Bab 4

7.3K 278 2
                                    


Rasanya gak perlu ngemis vote dan koment yaa. Seikhlasnya ajh yang mau. Aku juga bukan penulis handal tapi aku berusaha bikin yang terbaik buat karyaku

"Maaf.. Pa ma.." aku terduduk dan memohon kepada mereka.

"Sekarang mama sama papa mau tau alasan kamu kenapa berhenti kuliah, bukan menerima maaf mu!" itu mama yang berbicara.

"Maafin Lisa Ma, Pa. Lisa gak bisa jaga diri...." airmataku mulai jatuh. Bahuku bergetar menandakan aku akan terisak.

"Maksud kamu apa Lisa?! Kamu kenapa?" mama tampak mulai marah.

"Li..sa di..perkosa...." aku terisak. Aku takut. Aku takut mengingat kejadian itu. Aku takut mereka membenciku.

"Apa? Cerita yang benar Lisa. Siapapun yang melakukan itu papa gak akan maafin dia!"

Orang tuaku dan saudaraku tampak shock mendengarnya.

Aku pun menceritakan semua nya dari awal dia mengantarku ke gereja sampai dia yang memperkosaku.

Mama menangis dan memelukku. Begitu juga papa berusaha menenangkan aku dan mama. Kakak dan adikku pun ikut menangis. Sungguh aku merasa sangat jahat membuat mereka semua nangis saat ini.


5 tahun kemudian....

"Lis, cepat bentar lagi jam makan siang," ucap salah satu teman kantorku sekaligus sahabatku.

"Iyaa ini hampir kelar kok," ucapku tanpa melihatnya.

Aku masih sibuk berkutat dengan laptop tanpa memperhatikan temanku tadi.

"Kelar!" ucapku kemudian.

"Yaudah yuk!" ucap Jisoo dan langsung menggandengku.

"Boleh gabung gak?" itu Dio teman se-kantorku. Dia berjalan ke arah kami dengan tangan di saku celananya.

"Boleh, tapi ada syaratnya---"

"Apa Lis?"

"Traktir dong hehe...." kataku sambil terkekeh.

"Pasti itu mah, yuk!" dia pun berjalan mendahului kami.

"Mau pesan apa?"

"Samaain ajh jis," kataku sambil sibuk dengan hpku.

Adikku dari tadi menelpon, 5 panggilan tak terjawab. Aku pun segera melakukan panggilan vidio dengan adikku.

"Halo Yerin," kataku sambil melambaikan tangan.

"Kakak... Rin rindu," ucapnya sambil memanyunkan bibirnya.

"Kakak juga kangen sama Rin."

"Kakak sedang apa?"

"Kakak sedang menunggu teman memesan makanan. Btw say hello sama Dio nih," aku memberikan hp kepada Dio

"Hello bang Dio. Apa kabar?"

"Abang baik. Bagaimana dengan mu?"

"Seperti yang abang lihat."

"Syukurlah. Abang senang kamu baik-baik saja."

"Pengen makan juga sama bang Dio."

"Kapan-kapan abang ajak Yerin jalan jalan, okey?"

"Woahh yeiii~" Yerin tampak kegirangan dengan ajakan Dio.

"Abang makan dulu ya. Byee Yerin~ah."

"Bye bang Dio!"

"Dah Rin. Kakak makan dulu."

"Iyaa kak, dadah. Muahh...."

Jisoo pun datang dengan membawa makanan siang kami. Kami pun segera makan sembari sedikit bercakap-cakap mengenai kantor.

"Btw nanti ada Ceo baru katanya dari Korea. Masih muda lagi. Pengen gebet lah pasti ganteng," ucap Jisoo antusias dan mulai berkhayal.

"Paling juga om om tua," celetukku.

"Gak mungkin lah. Setau aku sih umur nya baru 25 tahun."

"Wahh boleh juga tuh," kataku sambil terkekeh.

"Paling juga dia udah punya pacar," timpal Dio tanpa melihat ke arah kami.

"Nah iyaa, kalo cowok ganteng biasanya playboy. Gak bakalan mau sendiri. Mana ada cowok ganteng jomblo," kataku sambil tetap makan.

"Ini di sampingmu jomblo."

"Wahh dia baru bilang kamu ganteng Dio."

"Kan emang iya," katanya sambil merapikan rambutnya.

Aku sama Jisoo pun sama-sama bereaksi pura-pura mau muntah.

Sekarang kami berdiri di aula perusahaan sambil menunggu Ceo baru perusahaan ini yang katanya dari Korea. Dia muncul. Dia berdiri di Audium dan kakiku melemas. Rasanya aku ingin memejamkan mata saat menyadari orang yang di depan itu siapa.

"Hallo perkenalkan saya Chan. Saya akan menjadi Ceo baru perusahaan ini. Saya baru kembali dari Korea dan ayah saya meminta menggantikannya. Jadi mohon kerjasamanya dan saya harap disini semuanya disiplin. Sekian."

Aku melihat nya yang berjalan angkuh meninggalkan tempat itu. Aku tak ingin bertemu dengannya lagi, tapi kenapa rasanya dunia ini sangat sempit.

"Ceo barunya ganteng banget ya. Udah pasti punya cewek." Jisoo mulai mengomel sambil mengerucutkan bibirnya.

"Kebanyakan ngarep sih kkkk," aku menertawai nya dan berlalu meninggalkannya.

"Lisaaa.....!" teriaknya.

_______________________________________

Aku menulis lagi di laptop ku.

"Dia kembali."

Setelah menulis itu aku menutup laptopku dan mulai berbaring di kasur sambil memejamkan mata. Berharap aku tertidur dan saat aku bangun sudah pagi hari.

Seperti biasa aku ke kantor menggunakan mobil yang kubeli setahun yang lalu berkat kerja kerasku. Aku memasuki lift dan menuju tempatku bekerja. Sampai di lift 4, seseorang masuk dan ternyata itu dia. Aku pun segera memalingkan wajah berharap dia tak mengenaliku.

Namun, belum tak berapa lama kudengar suara nya.

"Ehemm lama tidak berjumpa...."



To be continued....

Fix You (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang