بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
"Air mata memang tidak mampu menggugurkan dosaku. Tapi setidaknya itu bisa menjelaskan seberapa besar rasa penyesalan dalam diriku."
-Siska-
♡♡♡
Pengalaman pertama bagi Siska melaksanakan salat berjamaah selain dengan Ibu serta Adiknya. Keluarga Gita begitu kental dengan ajaran ilmu agama. Dia begitu menginginkan keluarga seperti yang kini ada di depan matanya, harmonis dan begitu bahagia. Akankah rumah tangganya kelak bisa seperti itu?
"Siapa yang mau tes hapalannya duluan?" suara lembut Gita membuyarkan lamunan Siska.
"Aku! Aku!" ucap kedua anak kecil itu dengan begitu antusias.
Sudah menjadi tradisi dan kebiasaan bagi Gita untuk membiasakan kedua Putrinya menghapal Al-qur'an. Dan kegiatan itu dilakukan selepas salat, walau hanya sekadar surat-surat pendek saja.
Siska tersenyum haru melihat keantusiasan kedua bocah itu. Masa kecil dia tidaklah seperti itu. Hatinya sakit jika harus mengingat masa kecilnya yang begitu jauh dari ajaran dan tuntunan agama.
Bisakah masa kecilnya diulang kembali? Dan bolehkah dia memilih untuk dilahirkan dari kedua orang tua yang paham akan ilmu agama?
"Sudah, anak-anak Bunda memang pintar. Ayo mandi dulu bentar lagi Ayah pulang," ucap Gita setelah selesai mengetes hapalan kedua Putrinya dan itu mampu menghentikan lamunan panjang Siska.
"Bik, tolong mandikan anak-anak dulu," titah Gita pada asisten rumah tangganya yang kebetulan ikut salat berjamaah.
"Baik, Nyonya," sahut wanita paruh baya itu.
"Terima kasih," ucap Gita. Dia begitu menghormati asisten rumah tangganya.
'Mbak Gita begitu baik dan sopan sama semua orang,' batin Siska.
"Mbak boleh aku tanya sesuatu?" seloroh Siska yang baru saja selesai melipat mukenah-nya.
"Boleh," sahut Gita dengan senyuman bersahabatnya.
Siska merogoh handphone yang berada di dalam tas selempangnya. "Apa ini benar?" tanyanya seraya menyodorkan ponsel canggihnya yang sudah menampilkan sebuah gambar yang tadi pagi dia lihat.
Gita mengangkat kedua sudut bibirnya, lalu segera membuka kitab Al-qur'an yang masih berada di atas pangkuannya. Membuka lembar demi lembarnya, lalu dia sodorkan kepada Siska. "Kamu akan tau jawabannya setelah membaca ini," ucapnya.
Kedua lengan Siska bergetar hebat saat dia memegang Al-qur'an dengan ukuran cukup besar serta memiliki arti dan juga dilengkapi dengan bacaan latinnya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
وَقُلْ لِّـلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ اَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوْجَهُنَّ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَـضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوْبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِيْنَ زِيْنَتَهُنَّ اِلَّا لِبُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اٰبَآئِهِنَّ اَوْ اٰبَآءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اَبْنَآئِهِنَّ اَوْ اَبْنَآءِ بُعُوْلَتِهِنَّ اَوْ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْۤ اِخْوَانِهِنَّ اَوْ بَنِيْۤ اَخَوٰتِهِنَّ اَوْ نِسَآئِهِنَّ اَوْ مَا مَلَـكَتْ اَيْمَانُهُنَّ اَوِ التّٰبِعِيْنَ غَيْرِ اُولِى الْاِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ اَوِ الطِّفْلِ الَّذِيْنَ لَمْ يَظْهَرُوْا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَآءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِاَرْجُلِهِنَّ لِيُـعْلَمَ مَا يُخْفِيْنَ مِنْ زِيْنَتِهِنَّ ۗ وَتُوْبُوْۤا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tak Bersyarat
Spiritual[PINDAH KE KUBACA/ICANNOVEL] Jika cinta kepada manusia selalu menjadi topik utama, bahkan tak segan untuk diperjuangkan secara sempurna. Lantas, bagaimana dengan cinta kepada sang Maha Pencipta. Apakah seperti demikan juga? Rasa cinta pada manusia m...