Kring... Kring...
Bel pulang sekolah telah berbunyi, Calista dan Dena langsung berjalan menuju parkiran setelah berpamitan pada sahabatnya yang lain. Mereka berdua langsung meluncur kerumah Raka menggunakan mobil Calista.
Sesampainya dirumah Raka, mereka berdua langsung disambut hangat oleh Bunda dan Ayah Raka.
"Lista, Dena udah lama kalian gak kesini sayang. Kemana aja hm?" tanya Bunda Raka.
"Hehe maaf ya Bun. Lista sama Dena ada aja kok. Cuman ya masih banyak tugas jadi gak sempet main kesini" jawab Calista.
"Oh iya, mau jenguk Raka kan?"
"Iya bun" jawab Calista dan Dena berbarengan.
"Yaudah tinggal ke atas aja ya. Masih ingetkan kamarnya yang mana?"
"Masih kok bun"
Mereka berdua pun langsung menuju kamar Raka. Dibukanya pintu berwarna hitam itu perlahan oleh Calista.
"Rakaaa"
Raka yang tengah menonton sesuatu di laptopnya langsung berpaling kearah pintu. Ia sedikit tersenyum saat melihat siapa yang datang.
"Gak disuruh masuk nih?" Samber Dena yang dari tadi diam.
"Masuk" hanya itu yang keluar dari mulut Raka.
Namun, Calista dan Dena mengerti apa yang dimaksud. Mereka langsung duduk di sofa didalam kamar. Calista memerhatikan sekelilingnya sebentar, kemudian tersenyum. Ia tak menyangka bahwa Raka akan tetap memajang foto saat mereka masih kecil.
"Oh iya Ka. Sakit apa?" tanya Calista.
"Kecapean biasa"
"Maaf ya gara-gara kemaren lu gendong gue lu jadi kecapean"
"Bukan salah lu"
"Ini salah gue Ka. Lu kecapean gara-gara gue"
"Bukan Ta"
"Iya Raka"
"Bukan"
Tolong ingatkan Dena bahwa dua orang yang sedang berdebat itu adalah kedua sahabatnya. Heran, salah satu ada yang sakit aja hobby banget debat.
"Udah-udah. Gak cape debat mulu?" tanya Dena.
"Gak" seru Raka dan Calista serempak.
Dena hanya bisa menggelengkan kepala. Calista tertawa, sementara Raka hanya bisa tersenyum kecil.
"Yaudah lu istirahat aja. Kasihan fans lu disekolah merindukan pangeran es nya" ucap Dena sambil cengegesan.
"Hm"
"Gue balik dah ya. Cepet sembuh. Yuk Ta balik bareng" ajak Dena
"Yaiyalah orang kita kesini pake mobil gue ya pasti balik bareng" kata Calista memutar bola mata malas.
"Ita disini aja"
Kedua gadis itu serempak langsung menatap pria yang tengah berbaring di atas kasur.
"Terus gue balik sama siapa sahfudin?" Kesel juga lama-lama Dena sama Raka.
"Supir gue"
Calista juga sebenarnya berharap bisa lebih lama berada didekat Raka seperti ini. Dan untungnya Raka mengerti dengan keadaan.
"Kesel gue sumpah sama kalian berdua. Masa berangkat berdua, pulang sendiri" sebal Dena sambil menghentakkan kakinya.
"Pulangnya berdua kok, kan sama supirnya Raka" ledek Calista sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calista
Teen FictionCalista. Seorang gadis yang bertahun-tahun telah mencintai orang yang sama, jatuh pada orang yang sama, dan terluka oleh orang yang sama. Mencintai dalam diam adalah pilihan baginya. Pilihan untuk tetap bertahan pada zona nyamannya atau melepaskan d...