[MARAH]

6.1K 557 21
                                    

"Dev lo masih marah ya?"

Devon diam tak menjawab.

Popi menelan jus mangga yang ia beli,"Emang lo bikin salah apa sama Devon Prill? Kok dia bisa marah? Hayoloh anak orang marah." Popi nyerocos gak jelas.

Prilly berdecak,"Lo bisa diem gak sih Pop? Lagian ya. Ini tuh jam pelajaran lo kok malah minum sih?" Protes Prilly.

Popi menggendikan bahu-nya tak peduli,"Kan gak ada ticer. Jadi no problem dong?" Balas Popi.

Devon memutar bola matanya,"Bisa diem?" Tanya-nya dengan mata merah-nya. Ia sedang marah.

Prilly mengerucutkan bibirnya,"Ish maafin gue Devon yang amat amat ganteng---"

"Jangan mau di puji Dev, ntar di jatohin loh. Mau emang?" Popi nyeletuk menyela ucapan Prilly.

Prilly makin kesal saja dengan sikap Popi yang usil itu. Devon tersenyum kearah Popi kemudian mencubit pipi Popi gemas,"Ishhh kesel gue!" Pekik Devon.

"SAKIT, PEA!" Popi memekik saat pipi-nya terasa nyeri. Prilly hanya mampu cemberut karena merasa di kacangi oleh kedua temannya itu. Vio yang dibelakang mereka nampak tidak terganggu sama sekali karena gadis itu tengah membaca buku sambil mendengarkan lagu.

Ah iya Prilly lupa menonton video dari Devon yang cowok itu beri lewat flashdisk kemarin. Pasalnya sampai rumah ia harus di marahi Papa dan langsung disuruh tidur. Jadi, Prilly belum sempat menonton video itu.

"Eh Pop sini deh," Vio memanggil Popi. Buru-buru Popi menuju ke meja Vio dengan rasa penasaran yang tinggi."Ini film rekomended banget deh, liat!" Vio berseru. Popi memekik heboh, sedangkan Prilly masih fokus pada Devon.

"Dev.. Maafin gue ya?"

Devon berdecak."Gue gak marah, cuma kecewa aja." Katanya kalem lalu meluruskan pandangan nya ke depan.

"Iya gue tau. Makanya gue minta maaf sama lo, Semalem gue bener-bener lupa." Prilly menyesal.

"Gakpapa. Emang gini kok resikonya saat gue terlalu berharap ke orang tapi orang itu malah berharap ke orang lain." Devon kemudian menyenderkan kepalanya di bahu Prilly.

"Eh eh?" Prilly terkaget. Merasa tidak enak karena seisi kelas memandangi nya. Devon yang di kenal cowok jarang ngomong--cuek dan dingin pula, Tapi sama Prilly sekarang? Waw.

"Biarin kek gini dulu,Gue masih ngantuk." Devon bergumam kemudian memejamkan matanya erat erat. Prilly merasa bimbang sekarang. Kenapa tadi malam harus terjadi?

°°°°°

"Li gabung sama mereka yuk? Udah lama gak gabung sama mereka, kangen." Fila merengek dengan menggerak gerakan tangan Ali.

Ali menggeleng,"Lo aja deh. Gue juga lagi pengen sendiri," Ali berkata pelan. Matanya masih membayangkan kejadian tadi malam. Semalam, ia pulang kerumah dan mendapati sang Papa tengah berkemas. Pertanyaan Ali akan ikut Frando atau Rania di ucapkan Frando lagi. Hal itu membuat kepala Ali pusing, Papa nya egois.

Fila cemberut."Masak gue sendiri? Malu lah." Fila kesal sendiri jadinya.

Ali mendesah,"Kalo gitu tinggalin gue Fila, gue lagi pengen sendiri." Fila mengangguk. Walau di hati nya kecewa atas pengusiran halus dari Ali.

"Tapi.. Lo gak papa kan Li?" Fila masih bertanya pelan pada Ali.

Ali menggeleng,"Panggilin Violyn ya? Gue butuh dia sekarang." Ali berucap pelan.

My-Ex (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang