08. Khawatir

771 34 2
                                    

"Ta pr lu udah selesai belum?" tanya Dena disampingnya.

"Nih" Calista langsung menyodorkan buku pr itu kepada Dena.

"Makasih Calista baik dan cantik"

"Dari lahir"

Ya, pagi yang sudah sangat biasa mungkin bagi kalian para pelajar. Dimana pasti ada seseorang yang setiap ada pr selalu aja rusuh pagi-pagi nyari jawaban.

Calista fokus kembali menatap hp dalam genggamannya. Jarinya dengan lihai menari diatas layar dan matanya tak henti melihat kekanan dan kekiri seperti mencari seseorang.

Raka❄

Dimana?
Ka
Raka
Yuhuuu
Rakaa

D dpn grbng syng

Kebiasaan ini mah bikin jantung Calista loncat dari tempatnya. Singkat, padat, tapinya langsung bikin terbang.

Calista segera berjalan menuju gerbang sekolahnya ia melihat Raka tengah melambaikan tangan kearahnya, dengan cepat Calista segera menghampirinya. Seluruh siswi disekolah ini masih memperhatikan mereka berdua, tapi seperti biasa mereka hanya menganggap itu hanya angin numpang lewat.

"Yakin sekolah? Udah sembuh total?" tanya Calista masih sedikit khawatir.

"Gak usah khawatir. Gue sekolah karna kangen sama lu" ucap Raka sambil mengusap kepala Calista lembut.

Emang kadang suka kurang ajar gitu. Gak sopan bikin jantung orang loncat dari tempat mulu.

"Apaan banget dah?" kesal Calista sambil berjalan mendahului Raka.

"Kesel kesel juga pipi tetep aja merah" goda Raka sambil menyusul Calista.

Makin kesal Calista makin mempercepat jalannya. Ia tak peduli dengan Raka maupun siswi dan siswa yang memperhatikannya dari tadi. Raka masih terus berusaha menyusul Calista.

"Tangan lu diciptain buat gue genggam terus Ta. Dan tangan gue juga ada buat lu genggam" ucap Raka sambil menggenggam tangan Calista.

Terus aja terus sampe jantung Calista loncat dari atas menara eiffel. Gak tau kenapa sikapnya Raka aneh banget hari ini. Mana senyum-senyum mulu, bikin siswi-siswi yang liatnya pada mimisan.

"Jan senyum mulu. Gak liat pada histeris? Berisik tau ga?" kata Calista sedikit marah karena risih.

"Oh iya lupa kan senyum aku cuman buat kamu doang"

"Aneh ah lu mah" Calista meninggalkan Raka untuk kedua kali.

Cah babang ditinggalin - Author.

Raka pun langsung menyusul Calista sambil memasang muka datar andalannya lagi.

Sesampainya dikelas, Calista langsung duduk sambil memanyunkan bibirnya. Dena yang dipinggirnya gimana? Ya dia mah dah pusing aja ngadepin sikap Calista yang masih kelewat labil. Raka menyusul duduk dibangkunya ia segera menghampiri Calista. Tapi, Calista bahkan gak ngelihat kearah dia.

"Ita gue minta maaf" ucap Raka. Namun tak ada tanggapan dari Calista.

"Lista"

CalistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang