[MANTAN KAMPRET]

5.7K 608 27
                                    

"Aish cie Devon udah pulang!" Popi menggoda cowok itu dengan senyuman lebar milik-nya. Devon tersenyum tipis menanggapi godaan Popi itu.

Prilly menatap Popi,"Jangan gangguin mamas Devon dulu Pop, masih lelah dia." Katanya dengan tampang sok ngatur.

Popi cemberut,"Dasar posesif!"

"Yeuu biarin."

Devon terkekeh,"Kalian brisik." Prilly dan Popi dengan sigap menuntun jalan Devon sampai ke dalam rumah cowok tersebut. Papa Devon mengekori dari belakang. Sedangkan Nichol dan Iqbaal membawa tas berisi baju baju Devon di paling belakang.

Mereka duduk di ruang tamu."Mau minum apa? Biar Om suruh bibi minah buatin.." tawar Papa Devon humble.

Prilly menggeleng,"Gak usah repot rep--

"Jus jambu biji ada gak Om?" Popi buru-buru memotong ucapan Prilly. Prilly melotot sebal atas tingkah Popi dan langsung menjitak kepala sahabatnya itu.

"Lo gak tahu malu banget sih?!" Bisik Prilly sebal namun masih di dengar Devon walau tidak di dengar Papa Devon.

Popi cemberut,"Apasih Prill? Gue hauss.. perlu minum." Jawab-nya enteng. Prilly semakin kesal dengan jawaban Popi.

Papa Devon mengangguk,"Nichol sama Iqbaal mau minum apa?"

"Air putih aja Om," jawab keduanya serempak. Mereka kemudian saling berpandangan jijik satu sama lain. Popi tertawa melihat kejadian itu.

Papa Devon mengangguk,"Sebentar ya Om suruh Bibi buatin." Katanya lantas berlalu dari ruang tamu.

Devon tersenyum tipis,"Yakin gak gaus Prill?"

"Enggak."

"Anggap aja rumah sendiri,"

Prilly mengangguk,"Iya tau kok. Besok kan ini bakal jadi rumah gue juga hahaha.." canda gadis itu yang mengundang tawa dari semua teman-nya.

"Si Prilly ngarep!" Popi meledek.

"Wuuu sa ae lo kadal jakarta!"

"Kode tuh Dev!"

Ledekan demi ledekan terdengar tapi Prilly tak peduli. Ia malah nampak santai dengan gaya tengil-nya.

"SAMLEKOM!"

Semuanya menatap kearah pintu, kecuali Devon."Eh Vio ya itu?" Tanya Devon yang hafal suara Vio.

"Ngapa lo keringetan gitu Vi?" Tanya Iqbaal menatap bingung Vio.

Vio mendengus,"Gue di kejar anjing tetangga tadi," curhat-nya yang membuat suara tawa meledak dari mulut Iqbaal. Vio semakin sebal saja,"Untung gesit!" Lanjut-nya.

"Tulang doang sih lo," ledek Iqbaal lagi. Vio semakin naik darah, ini dia yang ia sebali dari Iqbaal--cowok itu suka menjahili dirinya--mengolok, mengerjai pokoknya yang bikin Vio kesel lah.

Prilly memajukan bibirnya walau ia pengen ketawa,"Utututu.. sini sini Vio, peluk dulu?" Tawa-nya pecah. Vio merasa dirinya tak ada yang membela sekarang.

"Duduk dulu Vi, mau minum?" Devon bertanya. Vio bersyukur masih ada yang perhatian sekarang.

Vio duduk di samping Popi,"Boleh. Air putih aja deh." Prilly mengangguk lalu bangkit dari duduknya.

"Bentar gue ambilin," kata Prilly lalu menuju dapur rumah Devon. Langkahnya melewati kamar Devon. Ia belum mengambil kado dari cowok tersebut. Ia pun memutuskan untuk mengambilnya sekarang. Matanya mengerjap saat membuka melihat kamar Devon. Foto Prilly ada dimana mana, di dinding--di meja. Penuh, Prilly terharu melihat nya.

My-Ex (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang