Minggu siang ini, Calista lebih memilih untuk tetap dirumah. Walaupun Raka sudah mengajaknya untuk keluar rumah, tetap saja Calista menolak.
Dan akhirnya, Raka memilih menuruti keinginan sahabatnya itu. Dan sekarang, mari kita lihat apa yang sedang mereka lakukan.
Ya, mereka karna bukan hanya Calista dan Raka saja, tapi juga mereka bersama dengan yang lain.
Calista sedang berkutat dengan laptop dan juga banyak buku dihadapannya, lagi ngerjain tugas ceritanya, tapi tetep aja gak bisa konsen soalnya Raka dari tadi gangguin dia mulu.
Dena tengah sibuk rebahan diatas sofa sambil main hp, Alvaro dan Anggra memilih bermain video game. Ketiga juga penyebab ketidak konsenan Calista dalam belajar.
Bayangin aja, Alvaro dan Anggra dengan segala umpatannya, Dena yang dari tadi teriak gemes gitu, dan juga Raka yang sedari tadi terus saja mengajaknya mengobrol.
Sudah mulai jengah, akhirnya Calista menutup bukunya keras-keras, hingga menimbulkan suara yang lumayan keras.
"Bisa pada diem gak sih? Gue lagi ngerjain tugas ini duh" Calista merengek sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.
Tentu hal itu tak membuat semuanya langsung mingkem gitu aja, Dena langsung menatap Calista dengan malas.
"Ya lagian tumbenan banget rajin banget, biasanya juga santai-santai aja" ujar Dena kembali fokus pada ponselnya.
"Yeu itu mah elu" Alvaro ikut duduk disofa samping Dena, yang membuat Dena leluasa untuk memukul Alvaro sesuka hati.
Tapi lihat, Anggra dengan sigap langsung menahan kepalan tangan Dena dan mengusap bahunya menenangkan.
"Gimana bisa santai? Tugas sekolah numpuk gara-gara gue harus ngurusin bazar kemarin, belum lagi laporan tentang bazar kemarin harus besok diserahin ke kesiswaan" nah kalo udah kayak gini nih Dena bener-bener mingkem.
"Maaf ya" Calista langsung menoleh cepat kearah Raka yang udah liatin dia sambil masang muka bersalah.
Tuhkan, kalo udah kesel kayak gini tuh Calista suka gak pake rem, niatnya mah gak mau nyalahin siapapun, tapi lihat.
Calista segera menggelengkan kepalanya.
"Ih gue gak maksud Ka"
"Hm, gue bantu ngerjain"
"Gak usah, gue bisa kok ngerjain semuanya sendiri"
Calista enggan merepotkan Raka, mau bagaimana pun Raka keliatannya sekarang, tetep aja dia baru saja keluar dari rumah sakit.
"Gue bantu" ujar Raka, membuat Calista menatapnya, namun lagi-lagi menggelengkan kepalanya.
"Gak usah, udah lu istirahat aja" balas Calista kembali sibuk dengan buku dihadapannya.
Ah, Raka paham. Calista masih khawatir dengan keadaannya saat ini.
"Gue tetep bantu" kalo Calista bisa keukeuh, kenapa Raka enggak?
"Serah lu deh, sekarang mending lu istirahat aja dulu. Kalo mau bantu nanti aja, gue masih ngerjain tugas sekolah kok, lu bantuin bikin laporan aja nanti"
Raka mengangguk, lalu berjalan menuju sofa yang panjang yang duduki oleh ketiga sahabatnya.
"Jangan berisik, sana pergi" usir Raka, ketiganya langsung pergi tanpa membantah.
Calista yang melihatnya langsung mendelik, kalo Raka yang ngomong baru mereka nurut, dasar.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Calista
Teen FictionCalista. Seorang gadis yang bertahun-tahun telah mencintai orang yang sama, jatuh pada orang yang sama, dan terluka oleh orang yang sama. Mencintai dalam diam adalah pilihan baginya. Pilihan untuk tetap bertahan pada zona nyamannya atau melepaskan d...