11. Rapuh

649 26 2
                                    

"Eh anjirrr. Dena!!! Sat gue berangkat sama siapa?" Teriak Calista setelah sadar dengan apa yang terjadi.

Calista hanya bisa merenggut kesal dan kemudian berjalan menuju ketaman di halaman rumahnya. Sungguh ia sangat kesal dengan Dena. Bagaimana bisa dia yang mengajaknya berangkat bersama tapi malah berangkat dengan orang lain?

Sedang larut dengan umpatan-umpatan yang dilemparkan kepada sahabatnya yang entah sudah ada dimana. Ia tak menyadari bahwa ada seseorang dibelakangnya.

"Dingin" ujar seseorang dari arah belakang sambil menutupi bahu Calista dengan jas navy.

"Rakaaa" Calista langsung memeluk tubuh Raka yang sudah ada disampingnya.

"Kenapa hm?" tanya Raka sambil membalas pelukan Calista dan membelai kepala Calista lembut.

"Dena nyebelin. Dia katanya mau bareng sama gue, eh si kampret malah jalan sama Daniel. Gue ditinggal, padahal gue pengen banget kesana" jelas Calista panjang lebar masih menenggelam kepalanya di dada Raka.

Raka tersenyum tipis, ia mengelus kepala Calista lembut.

"Bareng gue"

"Apanya?"

"Berangkat"

"Oh" balas Calista sedikit kurang minat. Ia masih nyaman dengan pelukan ini. Hingga ia tak ingin melepaskannya.

"Yakin berangkat?" tanya Raka memastikan.

"Hm"

"Udah enakan?" tanya Raka lagi.

"Hm"

"Diminum obatnya?"

"Hm"

"Terus kapan berangkatnya kalo lu nya masih kayak gini?" tanya Raka sambil tersenyum jahil.

"Ih diem dulu" Calista lama-lama kesel sama Raka yang nanya mulu daritadi.

"Gak usah berangkat ya" ucap Raka.

"Berangkat"

"Muka lu pucet" kata Raka khawatir.

"Gak papa. Gue dah janji sama Alvaro bakal dateng"

"Nanti gue bilang ke Alvaro"

"Gak. Gue mau berangkat" ucap Calista sambil melepas pelukannya.

"Ayo berangkat" lanjutnya sambil berjalan mendahului Raka.

"Apa lu bakal setegar ini saat gue pergi Ta?" tanya Raka dalam hati.

Pandangan Raka mulai berubah sendu, ia masih tak bisa membayangkan untuk pergi dari gadis yang membuat hidupnya berwarna dan lebih berarti. Didepannya, Calista menatap binggung kemudian berjalan kearahnya, dan memeluknya lagi.

Raka membalas pelukan itu lalu melepaskannya kembali.

"Yuk berangkat" ajak Raka dan langsung menggandeng tangan Calista menuju mobil yang dibawanya.

***

Semua orang dipesta tersebut langsung memusatkan pandangannya pada sepasang manusia yang terlihat sangat serasi.

Tuan rumah langsung menyambut mereka dengan senyum lebarnya.

"Akhirnya dateng juga lu berdua" ucap Alvaro.

"Selamat hari brojol Alvaro tampan. Hahaha makin tua kan lu, cie yang tua" baru datang aja Calista udah nyerocos panjang lebar.

CalistaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang