Part 18 | Cinta Tak Bersyarat

2.3K 176 54
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

"Cinta bukan tentang kebersamaan dan kebahagiaan, melainkan tentang ketulusan dan keihlaskan."

♡♡♡

Ini adalah hari pertama Siska kembali bekerja setelah selama empat hari izin. Hari baru telah menyapanya tak ketinggalan cahaya mentari yang terik mengiringi langkahnya menuju tempat bekerja.

Angkot sudah seperti kawannya sekarang. Ke mana pun dia pergi pasti angkot lah yang setia menemani. Perjalanan dalam angkot membuat dia sedikit bosan dan memutuskan untuk berselancar ria di dunia maya.

Tangannya lincah bermain di atas layar pintar itu. Sesekali tertawa geli karena melihat video lucu dan meme yang sangat marak di jejaring sosial. Hingga tak terasa dia sudah sampai di tempat tujuannya. "Kiri, Pak," ucap Siska.

"Kemana aja loe? Liburan kagak ngajak gue," seloroh Shinta begitu Siska baru saja membuka pintu.

"Liburan pala loe!" dengus Siska meletakan kasar tas salempangnya.

"Oh, iya nih ada makanan. Oleh-oleh dari kampung halaman," ujar Siska setelah meletakan makanan yang dibawanya di atas meja.

"Kampung halaman katanya. Gak salah denger gue," sindir Shandra yang sangat tahu karakter Siska yang dulu. Siska tidak pernah sudi dan mau mengakui bahwa dirinya berasal dari desa. Tapi sekarang? Sungguh sebuah kemajuan.

"Berisik loe!" ucap Siska kesal.

"Wih, tahu sumedang kayanya," ucap salah satu rekan kerja Siska.

"Bukan, Mbak itu namanya tahu susu lembang. Emang sih bentukannya hampir mirip tahu sumedang. Tapi rasanya boleh diadu lah," kata Siska.

"Lho asal Kota Kembang ternyata, Sis," ujar yang lainnya.

"Iya, lebih tepatnya daerah Lembang," katanya menambahkan.

"Tapi dari gaya kamu gak mencerminkan anak desa," kata Yasmine.

"Penampilan kadang menipu," imbuh Shinta dengan mulut penuh dengan tahu.

Semuanya mengangguk setuju dengan penuturan Shinta.

"Aku pengen banget nyobain jajanan khas Bandung, Mbak Sis," curhat salah satu asisten apoteker.

"Kalau jajanan Bandung mah di sini juga banyak yang jual kali," ucap Yasmine.

"Ya, kan aku mau yang ori, Mbak." sela asisten apoteker itu.

"Ori? Dikira baju Tanah Abang kali," ujar Yasmine.

Semuanya tergelak mendengar lelucon yang dilontarkan Yasmine.

"Sudah-sudah. Makan dan ngobrolnya dilanjut nanti, dan sekarang kembali bekerja!" perintah Hasna.

Semuanya mengangguk dan kembali bekerja sesuai tugasnya masing-masing.

"Oh, iya Mbak ini pesanan Mbak," ucap Siska menyodorkan sekotak tape singkong atau yang lebih dikenal dengan nama peuyeum sampe.

Sehari sebelum Siska pulang kembali ke Ibu Kota, Hasna meminta tolong agar Siska membelikannya makanan itu.

"Makasih lho, Sis," ucap Hasna dengan binar bahagia.

'Orang ngidam emang selalu aneh-aneh,' batin Siska melihat wajah cerah berseri Hasna.

Hasna sangat menginginkan peuyeum sampe dan harus dibeli langsung dari daerah asalnya.

"Iya sama-sama, Mbak," sahut Siska.

Cinta Tak Bersyarat  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang