بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم
"Tidak ada yang namanya perempuan murahan. Kalau memang ada, mungkin mereka belum menyadari bahwa dirinya begitu berharga."
♡♡♡
"Apaan sih? Lepasin!" berontak Siska saat ada seseorang yang mencekal pergelangan tangannya.
"Ikut gue sekarang," ucapnya yang langsung menarik paksa Siska untuk naik ke atas motornya.
"Apaan sih, Fan gue mau balik," Siska kembali berontak saat dia menyalakan mesin motornya.
"Diem napa, Sha jangan banyak gerak jatoh baru tau rasa lo," ujar Irfan yang kini sudah melajukan motornya jauh dari parkiran rumah sakit.
"Lo mau bawa gue kemana sih, Fan?"
Ya, dia adalah Irfan si Dokter tak berperasaan.
'Tadi aja bahasanya formal banget udah kaya robot idup lah sekarang pake lo gue lagi. Dasar aneh!' kira-kira begitulah gerutuan Siska dalam hatinya.
"Udah jangan banyak ngoceh nanti juga lo tau," pungkasnya.
Dan setelah itu tak ada lagi obrolan diantara keduanya. Mereka saling sibuk dengan pikiran masing-masing. Tak lama Irfan menepikan motornya di parkiran sebuah restoran berbintang.
'Mau ngapain coba ke tempat beginian?' tak henti-hentinya Siska bermonolog dalam hati.
"Ngapain sih ke sini?" tanya Siska setelah turun dari motor.
"Lo liat di dalem sana ada cewek yang lagi duduk sendirian?" tunjuknya pada perempuan yang sedang duduk di pojok restoran.
"Iya gue liat, emang kenapa?" tanya Siska yang seperti tak asing dengan perawakan perempuan itu.
"Dia itu pacar gue dan gue mau putus sama dia," ucapnya yang membuat Siska kaget setengah mati.
Pacar? Berarti Sarah dong, pantes gue berasa kenal sama perawakannya. Tapi apa hubungannya sama gue?
"Terus?"
"Ya lo harus bantuin gue putus sama dia lah," jawabnya begitu enteng tanpa beban sedikitpun.
"Kok gue sih?"
"Udah jangan banyak nanya, sekarang tugas lo bantuin gue. Pura-pura jadi cewek gue dan lo labrak tuh cewek sampe dia mutusin gue," jelasnya to the point.
Apa-apaan nih? Gak Farhan gak Irfan, kerjaannya sama aja. Suka mainin hati perempuan, dan gue yang jadi kelinci percobaan mereka. Dan bodohnya gue mau aja.
"Ogah, gue gak mau ikut campur urusan lo," tolak Siska.
"Serius lo? Bukannya ini juga yang lo mau? Gue putus sama Sarah," seringainya.
"Maksud lo?" Siska tahu maksud dari ucapan Irfan. Tapi dia pura-pura tidak tahu menahu karena bisa hancur rencana yang sudah dia dan Farhan susun rapi-rapi kalau sampai Irfan mengetahuinya.
"Udah jangan berlagak once lo, gue tau apa rencana lo sama mantan si Sarah," ucapnya meng-skakmat Siska.
"Lo...lo...tau dari mana?"
"Udah jangan banyak nanya. Jalanin aja misi lo," pungkasnya.
"Enggak, enggak mau. Tau dari mana lo?" Siska masih mencoba mengelak.
"Yang jelas gue tau sendiri, dan denger sendiri dari mulut lo berdua," ucapnya santai tapi membuat bulu kuduk Siska meremang.
"Gue ada di coffe shop tempat lo sama si Farhan ngerencanain niat busuk lo berdua," lanjutnya dengan suara yang lebih tinggi dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tak Bersyarat
Spiritual[PINDAH KE KUBACA/ICANNOVEL] Jika cinta kepada manusia selalu menjadi topik utama, bahkan tak segan untuk diperjuangkan secara sempurna. Lantas, bagaimana dengan cinta kepada sang Maha Pencipta. Apakah seperti demikan juga? Rasa cinta pada manusia m...