Part 16 | Cinta Tak Bersyarat

2.4K 162 79
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

"Allah berhak atas segalanya, termasuk menggerakan hati setiap hamba-Nya."

♡♡♡

Perjalanan menggunakan kereta api dari Jakarta ke Bandung memakan waktu sekitar tiga jam dengan rute perjalanan Gambir-Bandung. Sepanjang perjalanan para penumpang disuguhi pemandangan yang sangat indah dan membuat perasaan aman dan damai. Hamparan permukiman warga serta pegunungan menjadi hal yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Ratih dan Shakira sangat menikmati perjalanan mereka, berbanding terbalik dengan Siska yang mengalami mabuk perjalanan.

Ini adalah kali pertama bagi Siska menaiki kereta api dan itu membuat dia tidak nyaman dengan bau yang ditimbulkan dari bahan bakar kereta tersebut. Perutnya seperti dikocok habis-habisan, bahkan semua makanan yang sudah masuk ke dalam lambungnya pun dia keluarkan. Tangannya tak henti memijit pelipisnya yang terasa pusing serta perutnya yang terus saja bergejolak hebat meminta untuk dikeluarkan lagi dan lagi. Sedangkan Ratih yang melihat Putrinya seperti itu hanya bisa membantu memijat tengkuk Siska dan memberikan minuman yang dibawanya.

Akhirnya kereta yang mereka tumpangi berhenti di stasiun Bandung, lalu setelahnya mereka harus melanjutkan perjalanan dari Bandung ke Lembang dengan menggunakan angkutan kota atau angkot.

Lembang merupakan suatu daerah yang ada di bagian utara kota Bandung yang berbatasan dengan Subang. Lembang juga merupakan sebuah kecamatan, yaitu kecamatan Lembang yang ada di Kabupaten Bandung Barat.

Sesampainya di kediaman orang tua Ratih. Ketiganya disambut suka cita oleh sanak saudara dan dipersilakan untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah karena perjalanan.

Ratih melihat sendu dan sedih pada kondisi Ibunya yang tengah duduk di kursi roda akibat terjatuh di kamar mandi. Ratih akui dia memang jarang bahkan sudah seperti melupakan keberadaan kedua orang tuanya. Dia hanya bertukar kabar melalui ponsel pintar dan pulang kampung hanya pada saat lebaran tiba. Itu pun tidak rutin dia lakukan. Hatinya tersentil dengan perasaan bersalah yang sudah menggunung tinggi. Dia mengutarakan permintaan maafnya dengan kesungguhan hati pada kedua orang tuanya.

♡♡♡

Lain di kota lain di desa. Jika biasanya Siska sangat sulit untuk dibangunkan di pagi hari. Kini gadis berparas cantik dengan lesung pipit itu bangun lebih pagi dan tanpa melibatkan khutbah dari sang Ibu dan Adiknya bahkan sebelum adzan subuh berkumandang. Itu merupakan sebuah kemajuan.

"Tumben pagi-pagi gak bikin drama," sindir Shakira yang baru saja selesai mandi.

"Drama apaan sih gak jelas banget," dengus Siska.

"Ya, kan biasanya kudu denger kultum pagi dan siraman rohani dulu baru tuh mata bisa melek sempurna," sembur Shakira.

"Hidup Teteh mah serba salah. Bangun sendiri dikatain, dibangunin kena omel tujuh hari tujuh malem. Maunya apa sih?!"

"Sensi banget sih orang aku teh cuman nanya hungkul,"

Saja/aja/doang.

"Serah kamu lah," ucap Siska tak mau berdebat.

Gimana gue gak bangun pagi, orang tuh speaker mesjid berasa di samping kuping gue. Pengang nih, malah sampe sekarang juga masih berdengung-dengung!

Rumah sang Kakek memang berada tepat di belakang masjid yang speaker-nya berada di segala sisi. Belum lagi setiap tiga puluh menit sebelum adzan berkumandang sang Marbot lebih dulu melantunkan ayat suci Al-qur'an dengan speaker-nya yang memekan telinga. Dan itu sangat menganggu tidur nyenyak Siska.

Cinta Tak Bersyarat  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang