بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
"Perubahan dalam diri manusia memang sudah menjadi hukum alam yang tak dapat dihindarkan. Terlepas dari seperti apa perubahan itu, baik ke arah yang lebih baik ataupun sebaliknya."
♡♡♡
Satu tahun berselang, semuanya berjalan dengan begitu lancar. Hidup tenang, damai, dan tentram itulah yang dia rasakan. Menjalankan pekerjaannya dengan penuh keikhlasan, serta tak lupa membahagiakan sang Ibu tercinta dan Adik yang selalu berada di sampingnya. Hidupnya begitu lengkap dan sempurna meski tanpa adanya sang Ayah yang menemani.
Perempuan berusia dua puluh lima tahun dengan balutan gamis berwarna nude serta khimar-nya yang senada itu tengah menikmati angin yang berembus kencang menerpa permukaan wajahnya. Hamparan pesawahan tak luput memanjakan netranya. Tak ketinggalan kicauan burung saling bersahutan semakin menenggelamkannya dalam pesona indah tanah kelahiran.
Ya, perempuan bernama lengkap Siska Salsha Rizky Ramadhan itu memutuskan untuk kembali tinggal di desa. Meninggalkan hiruk pikuk Ibu Kota dan tentunya meninggalkan dia yang sempat mengisi relung hatinya sampai kini. Dia membangun sebuah apotek di sekitar tempat tinggalnya. Semuanya dia lakukan dengan sepenuh hati untuk memenuhi kebutuhan kedua perempuan yang sangat dia cintai. Hidup sederhana di desa membuat dia semakin merasakan arti bahagia yang sesungguhnya.
Deringan ponsel menghentikan lamunan panjang perempuan yang masih berstatus lajang itu. Sebuah pesan singkat hadir di dalam smartphone-nya. Dia memicingkan matanya saat melihat nomer yang tidak dia kenali dengan satu baris kata yang membuat dia membatu seketika.
Siapa? Itulah yang kini bergelayutan di dalam benaknya. Tak mau mengambil pusing, dia memutuskan untuk mem-block nomor yang telah lancang mengiriminya pesan.
"Teh Siska ada Teh Shandra," ucap Shakira menghampiri sang Kakak yang tengah duduk anteng di atas saung yang ada di pinggir sawah.
"Iya," sahutnya, dengan langkah hati-hati dia berjalan menuju rumah yang berada tak jauh dari tempatnya kini berada.
Shandra tidak pernah absen mengunjunginya. Meskipun harus menempuh waktu yang cukup lama tapi itu tidak menyurutkan niat Shandra untuk menyambung tali persaudaraannya bersama Siska.
"Assalamualaikum ukhti," sapa Siska langsung berhambur memeluk sahabatnya yang dua bulan lalu memutuskan untuk menutup aurat, sama seperti dirinya.
"Wa'alaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh," sahutnya tak kalah hangat menyambut pelukan penuh kerinduan itu.
"Jangan panggil saya dengan sebutan itu," protesnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tak Bersyarat
Spiritual[PINDAH KE KUBACA/ICANNOVEL] Jika cinta kepada manusia selalu menjadi topik utama, bahkan tak segan untuk diperjuangkan secara sempurna. Lantas, bagaimana dengan cinta kepada sang Maha Pencipta. Apakah seperti demikan juga? Rasa cinta pada manusia m...