Part 10 | Cinta Tak Bersyarat

2.8K 174 64
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

"Jangan menilaiku hanya dari ucapan dan perkataan pedasku. Karena itu hanya sebuah topeng untuk menutupi jati diriku yang sesungguhnya."

-Siska-

♡♡♡

"Bu Siska pamit kerja dulu," pamitnya seraya mencium punggung tangan Ratih.

"Shakira mau bareng Teteh gak berangkat sekolahnya?" tanya Siska pada Adiknya.

"Tunggu bentar, Teh tanggung sesuap lagi," sahut Shakira dengan mulut penuh nasi goreng.

"Kebiasan, kalau lagi makan jangan sambil ngomong, Shakira!" tegur Ratih mengingatkan.

Shakira hanya nyengir kuda tanpa dosa lalu menegak habis air putih yang ada di hadapannya. "Shakira berangkat dulu yah Bu," pamit Shakira mencium punggung tangan Ibunya.

"Salamnya mana?" sindir Ratih kepada kedua Putrinya.

"Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh," salamnya lengkap, tapi kentara sekali ada nada kekesalan disana. Sedangkan Shakira hanya cekikikan geli melihat raut wajah kesal Kakaknya.

Ratih tersenyum lalu membelai pucuk kepala Siska dan Shakira bergantian. "Wa'alaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh, hati-hati di jalan," sahutnya.

Siska dan Shakira berangkat dengan menggunakan sepeda motor peninggalan Ayah mereka, dengan Siska yang bertugas sebagai pengendaranya. Perjalanan dari rumah ke sekolah tidak terlalu jauh hanya memerlukan waktu tempuh sekitar lima belas menit saja.

"Gih sana masuk, kalau ada yang ngajak ribut bilang sama Teteh biar Teteh kasih mereka pelajaran," ucap Siska mewanti-wanti Adiknya.

"Mau ngasih pelajaran apa Teh? Boleh deh asal jangan itung-itungan pusing masih pagi," ucap Shakira berlagak tak mengerti dengan maksud sang Kakak.

"Serah kamu lah, inget ini kota bukan desa. Jangan lugu-lugu amat jadi orang, dimanfaatin baru tau rasa kamu," tutur Siska.

"Muhun Teh Siska," sahut Shakira.

"Iya Kak Siska."

Baru saja Shakira akan mengambil tangan Kakaknya untuk disalami. Namun, sang Kakak malah sudah pergi begitu saja tanpa salam terlebih dahulu. Shakira hanya bisa mengelus dada dan mengembuskan napas kasar melihat tingkah Kakaknya.

♡♡♡

Sesampainya Siska di tempat kerja dia langsung disambut dengan suara Shinta yang sangat menganggu gendang telinganya. "Lo kemana aja? Dari kemaren gak ada kabar? Baru juga kerja udah bolos tanpa alasan. Mau dipecat lo?" cerocosnya.

Siska menutup kupingnya yang sedikit pengang akibat suara cempreng nan keras yang Shinta miliki. "Tuh mulut atau petasan hajatan?"

Refleks Shinta langsung membekap mulutnya sendiri. "Hehe, sorry abisnya sih lo meliburkan diri sendiri tanpa kasih kabar gue. Gue, kan nyariin lo."

Siska mendengus sebal. "Emang lo siapa gue? Sampe gue harus laporan dulu ke lo!"

"Udah ahk buruan lo jelasin semuanya sama gue. Kemana aja lo selama gak kerja?" todongnya begitu penasaran.

Siska mendaratkan bokongnya di kursi. "Kepo banget sih lo jadi orang!" cibir Siska tanpa mau repot-repot menjawab ke-kepoan Shinta.

Shinta mencebikan bibirnya kesal, lalu pergi begitu saja meninggalkan Siska yang tengah duduk santai dengan senyuman kemenangannya.

Cinta Tak Bersyarat  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang