Masih ingat Kacang Mente? Grup yang dibuat lewat aplikasi WhatsApp oleh manusia kurang kerjaan--Popi. Kini, setelah berpisah enam tahun lamanya, Mereka semua kembali di pertemukan dalam sebuah cafe. Sudah di sewa Nichol hanya untuk mereka.
"Jadi apa yang perlu di omongin?" Ali mulai berbicara. Keadaan di selimuti kecanggungan masing-masing. Apalagi Fila yang dari tadi hanya diam saja.
Prilly menghela nafasnya,"Kalo gak ada.. gue balik deh. Masih ada talk show satu setengah jam lagi." Prilly berbicara dengan nada dingin nya.
Popi menatap Prilly tak suka,"Lo kok kayak gak suka banget kita semua ngumpul begini? Sok sibuk lagi. Prill, uang bisa di cari tapi sahabat yang baik itu enggak!"
Devon balik menatap Popi,"Eh lo ngomong biasa aja dong. Gak usah pake urat!" Balas Devon galak.
"APALO?!" Popi bangkit dari duduknya. Hilang sudah akting nya sebagai cewek kalem di depan Devon.
"Kok malah ribut?" Vio mulai protes. Dia juga tidak bisa berlama-lama begini kalau tidak ada satupun topik yang di bahas, pasien di rs ngantri.
Popi mulai berdehem,"Fila. Gue harap lo yang mulai ngomong sekarang!" Titah gadis itu dingin.
Fila tergagap."Kok gue?"
"Lo harus jelasin tentang kejadian dulu!"
Prilly mulai tak suka,"Apaan nih? Kok bahas yang dulu-dulu? Gue gak suka ya!" Sentak gadis itu kasar. Devon menepuk-nepuk punggung Prilly pelan.
Ali memutar bola matanya,"Buat apaan sih? Percuma. Di jelasin pun dia gak bakal percaya, gak bakal ngerubah semua nya juga Pop."
"Lo belum nyoba Li,"
Ali menghela nafasnya. Berusaha berdamai pada ego."Oke," putusnya kemudian."Ini terserah kalian semua, terutama lo Lyn mau percaya apa enggak." Ali mulai menjelaskan.
"Gue gak bermaksud ngungkit hubungan gue sama lo di masa lalu, tapi ada satu hal yang harus lo tau. Gue sama Fila memang ada hubungan waktu itu, tapi gak pacaran. Papa Fila sama Papa gue ada bisnis, kekurangan bintang iklan di produk mereka. Akhirnya, kita yang jadi pengganti model. Dan kita meranin film pendek supaya produk itu lebih menarik, emang film nya tentang cowok yang punya dua cewek, tapi Lyn.. itu semua cuma akting."
Devon menggeleng keras,"Trus lo ngapain pake acara bohong segala?"
"Gue gak bohong. Violyn yang gak mau dengerin penjelasan gue, Pas di taman itu gue mau jelasin semuanya. Tapi terlambat, Dia udah terlanjur kecewa."
"Gue kecewa bukan tanpa sebab Li," Prilly mulai bersuara. Kaget, tapi mau gimana lagi.
Ali tersenyum."Dalam suatu hubungan itu yang di perluin kepercayaan. Seharusnya lo percaya kalo hati gue cuma buat elo," jelas Ali.
"Li---
"Gue udah nyoba buat jelasin itu ke elo, tapi selalu gagal. Lo anggep gue gak ada padahal gue selalu ada, Bahkan lo gak nyoba buat dengerin penjelasan gue!" Ali mulai emosi bila mengingat kejadian yang lalu.
Devon terhenyak,"Kalo elo jujur dari dulu, gak mungkin kejadiannya begini."
"Semua foto yang Popi temuin, kamera kamera yang berserakan, skrip yang gue baca sama Fila-- itu semua buat keperluan bisnis. Gak lebih."
Nichol mulai bersuara,"Lo ngomong gini, seakan akan lo gak salah sama sekali Li,"
"Gue salah. Gue akuin itu, tapi bukan sepenuhnya salah gue. Prilly juga salah karena langsung salah paham dan nyimpulin semua sendiri. Bahkan dia gak ada niat sedikit pun buat dengerin penjelasan gue." Ali kembali menguapkan emosi nya.
