"Gila. Lu kasih gue apaan sih? Sampe gue bisa serindu ini sama lu"
Calista tengah menatap salah satu foto dirinya dan Raka dengan gemas. Padahal baru beberapa jam yang lalu mereka ketemu, tapi sesampenya ia dikamar ia sudah rindu lagi.
"RAKA. LU EMANG NYEBELIN" teriak Calista dengan suara menggelegarnya.
"Berisik sat" tiba-tiba saja Dena muncul dari balik pintu kamarnya.
"Baru ketemu juga udah kangen lagi, lebay lu" cibir Dena sarkas.
"Kayak gak aja lu" balas Calista gak kalah pedas.
"Tadi aja depan Raka sweet banget, lah sekarang?"
"Bringas kek macan mau anakkan" lanjut Dena dengan muka songongnya.
"Bisa aja lu kutil anoa" ledek Calista dengan nada datar.
Dena acuh dengan ledekan Calista, dengan santainya ia berjalan menuju kasur Calista dan mendudukan diri diatasnya.
"Kangen aku tuh" Calista berujar dengan wajah dramatis.
"Nih ya gue bilangin, kalo kangen tuh ya ketemu" ucap Dena sok nyeramahin.
"Kata-kata gue itu" ucap Calista dengan kedua tangannya yang siap mencakar muka santai Dena.
"Mau ketemu juga jauh banget, biayanya juga mahal" lanjut Calista dengan wajah sok dibuat sedih.
"Alay. Jangan kayak orang susah deh"
"Bukan orang susah, cuman ya mikir aja baru aja balik dah berangkat lagi gitu"
"Nah akhirnya sadar, baru aja ketemu udah kangen lagi gitu? Bisa video call sayang. Buat apa pinter kalo otaknya tidak dipakai? Mending kasih sama orang memerlukan"
Duh ilah, walaupun Calista udah biasa nih sama orang modelan Dena. Tetep aja dia gedeg kalo Dena udah ngomong pedes kayak gini.
"Iya deh iya. Nanti gue video call biar gak kangen" Calista mending ngalah daripada itu mulut makin pedes.
"Btw, ngapain masih dirumah gue lu? Gak balik? Atau dah diusir ya sama ibu negara?" tanya Calista bertubi-tubi.
"Mulut Ta" Dena melotot tak percaya "Gue mau disini aja dulu nemenin lu, lagian ibu negara juga udah ngasih ijin"
"Eh Ta, tau ga?" tanya Dena dengan muka sedihnya.
"Gak tau" ucap Calista santai.
"Ish. Gue tuh lagi kangen nih sama balok es gue"
You know lah siapa? Siapa lagi kalo bukan seorang Daniel yang dengan ajaibnya bisa naklukin cewe seganas Dena.
"Nih Den gue kasih tau" Calista menghela nafasnya untuk beberapa detik, lalu tersenyum manis.
"KALO KANGEN YA KETEMU" teriak Calista membalas perkataan Dena.
"Kampret"
***
Calista kini sedang berada di kantin bersama Nesya, salah satu sahabatnya. Mereka tengah duduk berdua, menunggu yang lain datang.
"Ta, gimana kemarin keadaan Raka?" tanya Nesya masih sibuk dengan minuman dihadapannya.
"Alhamdulillah udah membaik, kemungkinan dia udah bisa pulang minggu depan" jawab Calista.
"Oh iya, gimana lu sama pacar lu? Masih jalan?" tanya Calista balik.
"Udah end, bosen gue. Lagian gue tuh udah ada incaran baru" jawab Nesya dengan senyum menawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calista
Teen FictionCalista. Seorang gadis yang bertahun-tahun telah mencintai orang yang sama, jatuh pada orang yang sama, dan terluka oleh orang yang sama. Mencintai dalam diam adalah pilihan baginya. Pilihan untuk tetap bertahan pada zona nyamannya atau melepaskan d...