Aku melihat Chan dengan malas. Ajakannya kutolak mentah-mentah.
Namun, dia tidak berkutik dan malah duduk di dekatku. Sungguh sekarang aku ingin berlari dan meninggalkannya. Aku sangat kesal melihat wajahnya. Sanggat ngilu saat mengingat kejadian itu.Dia masih menatapku. Mau membuatku semakin kesal saja. Aku pun berdiri dan hendak pergi namun pergelangan tanganku ditahan olehnya.
"Lis, kamu jadi asistenku yaa. Aku udah meriksa data kamu dan kamu lulus kriteria asisten aku." ucapnya tegas.
"Ha? Maaf pak, saya gak bisa. Saya udah nyaman kerja dibagian divisi keuangan perusahaan ini pak. Saya gak bisa jadi asisten bapak. Maaf pak, tolong lepasin tangan saya."
Aku masih berusaha tak emosi walau sebenarnya sudah hampir emosi mendengar perkataannya, enak saja dia.
Aku bahkan udah 3 tahun kerja disini dan sekarang dia seenaknya ajh mau jadiin aku asisten nya. Big No!
"Kenapa? Gaji kamu nantinya akan lebih besar bahkan 2 kali lipat dari ini. Kamu kan belum bayar lunas apartemen kamu, nantinya kamu bisa cepat selesaiin pembayaran apartemen kamu."
What? Dia bahkan tau masalah apartemenku yang belum kubayar. Nih orang ngeselin banget yah. Ck, sekarang dia mau bawa-bawa harta gitu? Owh itu bikin aku makin benci sama kamu tau.
"Wahh saya baru tau bapak stalker saya. Tapi itu gak sopan loh pak. Masa bapak bawa masalah pribadi saya dengan urusan kantor sih."
"Maaf, maksudnya bukan gitu, Lis. Aku memang cari tau tentang kamu, tapi sekarang ini aku cuman mau nolong kamu dan aku juga sangat butuh asisten saat ini. Kamu pasti tau kan informasi kalau asistenku resign."
"Maaf Pak, tapi saya rasa masih banyak karyawan disini yang lebih berpotensi dari saya. Saya harap bapak tidak memaksa saya." Aku langsung pergi setelah mengucapkan itu.
Sungguh, jika berlama-lama berhadapan dengannya mungkin aku berpotensi menamparnya. Kejadian masa lalu masih tersimpan dihatiku, aku sama sekali belum bisa melupakannya.
Akhirnya selesai juga pekerjaan hari ini. Aku ingin cepat-cepat pulang, mandi dan memasak untuk kami bertiga nanti malam.
Sesampainya di rumah aku mendapati adikku sedang menonton televisi dan dapat kutebak apa yang dilakukannya. Dia sedang menonton drama korea. Kami bertiga (Aku, Kak Jennie dan Yerin) memang pecinta drama Korea dan artis korea. Boyband kesukaan kami yaitu EXO.
"Woy, kakakmu pulang, malah disambut dengan nonton tv."
"Ck, biasanya juga gadak yg nyambut kan," ucapnya meledek.
"Kan sekarang ada kamu seenggaknya sambut lah."
"Harus banget gitu? kasian banget, jomblo sih."
"Emang situ gak jomblo?"
"Otw jadian."
"Gak percaya wlee...." Aku berlari meninggalkannya dan menuju kamarku.
Jika diteruskan itu tidak akan selesai sampai esok hari. Kami memang sangat sering berantam, tapi berantamnya sejenis candaan juga. Kami saling menyayangi satu sama lain, saling menguatkan dan saling melindungi.
Aku selesai mandi dan aku menuju ruang tengah.
"Rin, kamu masak untuk berapa orang?"
"Tiga orang. Tadi kak Jen udah nelpon aku kok."
"Baguslah, aku gak repot untuk masak lagi. Aku ingin tidur." Aku merebahkan diri di sofa panjang di depan Tv.
"Jam berapa kak Jen sampai?" tanya Yerin.
"Ntahlah, dia cuman bilang malam sampai."
"Ooh okeylah."
Jennie sudah datang dan menceritakan semuanya padaku dan Yerin. Aku menyuruhnya menangis dan akupun ikut sedih mendengarnya. Mereka telah lama pacaran dan sekarang kekasihnya akan menikah dengan gadis lain. Aku kecewa dengan Kai tapi jika itu menyangkut orangtua aku tak dapat berkata apa-apa.
Chan
Aku memeriksa data yang dikirimkan oleh asistenku yang lama. Dia belum sepenuhnya resign jadi masih harus mengatur jadwalku dan mengurus berkasku.
Ini pukul 8 malam, tapi mataku tak bisa diajak kompromi. Rasa kantuk menguasaiku. Aku pun tidur di meja kerjaku.
Keesokan paginya aku bangun pukul 4 subuh. Aku pun menyadari aku ketiduran di kantor, tapi aku masih sangat malas bergerak, kurasa ini efek kelelahan.
Aku mendengar seseorang mengetuk pintu ruanganku. Aku pun menggeliat dan melihat jam ternyata sudah pukul 8.00. Aku pun menyuruhnya masuk dan ternyata itu adalah Lisa.
Dia menatapku seolah tidak peduli dengan penampilanku tapi saat dia masuk aku masih melihat guratan terkejut di wajahnya.
"Selamat pagi pak. Saya datang untuk menerima tawaran bapak menjadi asisten bapak."
"Baiklah. Mulai besok kamu mulai kerja. Kamu tanya saja sistem kerja nya pada asisten lama saya."
"Baik pak, permisi."
"Tunggu. Tolong belikan makanan buat saya, jangan dicampur racun."
Dia tertawa namun sesaat. Aku sempat tertegun saat melihat nya. Lalu dia bertanya apa yg akan dibelikannya. Dia pun pergi setelah itu dan aku hanya memandangi punggung nya yg menjauh.
To be continued.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix You (Tamat)
FanfictionTahap revisi. "Kau jahat! Apa yang kau lakukan?! Kau merusak masa depanku." "Ssstt diamlah. Aku akan bertanggung jawab padamu." "Aku membencimu!" Cerita ini murni hasil imajinasi. Jadi tidak perlu takut pacaran karna cerita ini. ~Author Cover by @Ka...