Bab 8

4.7K 161 1
                                    

Rapat itupun berakhir pukul 23:00. Untuk pulang sudah tidak memungkinkan. Chan mengatakan lebih baik menginap di hotel mengingat untuk balik ke rumah menghabiskan waktu 2 jam. Apalagi sekarang malam, dia pasti udah ngantuk.

Tapi aku takut untuk tidur  disini. Aku masih trauma. Aku pun ingin memberontak dan meminta pulang kepada Chan tapi akan lebih buruk jika aku berduaan dengannya di dalam mobil selama 2 jam. Aku tau memang dia sudah berubah tapi tetap saja aku harus waspada.

Setelah lama mencari posisi aman untuk tidur, aku tetap tak bisa terlelap. Bayangan 5 tahun yang lalu masih jelas dalam pikiranku. Sekarang sudah pukul 2:00 dini hari namun tanda-tanda ingin tidur tak ada di mataku. Walau aku sangat mengantuk tapi aku sangat takut untuk tidur. Sampai hingga pagi hari pukul 6:00. Aku sudah selesai mandi dan aku akan pulang. Aku sangat mengantuk. Semalam aku tak tidur sama sekali.

Aku mengetuk kamar hotel di samping kamarku. Disana Chan tidur semalam.
Setelah beberapa lama aku mengetuk pintu. Muncul lah Chan dengan rambut acak-acakan dan mata sayu khas baru bangun tidur. Dasar anak ini. Aku pikir dia udah selesai mandi.

"Pak, kita akan pulang jadi sebaiknya bapak mandi." kalau tak ingat atasan udah aku umpatin nih manusia.

"Jam berapa?" tanyanya sembari menggaruk kepalanya dengan mata terpejam.

"Jam 7 pak."

"Ooh ok."

"Permisi pak!" hufft dasar atasan nyebelin.

Setelah  membangunkan Chan aku keluar dan berjalan sembari mencoba menghubungi supir supaya menyiapkan mobil. Karna sepertinya Chan masih kelelahan tidak mungkin dia bisa menyetir dengan muka kantuk seperti tadi. Dan tiba-tiba aku menabrak seseorang sampai hpku terjatuh dan ternyata dia adalah teman masa SMA ku.

"Maaf..." ucapku sambil mengambil hpku lalu menatapnya.

Pandangan kami bertemu sampai akhirnya dia berbicara "Lisa?"

"Sehun?"

"Lama tak bertemu."

"7 tahun?" ucapku sembari tersenyum

"Apa kabar?" ucapnya lagi, aku sangat geli mendengar pertanyaannya tapi aku rasa itu hal yang biasa diucapkan orang lain jika sudah lama tak bertemu.

"Aku baik. Seperti yang kamu lihat."

"Aku senang mendengar nya."

"Aku juga senang melihatmu baik-baik saja."

Kami mengobrol banyak saat itu. Kami berpisah sejak kelas 3 SMA saat acara perpisahan. Sejak itu kami tak pernah jumpa. Dulu aku sangat menyukainya. Bahkan mencintai nya namun cintaku hanya bertepuk sebelah tangan. Tentu saja, aku hanyalah gadis biasa dan dia laki-laki yang sempurna dengan bentuk tubuh tinggi, kulit putih dan bentuk wajah yang sangat tampan dan satu lagi dia sangat pintar. Dia dulu juara 1 umum di sekolah kami. Dia jurusan Ipa dan aku jurusan Ips.

Sebenarnya tadi aku sempat gugup apalagi sekarang dia bertambah tampan. Bahkan dengan kata-kata tak bisa ku ungkapkan saking tampannya dia. Tapi segera kutepis karna aku juga tau dia hanya mengangapku teman dan aku juga sudah tidak ada rasa seperti dulu terhadapnya.

Saat kelas 2 SMA aku pernah mengungkapkan perasaanku padanya lewat puisi dan dia menolaknya bahkan sering membuatku cemburu dengan berdekatan dengan gadis lain yang tentunya lebih cantik dariku. Walau di tolak aku masih terus mendekatinya dengan mengikutinya kemanapun dia pergi. Sampai kelas 3 SMA aku kembali mengungkapkan perasaanku tapi dia menolakku mentah-mentah dengan mengatakan aku harusnya mengaca dan mengoreksi diriku.