"Gue kecewa! Lo gak ngerti gimana perasaan lo pas lo tau sahabat sama orang yang lo cinta mainin elo!" Prilly kembali berargumen.
Ali mengangguk pelan,"Ya. Gue jelasin ini semua gak ada maksud apa-apa Dev, gue gak mau ngerusak hubungan kalian. Gue seneng Violyn bisa dapet kebahagiaan yang lebih. Kebahagiaan yang gak dia dapetin dari gue." Ali kembali tersenyum tegar.
"Waktu gue ketemu Popi di Amerika. Dia hampir bunuh gue, kalo gak di jelasin Mama tentang kejadian sebenarnya mungkin gue udah mati di cekik." Ali terkekeh pelan bila mengingat.
Prilly beralih menatap Popi,"Kenapa lo gak coba jelasin ke gue tentang hal ini Pop?" Air mata Prilly sudah di pelupuk.
"Gue yang suruh Popi diem aja. Percuma juga kalo jelasin ke elo, kalo gue kirimin surat kan surat nya lo buang atau bakar. Jadi, buat apa ngejelasin ini?" Suasana nampak semakin panas saja.
Devon menyahut,"Lalu apa lo masih ada rasa sama Prilly sampe sekarang?" Tanya-nya. Ia takut kehilangan Prilly.
Ali mengangguk pelan,"Gue bahkan gak bisa lupain Prilly sejak terakhir natap wajah dia di cafe beberapa tahun lalu. Tapi, gue janji gak balal ganggu hubungan kalian. Bahagiain Violyn Dev, gue sayang banget sama dia."
Devon memeluk Prilly yakin,"Pasti."
"Bukan-nya lo udah nikah sama Popi?" Ali terkekeh mendengar pertanyaan Prilly.
"Gue yang nyuruh Popi pura-pura ngomong ke kalian, kalo gue sama dia udah nikah. Kita temenan dari dulu, mana mungkin nikah. Lagian, gue masih nyari tambatan hati yang baru," Ali menjelaskan tenang.
Dengan mata yang sembab sembari senyuman, Prilly mengulurkan tangannya,"Gue yakin lo pasti bisa dapetin cewek yang lebih dari gue. Makasih untuk semuanya Li, Kita emang gak di takdirin bersama-- mungkin cuma sebatas mantan terindah. Tapi, kita di takdirin Tuhan buat tetap jadi sahabat,"
Ali membalas uluran tangan Prilly,"Lyn.. bahagia terus ya. Mungkin emang yang tertulis di laulul mahfuz ifu nama lo sama Devon, bukan sama gue." Prilly mengaminkan dalam hati.
Ia sadar, walaupun ia sudah mengetahui tentang semuanya. Tidak mungkin ia bisa merubah keadaan, Lagipula ia mencintai Devon untuk selamanya. Mungkin memang hubungan nya dengan Ali hanya bisa sampai batas persahabatan saja.
%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%%
Dear Prilly Violyn..
Terimakasih sudah pernah mengisi hari hari terindah ku. Masa masa putih abu-abu. Maaf dan terimakasih untuk semuanya yang telah kamu berikan padaku. Aku tidak menyesal pernah mengenalmu, kamu adalah cerita unik dalam bagian hidupku.
Mungkin memang kita tidak di takdirkan bersama. Tapi, aku tetap bahagia. Selamat menjalani kehidupan barumu, yang pastinya tanpa diriku.
Dariku, your-Ex.
//////////////////////////////////////////////////////////
Ah udah ending aja. Yey! Makasih yang udah dukung. Aku habis ini udh gak nulis lagi, jangan kangen ya. Bye!
Masih ada extra part.
KAMU SEDANG MEMBACA
My-Ex (COMPLETED)
FanfictionUdah mantan kok masih sayang? Udah mantan kok masih sering stalk? Udah mantan kok masih kangen? Kan udah mantan..