Jangan dekat atau jangan datang kepadaku lagi
Aku semakin tersiksa karena tak memiliki mu
Ku coba jalani hari dengan pengganti dirimu
Tapi hatiku selalu berpihak lagi padamu
Mengapa semua ini
Terjadi kepadaku?
Tuhan maafkan diri ini
Yang tak pernah bisa menjauh dari angan tentang nya
Namun apalah daya ini..
Bila ternyata sesungguhnya aku terlalu cinta dia
"Prill.. ada talkshow hari ini, kok belum siap-siap?" Dari belakang Devon berjalan mendekat. Cowok itu sudah rapi dengan koper-nya."Ntar telat, di marahin loh."
"Biarin."
Devon lantas duduk di samping Prilly,"Aku ke bali gak lama sayang.. Seminggu doang. Kamu jangan ngambek gini dong," Devon berusaha membujuk gadis nya itu.
Prilly mencebik,"Kamu tuh sering banget ninggalin aku. Yaudah lah, pergi sana." Prilly bangkit dari duduknya dang mengambil handuk yang berada di tempat nya."Aku mau siap-siap, kamu tunggu di luar." Devon menghela nafasnya sabar.
Seusai mandi dan berdandan, Prilly turun ke bawah. Masih ada Devon disana,"Kamu belom berangkat?" Prilly bertanya dengan nada cuek.
Devon menoleh,"Eh.. udah selesai?" Tanya cowok itu lembut sembari tersenyum.
"Yaiyalah. Pesawat kamu terbang jam berapa? Ketinggalan baru tau rasa." Ketus gadis itu lalu memanggil sang Papa,"Papa.. Prilly pake mobil buat ke talk show ya."
Herlan datang menghampiri putrinya yang sudah rapi,"Kamu gak nganter Devon dulu?"
"Gak usah Pa, malahan Devon yang mau nganterin Prilly." Cowok itu menjawab ucapan calon mertua-nya.
Herlan menggeleng,"Kan kamu udah mau berangkat juga. Gak usah lah, biar Prilly pake mobil sendiri. Atau engga Papa yang anter.." Herlan menjelaskan.
"Aku make mobil sendiri aja." Prilly bersuara lagi."Kamu berangkat gih, ntar telat." Prilly mengangkat tas mini nya hendak mencium punggung tangan sang Papa.
"Aku anter Prill." Devon menjawab."Gak papa Pa, masih sejam lagi kok. Biar aku yang anter Prilly, trus entar baru ke Bandara."
"Beneran gakpapa nih?" Herlan merasa tidak enak pada Devon. Cowok ini benar-benar mengutamakan putri nya.
Devon mengangguk santai,"Beneran. Yaudah kalo gitu, kita berangkat dulu ya Pa, Assalamualaikum." Devon mencium punggung tangan Herlan kemudian Prilly mengikutinya.
Di jalan, Prilly terus membuang wajahnya ke luar jendela. Masih kesal kenapa belakangan ini Devon sering keluar kota,"Jangan ngambek dong. Cantik nya ilang," Devon menyindir.
"Biarin."
"Aku kerja, supaya bisa punya uang banyak dan bahagiain kamu nanti nya. Sama anak kita kelak, kamu jaga diri baik baik selama aku di Bali."
"Dev.. tapi kan kamu akhir-akhir ini sering ke luar kota, masa aku di tinggal terus? Mana udah jarang quality time lagi. Ish," Prilly kembali kesal.
Devon menghela nafasnya,"Ini kita udah sampe. Aku jalan dulu ya, Kamu hati-hati." Devon tersenyum.
Prilly menatap manik Devon,"Seharus nya aku yang bilang hati-hati sama kamu. Hati-hati Dev, cepet pulang. Kalo udah sampe, langsung kabarin ya." Prilly tersenyum. Mencoba untuk tidak egois kali ini,"Aku pulang nya sama Dea, atau enggak.. naik taksi."
KAMU SEDANG MEMBACA
My-Ex (COMPLETED)
FanficUdah mantan kok masih sayang? Udah mantan kok masih sering stalk? Udah mantan kok masih kangen? Kan udah mantan..