Heh lo jangan cuma bacot disitu,bantuin gue! Asik pacaran sama Prilly dari tadi." Kesal Nichol sampe ke ubun ubun.
"Yakan gue ulang tahun, yang kagak ulang tahun ya jadi budak."
Nichol melotot tak terima, cowok itu berkacak pinggang,"Heh. Masih untung gue pinjemin calon istri gue ke elo, besok besok gak bakal gue ijinin lo nyentuh Prilly." Sewot Nichol nge-gas.
Ali tertawa remeh,"Helooo mas Nichol kakak kelas tercintah.. Kalo ngayal, jangan tinggi-tinggi amat, ntar jatoh atit." Ali meledek Nichol.
"HOY LO BERDUA JANGAN PADA NGERUMPI DISITU YAH! POPI UDAH LAPER!"
Teriakan itu membuat kedua-nya kesal setengah mati,"Makanya lo bantuin sini," Teriak Ali. Popi pun berjalan mendekati dua manusia yang tengah memanggang barbeque.
"Gimana? Kalian capek?"
"Pake nanya lagi." Kesal Nichol dengan mengipas ngipas barbeque itu kasar.
Popi cekikikan,"Popi cuma mau ngeledek, gak mau bantuin. Kan Popi lagi bikin jus sama Pila disana," Gadis itu meringis lebar.
Prilly datang dengan membawa sebuah piring kosong,"Ya ampun.. pada gosip lagi, ini tuh udah mau gosong!" Prilly berteriak lalu mengangkat barbeque-nya. Gadis itu buru-buru menaruh barbeque itu di atas piring, untung belum gosong.
"Gara gara lo nih," Popi menatap Ali jengkel,"Kalo Nichol mah enggak Popi marahin.." gadis itu kembali cengegesan.
Nichol menatap Popi sambil geleng-geleng kepala. Tangan-nya bergerak mengambil daging yang akan di panggang lagi,"Li lo mendingan nyiapin pencuci mulut deh, daripada disini gangguin Nichol mulu." Omel Prilly.
Nichol menjulurkan lidahnya meledek pada Ali, mulutnya seakan mengatakan sukurin lo monyedd pada Ali. Ia cekikikan tanpa suara menertawai Ali yang kian kesal.
"Pencuci mulut apaan? Odol dan sikat gigi?" Tanya Ali kesal.
Prilly ikut kesal mendengar-nya,"Ya buah lah, oncom!" Sahut Prilly judes. Gadis itu kemudian membantu Nichol mengipasi barbeque nya.
Nichol mesam-mesem sendiri karena jaraknya dengan Prilly sangat dekat sekarang,"Prill ini di kasih bumbu apa aja?" Kepala Nichol di sejajarkan dengan Prilly--kembali lagi Nichol mesam mesem gak jelas.
"Modus tuh Prill," Popi menegur. Sementara Nichol memberi kode pada Popi agar gadis itu diam saja.
Ali yang sudah pergi itu tak melihat kejadian ini, jika saja ia melihat--Pasti kepala Nichol yang di panggang sekarang."Heh?" Prilly menatap Nichol bingung.
Nichol cengegesan,"Lo cantik deh." Komentar cowok itu. Prilly tersenyum menanggapinya.
"Makasih, gak ada duit receh."
Popi langsung bersorak,"Huuu kasian lo Nich. Kasih tak sampai," ledek-nya dengan mengibas ngibaskan rambutnya sok cantik.
°°°°
"Lyn suapin gue," Ali merengek rengek menatap keatas. Prilly berdecak lalu menyuapi Ali, cowok berdarah arab itu tengah berbaring di paha Prilly sambil menikmati suapan dari Prilly.
"Lagi?" Prilly bertanya dan Ali mengangguk. Mereka berdua sudah bisa di katakan sepasang kekasih sekarang, Walaupun bukan seperti itu.
Fila hanya diam, dari tadi melihat kejadian itu membuatnya sakit."Eh, gue ke dalem dulu ya? Mau ngambil hp." Bohong-nya lalu buru-buru bangkit.
KAMU SEDANG MEMBACA
My-Ex (COMPLETED)
Fiksi PenggemarUdah mantan kok masih sayang? Udah mantan kok masih sering stalk? Udah mantan kok masih kangen? Kan udah mantan..