Bab 1

20.4K 544 22
                                    

Rasanya gak perlu ngemis vote dan koment yaa. Seikhlasnya ajh yang mau. Aku juga bukan penulis handal, tapi aku berusaha bikin yang terbaik buat karyaku.



Chan mengantarkanku hari ini ke gereja. Aku telah siap memakai dress merah 5 centi meter diatas lutut dan make up tipis di wajahku, juga lipstik merah yang sesuai dengan bibir tipisku. Aku menemuinya yang sudah menunggu di mobil sejak 5 menit yang lalu.

"Hai, sorry lama ya," ucapku dengan cengiran khasku.

"Santai ajh kali sayang, kayak sama siapa ajh. Btw kamu cantik banget," ucapnya sembari menatapku.

"Always," ucapku sambil terkekeh.

Diperjalanan aku tampak senang, suasana di mobil saat ini sangat menyenangkan. Dia selalu membuat candaan yang menurutku tidak lucu, tapi aku tetap tertawa karna melihat dia. Dia sangat tampan saat tertawa sekaligus menggemaskan.

Sesampainya di gereja aku turun, "Kamu pulang duluan ajh ya sayang. Aku nanti pulang naik taksi ajh."

"Enggak-enggak, aku bakalan nungguin kamu sampe selesai. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa, lagian baru kali ini aku nganterin kamu ibadah masa gak boleh sih nungguin juga," ucapnya lembut sembari menatapku.

"Tapi nanti kamu bosen. Ibadah nya dua jam loh, lagian kamu pasti belum makan. Kamu pulang ajh abis itu makan, okey?"

"Nggak Lis. Aku bakalan nungguin kamu abis itu kita makan bareng, okey."

Chan memang keras kepala, jika dia bilang itu maka aku tak boleh membantah lagi.

"Okey terserah, tapi kalo bosan pulang ajh gak papa."

"Iyaa gak akan bosan kok. Yaudah gih masuk nanti telat loh."

"Okey. Aku masuk dulu yah, jaga diri bye," ucapku sembari memasuki gereja Katolik ini.

Aku masuk dan mengambil air suci dan membuatnya ke kening ku sembari bersujud membuat tanda salib. Lalu aku duduk dibarisan paling depan tepatnya sejajar di depan Altar.

Kalian pasti bertanya kenapa Chan tidak ikut ibadah bersamaku kan. Kami beda gereja, dia Kristen protestan dan aku Katolik. Walau gitu kami tetap saling menghargai satu sama lain. Ini adalah pertama kalinya dia mengantarku ke gereja. Awalnya aku menolak tapi seperti yang kukatakan tadi, dia itu tak bisa dibantah.

Aku mengikuti acara ibadah dengan khusuk. Bernyanyi, berdoa, mendengarkan Firman Tuhan, memerima komuni, dll. Tak terasa dua jam berlalu, acara ibadah kali ini rasanya sangat cepat. Aku segera kembali ke mobil dan melihat Chan yang duduk di dalam sembari bermain hp.

"Hai sayang, udah selesai." Aku duduk disampingnya sembari tersenyum.

"Aku pikir masih lama," ucapnya sembari membalas senyumku.

"Berarti tadi lama ya? Sampe bikin kamu bosan."

"Nggak kok sayang malah kayak cepat banget." Dia mengacak surai ku dan tertawa, "yaudah yuk pergi."

"Yuk!" ucapku sembari memakai settbealt.

Kami pun sampai disebuah hotel. Aku bingung. Soalnya dia tadi tak bilang mau kemana dan sekarang ngapain kesini.

"Chan kok kesini?" ucapku hati-hati dan entah kenapa rasanya jantungku berdebar tak beraturan, tapi ini tidak debaran saat dia menciumku untuk pertama kalinya, ini debaran ketakutan.

"Yaampun sayang. Aku lupa ya gak bilang sama kamu. Tadi ada teman aku ngajak kesini. Katanya dia ada party. Yaudah yuk nanti dia nunggu lama kasian," ucapnya sembari menggandengku.

Jantungku normal kembali. Aku menyesal berprasangka buruk pada Chan. Orang yang benar-benar tulus mencintaiku.

Sampailah di depan sebuah kamar hotel.

"Acaranya didalam?" ucapku polos.

"Iyaa sayang, yok."

Disini sepi. Tidak ada orang ataupun orang yang baru keluar dari sini. Aku melirik Chan.

"Chan teman kamu mana?"

Dia tak menjawab dan berjalan ke pintu dan mengunci serta mengambil kuncinya.

"Time to have fun, Sayang."

Aku mulai takut. Dia mendekatiku dan mulai menciumku. Aku segera mendorongnya dengan kuat.

"Chan kamu apa-apaan sih. Buka pintunya!"

Aku sangat takut, tapi aku berpura-pura biasa ajh. Aura Chan benar-benar beda saat ini. Dia seperti bukan Chan yang aku kenal. Dia mulai mendorongku ke tembok dan memaksa menciumku. Sekuat tenaga aku mendorongnya, tapi rasanya dia sangat kuat saat ini.

"Chan kumohon lepasin. Aku mau pulang!"

"Lis aku udah gak tahan," ucapnya parau.

"Chan jangan. Lepasin!"

Dia mulai liar, dia mencium dan juga meraba pahaku. Rasanya sangat geli dan aku membencinya.
Aku mulai terisak namun dia tetap melanjutkan aktivitasnya.

"Sakittt hiksss-" ucapku tak mampu menahan sakit ditubuhku saat dia melakukan itu.

To be continued........

Fix You (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang