Part 17 | Cinta Tak Bersyarat

2.3K 169 30
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

"Dianugerahi netra yang sempurna dan bisa melihat indahnya dunia adalah hal yang luar biasa nikmatnya."

♡♡♡

Dua hari semenjak kejadian itu akhirnya Ratih sekeluarga pamit untuk pulang ke kota. Masih dengan transportasi yang sama karena memang hanya kendaraan itu yang bisa menghemat pengeluaran rumah tangga mereka.

"Kade dijalanna, tong hilap upami tos dongkap di kota kabaran Abah sareng Ambu," tutur Dase.

"Hati-hati dijalan. Jangan lupa kalau udah sampai di kota kasih kabar Bapak sama Ibu."

"Muhun, assalamualaikum," sahut Ratih lalu mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

Siska dan Shakira juga menyalami punggung tangan Kakek serta Neneknya.

"Wa'alaikumussalam warohmatullohi wabarokatuh," jawab Dase dan Eem serempak.

Sesampainya di stasiun kereta, mereka langsung menaiki kereta api yang akan mengantarkan mereka sampai ke tempat tujuan. Siska memilih untuk duduk di samping jendela dan Ratih yang berada di sebelahnya. Sedangkan Shakira duduk di kursi yang bersebrangan dengan Ibu serta Kakaknya.

"Permisi, Bu boleh saya ikut duduk di sini?" tanya seorang wanita setengah baya yang datang dengan seorang gadis kecil berusia sekitar empat tahun.

Wanita itu terlihat sangat cantik dengan balutan gamis serta khimar panjang yang membingkai indah kepalanya. Tak mau kalah dari sang Ibu gadias kecil itu juga mengenakan gamis bergambar kartun serta kerudungnya yang sangat pas.

Ratih mengangguk sopan. "Silakan, Mbak."

"Bunda... bunda aku mau duduk di samping jendela," ujar gadis manis berkerudung merah muda itu.

"Boleh, sini sama Kakak," sahut Shakira menyambut antusias bocah kecil itu.

Dengan mata berbinar bahagia gadis itu langsung duduk di atas pangkuan Shakira yang juga duduk di samping jendela, duduk berhadapan dengan sang Kakak yang tengah sibuk dengan lamunan panjangnya.

Sepanjang perjalanan bocah kecil itu tak henti-henti berceloteh dengan apa yang baru saja dilihatnya. Membuat senyuman serta gelak tawa orang-orang yang menyaksikannya. Tapi tidak dengan Siska, dia sangat terganggu karena ulah si anak yang terlihat heboh dan berlebihan. Seperti baru pertama kali melihat keindahan dunia.

"Kakak.... kakak itu apa namanya?" tunjuknnya menunjuk hamparan pegunungan.

"Itu namanya gunung, Sayang," jawab Shakira seraya mencubit gemas pipinya.

Saat mendengar kata gunung keluar dari mulut Shakira, gadis mungil itu kembali membuka suaranya dan menyanyikan lagu naik-naik ke puncak gunung dengan kedua tangan yang sibuk bertepuk tangan.

"Berisik!" ketus Siska sangat terganggu dengan suara cempreng si anak kecil.

"Maafkan anak saya," tutur sang Ibu merasa tidak enak kepada Siska.

Hanya deheman yang Siska berikan.

"Maafkan Putri saya, Mbak. Dia tidak mudah berbaur dengan orang-orang baru," ucap Ratih tak enak.

"Justru saya yang tidak enak karena kehadiran kami menganggu perjalanan Ibu dan keluarga," sahut wanita bernama Gita itu.

"Udah tau ganggu. Tapi masih aja duduk di situ," sindir Siska yang mendapat hadiah tatapan horor dan cubitan di pinggangnya.

Cinta Tak Bersyarat  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang