Prilly mulai duduk di samping Ali dengan pandangan yang fokus pada orang yang tengah memegang gitar di atas panggung. Mereka sepulang sekolah pergi ke cafe untuk menghibur diri sebentar, Tak disangka sangka.. Devon ingin menyumbangkan lagu siang ini. Alunan musik mulai berputar, Prilly masih fokus menatap Devon.
Dulu saat ku siap mati untukmu
Kamu tak pernah menganggap aku hidup
Dulu saat semua ingin ku pertaruhkan
Kamu tak pernah percaya cinta sejatiku..
Aku cuma punya hati
Tapi kamu mungkin tak pakai hati..
Devon membuka matanya. Menatap seluruh pengungjung cafe yang kebanyakan anak sekolah. Matanya terhenti saat menatap mata hazel Prilly. Prilly balas menatapnya dalam, Devon sakit.
Kamu berbohong aku pun percaya
Kamu lukai ku tak peduli
Coba kau pikir dimana ada cinta seperti ini
Kau tinggalkan aku ku tetap disini
Kau dengan yang lain ku tetap setia
Tak usah tanya kenapa
Aku cuma punya hati..
Tepuk tangan mengiringi musik saat selesai. Devon berterima kasih dan turun dari panggung. Ia kembali ke meja-nya,"Bagus juga suara lo." Puji Ali.
Devon terkekeh,"Kemana aja lo?"
Ali memutar bola matanya,"Tau begini gak gue puji." Devon terkekeh pelan.
Popi tersenyum lebar,"Ahhh Popi juga mau nyanyi di depan dong Dev.. bilangin sama yang punya cafe!" Girang gadis itu.
"Gak boleh. Suara lo jelek!"
Popi cemberut seketika,"Ish. Devon kalo ngomong suka bener.." gerutu Popi sebal."Prill.. gak mau nyumbang lagu?" Tawar Popi.
Prilly menatap Ali meminta jawaban. Ali mengangguk kecil,"Boleh deh." Jawab-nya. Prilly pun diantar Devon untuk ijin ke ruang musical agar menyetel musik yang Prilly mau. Setelah itu Devon kembali duduk di tempat dan Prilly pun naik ke atas panggung.
Tak mungkin menyalahkan waktu
Tak mungkin menyalahkan keadaan
Kau datang disaatku membutuhkan mu
Dari masalah hidupku bersamanya..
Semakin ku menyayangimu
Semakin ku harus melepas mu dari hidupku
Tak ingin lukai hatimu
Lebih dari ini
Kita tak mungkin trus bersama..
Prilly tersenyum saat banyak yang bertepuk tangan untuk-nya. Ali mengacungkan jempol-nya senang, Prilly membalas senyuman Ali. Gadis itu turun dari panggung dan duduk di meja-nya."Kyaaa Prill! Suara lo bagus banget.. Popi sampai baper denger-nya!" Pekik Popi heboh.
Devon memutar bola matanya,"Biasa aja kale ngomong-nya." Popi tak menghiraukan ucapan Devon. Ia terus saja memuji Prilly.
"Prilly gituloh!"
Ali terkekeh,"Gue maju juga ah." Cowok itu mulai bangkit dan merapikan baju seragam-nya.
Devon berdecak,"Kutil biawak. Kita kayak yang mau mamerin bakat aja. Dari meja yang sama mulu maju-nya," gerutu cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My-Ex (COMPLETED)
FanfictionUdah mantan kok masih sayang? Udah mantan kok masih sering stalk? Udah mantan kok masih kangen? Kan udah mantan..