16. Reyhan

463 26 2
                                    

ReyhanA

P
Safa

Iya?

Blh minta tlng

Apa emng?

Tmenin gue jln
Tenang gue traktir

Kmn?

Mall gmn?

Jmput

Jam 8 gue jmput.

Calista melirik jam dikamarnya, kemudian bangkit menuju kamar mandi. Setelah selesai membersihkan diri dan berpakaian, ia berjalan menuju meja riasnya. Menyisir rambut yang akan ia gerai, dan memoleskan make up tipis untuk menghiasi wajah cantiknya.

Semua sudah siap, ia ambil tas slempang hitamnya dan kemudian berjalan menuju lantai bawah. Tanpa sadar ia melewati tiga orang yang menatap dirinya penuh tanya.

"Mau kemana?" tanya Alvaro tanpa mengalihkan pandangannya dari layar televisi dihadapannya.

"Mall" jawab Calista sedikit kaget, namun terus menjalankan aktivitasnya yaitu memakai sepatu.

"Sama siapa?" kali ini Anggra yang bertanya pada Calista.

"Temen"

"Siapa?" tanya Dena merasa belum puas dengan jawaban Calista.

"Reyhan"

Calista sudah selesai memakai sepatunya, ia bangkit dari duduknya lalu kemudian membuka pintu utama. Yang menampilkan sesosok pemuda.

Reyhan menatap Calista yang tampak sempurna menggunakan dress berwarna dongker dengan garis hitam, jangan lupa rambut yang ia biarkan tergerai dan juga polesan tipis diwajahnya.

"Mau berangkat sekarang?" tanya Calista menyadarkan Reyhan dari keterkagumannya.

"Jangan lama-lama ya bawa anak gadis gue" ucap Dena yang tiba-tiba nongol dipintu.

"Jam 9 harus udah dirumah" ini Alvaro gaes yang ikut-ikutan nongol.

"Bawa mobilnya hati-hati, lecet dikit nyawa lu yang abis" ucap Anggra sok galak, ikut nongol juga.

Calista mendelik tajam pada ketiga sahabatnya, malu banget gitukan. Sedangkan Reyhan hanya bisa mengangguk.

"Udah ah, gue berangkat dulu ya. Jangan berantakin rumah gue lu bertiga" ujar Calista mengancam.

"Lu berdua juga jangan pulang dulu sebelum gue pulang, jagain dulu nih emak-emak" lanjut Calista menunjuk kedua pemuda itu.

"Lagian siapa sih yang mau nyulik emak-emak galak kayak Dena" ceplos Anggra tanpa berpikir panjang.

Dan, Bugh. Sebuah bogeman mentah meluncur dengan mulus tanpa halangan tepat di perut Anggra.

"Sakit anjir" Anggra melotot sempurna, tak bisa menahan sakit yang ada diperutnya.

CalistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang