21. Pikun

663 24 11
                                    

"Oh jadi itu masalahnya"

Calista terbelakak kaget, lupa bahwa dirinya masih tersambung vidcall dengan Raka. Calista memang tak menceritakan masalah ini, takut ganggu Raka yang harus fokus sama pengobatannya.

"Pantes lu agak beda, ternyata lagi ada masalah. Kenapa gak cerita?" Lanjut Raka menatap dalam.

"Gak papa" jawab Calista berusaha santai.

"Cerita" balas Raka tegas.

"Tapi Ka..."

"Ekhem" Raka berdehem lumayan nyaring, tatapannya berkata bahwa tak ada bantahan. Membuat Calista mau tak mau menceritakan semuanya dari awal.

***

Calista menatap Dena yang berada dihadapannya dengan tatapan polos. Berbanding terbalik dengan Dena yang sudah menghadiahinya dengan tatapan maut.

"Udah tau gue gak bawa mobil, kuota habis, taksi gak dateng-dateng, yang dateng malah Daniel. Lu tau kan definisi setan? Itu tuh lu" omel Dena tak santai.

Calista udah manyun aja, ya masa wajah cantik kayak Isyana gini disamain kayak setan. Dena itu kalo ngomong suka bener, hehe canda guys.

"Tau sendiri gue lagi gak mau ketemu sama Daniel" lanjut Dena masih tak santai.

Duh, semoga aja udah ini Calista gak perlu periksa ke THT ya. Udah panas aja daritadi telinganya dengerin celotehan tak santai Dena.

"Kenapa diem?" tanya Dena sewot.

"Nanti kalo gue ngomong disuruh diem lagi"

Calista udah hafal banget sama tabiat Dena, sahabatnya yang satu ini.

"Jawab aja" sewot Dena.

'Untung Raisa sabar' batin Calista.

Calista diam tak berniat menyahut lagi ataupun jawab lagi, nanti juga capek sendiri.

"Udah dong Na, yang pentingkan lu udah pulang dengan aman" ucap Alvaro yang baru datang dari dapur.

Omelan Dena itu kedengaran sampe dapur, dan Alvaro kasihan sama telinga Calista.

Calista tersenyum kemenangan, sementar Dena udah manyun kesel. Ada aja yang belain Calista.

"Au ah Bae Suzy ngambek" Dena bangkit dari duduknya, lalu berjalan pergi dengan perasaan kesal.

Alvaro menoleh kearah Calista binggung.

"Saha?" Tanya Alvaro binggung.

"Teu apal" jawab Calista mengangkat kedua bahunya.

***

"Dengerkan kata Raka kemarin" kesekian kalinya baik Calista maupun Dena mendengar rentetan kata-kata itu keluar dari mulut Anggra.

Calista hanya bisa mengangguk, makin hari makin nyebelin. Calista tau kalo Anggra maupun Alvaro ngelakuin ini supaya dia aman, tapi ya gak enak aja semuanya serba dibatasi.

"Ngomong gitu mulu, bosen dengernya" rengek Dena.

"Kan ngingetin" ucap Anggra beralasan.

CalistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang