27. Smile flower

176 12 12
                                    

"Kalian boleh keatas panggung sekarang" ujar Calista pada kedua murid yang akan menjadi mc dalam acara ini.

Selain mengadakan bazar, para panitia juga mengadakan acara unjuk bakat yang diikuti oleh perwakilan setiap kelas.

Kelas 11 IPA3 sendiri, diwakili oleh Nesya dan juga Reyhan. Tentu saja atas usul Nesya sendiri, yang lain hanya mengikuti.

Calista mengedarkan pandangannya, menatap sekeliling lapangan yang dipenuhi oleh stan tiap kelas. Cukup ramai dan berjalan lancar, membuat Calista bernafas lega.

Ia mencoba mencari stan kelasnya. Ah, ketemu. Ia bisa melihat Dena yang tengah duduk santai memandangi para pembeli, sementara segerombolan anak laki-lali kelasnya tengah heboh didepan kompor.

Calista kembalo tersenyum, kelasnya memang selalu menjadi kelas paling heboh. Heboh karna kelakuan para penghuninya, juga heboh karna adik kelas atau juga kakak kelas yang nampak senang memperhatikan visual-visual unggulan kelas 11 IPA3.

"Oke mari kita sambut ketua panitia pelaksanaan bazar tahun ini, Calista Safa Azzahra" suara itu mengejutkan Calista, ia menerjam sebentar sebelum akhirnya naik keatas panggung.

Seluruh penghuni kelas 11 IPA3 langsung mengalihkan atensi mereka keatas panggung, memerhatikan Calista yang tengah memberika beberapa kata sambutan.

Alvaro sibuk bertepuk tangan, Dena memperhatikan juga beberapa kali mengomentari, sementara Anggra sibuk dengan ponsel untuk mendokumentasikan moment tersebut.

"Sekian dari saya, terima kasih atas perhatian kalian, dan saya harap kalian bersenang-senang bazar kali ini" Suara riuh tepuk tangan mengantarkan Calista turun dari panggung.

Calista berniat menghampiri para sahabatnya, ia berjalan dengan terburu-buru. Mencoba menerobos kerumunan para siswi yang tengah mengerumuni Reyhan -mungkin-.

Tanpa disandari ada sepasang kaki yang sengaja diulur ke depan Calista. Calista yang tak menyadari itu pun langsung terjatuh.

Duk

Suara itu cukup keras, membuat seluruh atensi para murid yang ada disekitarnya menengok kearah Calista yang tengah terduduk lemas dengan dahi yang berdarah.

Reyhan yang tengah duduk dibangku depan stan bazar pun lansung melompat kearah Calista. Anggra segera memanggil bagian kesehatan yang berjaga dipinggir lapangan. Sementara Dena duduk disamping Calista mengecek keadaan gadis itu.

Saat seorang siswi dari bagian kesehatan akan membersikan luka tersebut, Reyhan mencegahnya.

"Sini biar gue aja yang bersihin"

Alvaro yang sedari tadi melihat itu pun hanya berdecak. "Dalam keadaan kayak gini pun masih sempet-sempetnya modus nih orang" gumam Alvaro.

"Ceroboh banget sih ih. Pala berdarah, lutut juga, tambah tangan keseleo. Ish emang dasar ya" Dena jadi nambah gemes, kesel tapi khawatir sama Calista tuh.

"Tahan aja, sakitnya bentar doang kok" ujar Reyhan saat salah satu tangannya yang memegang kapas dengan alkohol itu menyentuh luka di dahi Calista.

Calista meringis, menutup kedua matanya rapat. Rasanya benar-benar perih, belum lagi tangannya yang nyut-nyutan karna keseleo.

Siswi bagian kesehatan itu pun berinisiatif memijat tangan Calista dengan hati-hati. Sementara Reyhan kini beralih mengobati lutut Calista yang cukup mengeluarkan banyak darah.

Saat semua murid tengah memperhatikan Calista yang tengah diobati, salah satu siswi tengah menatap Calista sambil tersenyum miring dan beberapa detik kemudian bedecak sebal, lalu pergi meninggalkan lapangan.

CalistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang