Nichol menatap Devon datar,"Hari ini Popi gak bisa bareng elu, mendingan lo ke sekolah duluan." Usir-nya terang-terangan.
Devon melotot,"Gak mau."
Popi keluar dari rumahnya bersama sang Mama,"Eh Devon.." Popi meringis kecil saat melihat Devon sudah berada di rumahnya sepagi ini.
"Pagi Dev." Sapa Tante Iren.
Devon tersenyum,"Pagi Tan." Sahut Devon pula. Cowok itu mencium punggung tangan Tante Iren sopan,"Devon mau berangkat ke sekolah sama Popi ini. Boleh?"
Tante Iren menatap Nichol tak enak,"Duh. Gimana ya nak Devon.. Popi mau berangkat bareng Nich---
"Ma, Popi bareng Devon aja ya? Pulang sekolah baru bareng Nichol, plis." Tangan Popi terkepal memohon pada sang Mama.
Irene menatap Nichol,"Tapi kan kasian Nich--
"Gakpapa saya kok Tan, kalo gitu saya permisi dulu. Duluan Tan, Pop, Dev!" Nichol kemudian pergi menggunakan mobil-nya.
Devon menghela nafasnya,"Yuk berangkat." Popi mengangguk riang. Irene pun tersenyum melihat anaknya bahagia seperti ini.
"Hati-hati ya Dev, jagain anak Tante."
Devon mengacungkan jempol nya,"Siap Tan." Devon tersenyum tipis. Popi mulai menaiki motor Devon di gonceng cowk itu.
"Kok belum jalan sih Dev?" Tanya Popi aneh. Padahal motor Devon sudah di nyalakan dari tadi, tinggal di gas aja.
Devon berdecak,"Lo belum pegangan."
"Udah kok,"
"Kok gak kerasa?"
Popi berdecak,"Kan Popi pegang tas Popi." Jelas gadis itu singkat."Sekarang buruan jalan,"
"Gak bakal jalan kalo lo nggak pegangan di pinggang gue." Devon berkata datar.
Popi terkejut, sebenarnya maksud Devon ini menyuruh Popi memeluk cowok itu atau gimana. Ah, tapi Popi senang."Dengan senang hati," Popi cekikikan lalu memeluk Devon.
"Heh, gue suruh pegangan.. bukan nyari kesempatan, monyet!"
Popi tak peduli akan hal itu,"Biarin aja sih. Yang penting Popi gak jatuh," Diam diam Devon tersenyum tipis lalu mulai menjalankan motornya. Popi menyenderkan kepalanya di punggung Devon dengan amat nyaman.
°°°°°
Ali maju selangkah mendekati Prilly,"Lyn gue gak nyangka deh. Ini muka lo kenapa gini--?" Ali histeris sendiri. Tangannya menyentuh nyentuh wajah Prilly.
Prilly meraba wajahnya sendiri,"Emang kenapa sih?" Buru-buru gadis itu mengambil ponselnya dan berkaca,"Gak kenapa napa deh Li.." gumam-nya aneh.
Ali menatap wajah Prilly lekat,"Ini-loh Lyn.. muka lo kenapa bisa cantik banget begini?"
Plak.
Prilly membuang wajahnya malu setelah menabok Ali. Sementara Ali malah cekikikan menertawai Prilly yang sedang salting."Lo gombal lagi, gue ceburin danau toba." Ketus Prilly tak menatap Ali.
"Amasa? Emang siap kehilangan gue untuk kedua kalinya Lyn? Hmm?"
"Bodo tauk!"
Ali terkekeh lalu merangkul Prilly,"Gue tau kok, lo tuh sayang banget sama gue." Ujar Ali dengan PD-nya.
Prilly mendelik menatap wajah tengil Ali,"Siapa bilang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My-Ex (COMPLETED)
FanficUdah mantan kok masih sayang? Udah mantan kok masih sering stalk? Udah mantan kok masih kangen? Kan udah mantan..