Rasanya gak perlu ngemis vote dan koment yaa. Seikhlasnya ajh yang mau. Aku juga bukan penulis handal tapi aku berusaha bikin yang terbaik buat karyaku.
Aku menangis terisak sembari duduk dilantai. Aku melihat Chan yang masih berbaring di kasur.
Aku sangat kecewa saat melihat wajahnya dan aku teringat saat dia melakukan itu dia mengatakan, "Jika terjadi sesuatu dengan kamu kabari aku. Aku akan tanggung jawab. Ini salah kamu Lisa.
Kalo kamu gak pake dress pendek ini aku gak akan melakukan ini sama kamu. Kamu kenapa gak ke gereja pake celana jeans ajh kayak biasanya kamu ketemu aku? Hormon aku naik itu karna kamu jadi jangan salahkan aku yang gak bisa nahan diri."
Aku memeluk lututku. Airmataku tak berhenti dari tadi. Rasanya aku sangat kotor dan aku ingin pulang, tapi sekarang aku sangat membenci keadaan. Kunci kamar dipegang oleh Chan dan aku nggak bisa keluar dari sini. Jika aku berusaha mengambilnya aku takut dia terbangun dan memangsaku lagi. Aku sangat takut.
Ini sudah pukul 8 malam namun Chan tak kunjung bangun. Aku berpikiran aneh saat ini. Aku takut dia kenapa kenapa.
"Chan..." aku menggoyangkan tubuhnya dengan pelan dan dia pun menggeliat.
"Hmm~"
"Aku mau pulang," kataku pelan.
"Besok ajh Lis, aku ngantuk."
"Chan aku besok kuliah pagi."
"Besok kita pulang cepat. Sini tidur samping aku."
Aku ingin menangis suaranya sangat lembut. Berbeda saat dia melakukan itu padaku tadi siang. Aku menurutinya tanpa syarat. Aku tidur disampingnya dan dia memelukku dengan hangat.
Aku terbangun dan kulihat sudah pukul 6 pagi. Aku membangunkan Chan dan kami kembali ke kos. Sayangnya, aku tak bisa masuk kuliah. Aku jalan tertatih, akan sangat memalukan jika ke kampus dengan keadaan seperti itu.
Semenjak kejadian itu, aku tak lagi mencari Chan. Kami sekarang tak lagi komunikasian. Aku sengaja menghindar. Aku takut itu terulang.
Namun, dua minggu sejak kejadian itu, aku pikir aku sering pusing dan setiap pagi aku mual. Aku sempat berpikir aku terkena magg. Aku meminum obat sakit magg setiap pagi, siang dan malam.
Tapi, aku tetap mual setiap pagi dan kadang siang juga saat mencium makanan tertentu. Aku bukanlah anak bodoh yg tak tau itu gejala apa. Tanpa menunggu lama aku ke dokter dan men-chek keadaanku. Dan positif aku hamil 2 minggu.
Aku duduk dibangku rumah sakit sambil mengingat kata dokter tadi,
"Selamat ya, anda akan menjadi seorang ibu. Anda hamil dan sudah 2 minggu."Airmata ku tak berhenti jatuh. Airmata kesedihan dan ketakutan. Aku mengingat orangtua dan juga saudaraku. Mereka pasti sangat marah jika mengetahui ini.
Aku langsung ke apartemen Chan. Aku membunyikan bel berkali-kali dan ternyata dia malah muncul dari belakangku dengan cewek lain.
"Chan!" bentakku.
"Kamu ngapain lagi sih kesini? Dasar mantan gak tau diri."
Entah dapat kekuatan dari mana aku langsung menamparnya dengan kuat.
"Chan... apa yg kamu lakukan cewek gila?" bentak cewek baru Chan.
Chan masih sibuk memegang pipinya dan bereaksi seperti terluka saat aku menamparnya tadi.
Jujur aku merasa bersalah tapi aku juga sangat marah saat ini. Bagaimana mungkin dia udah ada cewek lain sedangkan kita belum putus apalagi tadi dia bilang aku mantan tidak tau diri?
Tapi aku tak ingin memusingkannya sekarang.
"Chan aku hamil!" Wajahnya sangat datar seolah yang kukatakan itu bukan masalah besar.
"Hubungannya sama aku?"
"Aku hamil anak kamu dan kamu tanya hubungannya sama kamu?"
"Aku gak tau itu anak siapa dan aku harap kamu pergi dari sini sebelum aku mengusirmu secara paksa."
"Chan cuman kamu yang tidur sama aku dan itupun kamu yang perkosa aku. Kamu juga bilang bakal tanggung jawabkan?"
"Perkosa? Hahaha kamu bisa gak sih gausah buat cerita baru? Kamu mau jelek-jelekin aku depan pacar aku? Iya? Apa kamu gak terima aku putusin?"
"Chan itu kenyataannya dan kita belum putus!"
"Lisa!" bentaknya, "aku gak pernah perkosa kamu dan aku gak sudi. Pergi kamu!" Chan mendorongku sampai aku terjatuh.
"Chan jangan pernah cari aku lagi. Kita hanya akan jadi kenangan dan aku gak akan pernah lahirin anakmu ini."
Aku menatapnya penuh dengan tatapan kebencian, jijik dan terluka. Sungguh aku tak pernah menduga akan ada keadaan ini. Aku memang pernah membayangkan putus dengannya tapi bukan dengan cara seperti ini.
Airmataku jatuh. Aku meninggalkan tempat itu dan memilih untuk pulang ke kos.
Aku membereskan barangku dan temanku kaget dan bertanya, "Lis kok barangnya di kemas?" dia Sila sahabat sekaligus teman sekamarku.
"Aku ambil cuti Sil. Mama sama papa minta aku pulang," aku terpaksa berbohong.
"Beneran? Yaa aku sendirian dong." Dia mengerucutkan bibirnya.
"Kan masih banyak teman sekelas kita, jangan pasang muka jelek gitu ih...."
"Hehe... yaudah aku antar ke terminal ya."
"Nggak usah Sil, aku udah pesan taksi kok."
"Ok deh. Yaudah yok aku bantu antar kebawah."
"Jaga diri baik-baik ya," ucapku sambil memeluknya.
"Siap! Kabari ya kalo udah sampe."
"Okey Sila sayang. Aku pergi."
"Iya hati-hati. Jaga diri baik-baik juga."
Aku memasuki mobil dan melihatnya sekali lagi sambil melambaikan tanganku.
Maaf Sil. Mungkin ini perpisahan kita. Ini terakhir kalinya. Maaf aku gadis bodoh. Aku tak bisa menjaga diriku sendiri, batinku menangis.
To be continued....
KAMU SEDANG MEMBACA
Fix You (Tamat)
FanfictionTahap revisi. "Kau jahat! Apa yang kau lakukan?! Kau merusak masa depanku." "Ssstt diamlah. Aku akan bertanggung jawab padamu." "Aku membencimu!" Cerita ini murni hasil imajinasi. Jadi tidak perlu takut pacaran karna cerita ini. ~Author Cover by @Ka...