Saat itu aku sempat down tapi cintaku tak berkurang sedikitpun padanya, sampai kami kuliah pun aku tetap menjadi stalkernya. Mulai dari Fb, Ig dan Wattsap. Walau pada saat aku chatpun, dia langsung memblok nomorku. Hahaha jika di ingat itu hal yang konyol. Aku sempat berpikir dia itu jodohku. Namun, itu bertahan sampai aku semester 4, saat itu aku bertemu Chan dan berpacaran dengannya. Seluruh hatiku kuberikan padanya sampai tak bersisa. Sampai akhirnya menorehkan luka yang tak bisa disembuhkan.

Pada saat kami masih asik mengobrol suara seseorang yang jelas aku kenal menghentikan kami.

"Sehun?" Chan mengenal Sehun? Aku bertanya dalam hati.

"Chan~ah..." ucapnya manja sambil memeluk chan ala laki-laki pada umumnya, "Aku senang bisa bertemu denganmu lagi" ucap Sehun.

"Aku juga senang Hun. Bagaimana perkembanangan Perusahaanmu?" dan sekarang mereka yang berbicara dan aku yang merasa dilupakan pun ijin untuk mengemasi barangku untuk segera pulang, aku sangat merindukan apartemenku.

Dimobil suasana tampak hening. Aku memainkan hpku karna merasa bosan tapi tiba-tiba suara chan menghentikanku.

"Sudah berapa lama kau mengenal Sehun?"

"7 tahun." jawabku cuek. Sebagai atasan untuk apa dia perduli namun aku tau sekarang ini dia berbicara bukan sebagai atasan tapi sebagai mantan pacar. Sangat lucu bila mengingat dia mantan pacarku, mana ada pacar yang tega menghancurkan masa depan pacarnya sendiri.

Dia diam cukup lama setelah mendengar jawabanku.

"Apa kau masih mencintainya?" tanyanya lagi.
 
Aku sempat bingung mau jawab apa. Jika aku jawab iya, dia bisa mengangapku sebagai sekretarisnya saja dan aku ingin itu tapi aku takut dia memberitahu Sehun karna sebenarnya perasaanku sudah tak ada padanya.

"Nggak." Jawabku pada akhirnya.

Dia tampak menghela nafas, sepertinya dia lega? Tapi kenapa? Dia bahkan tak pernah mencintai ku dan hanya ingin tubuhku saat berpacaran denganku dan itu semua dia yang mengatakan. Sangat jelas saat itu sampai mengingatnya saja aku ngeri dan sesak.

Akhirnya kami sampai. Aku segera turun dan mengucapkan terimakasih. Aku masuk ke apartemen dan merebahkan tubuhku. Sungguh hari yang melelahkan. Dan aku pun segera terbang ke alam mimpi.

***

5 bulan kemudian....

Yerin Pov

Aku senang sekali aku sudah dekat dengan Oppa Dio. Jujur saja aku menyukainya sejak kak Lisa mengenalkannya padaku dulu.

"Hei melamunkan apa?" itu Dio, kami sedang dinner saat ini.

"Aku tidak melamun" ucapku sembari tersenyum.

"Aku kira kamu melamun, lihat makananmu masih menumpuk dan makananku hampir habis."

"Itu sih kamu ajah yang kelaparan."

Dia tertawa lalu melanjutnya ucapannya.

"Cepat, aku ingin membawamu ke suatu tempat."

Kami telah sampai ke tempat yang Dio maksud. Sangat Indah, banyak taburan bintang di langit dan bulan purnama yang menambah kesan indah di taman ini. Belum selesai sampai disitu, aku juga melihat kembang api yang meluncur ke atas dengan bertuliskan,

"Jadilah Kekasihku!"

Aku sampai meneteskan airmata melihatnya. Aku bahagia. Dia pun berlutut di depanku lagi sembari memberi bunga.

"Jadilah kekasihku.." aku mengangguk dan dia memelukku. Rasanya aku sangat beruntung saat ini.

_______________________________________

Author Pov

Berbeda dengan Yerin justru Lisa sekarang sangat kesal dengan tingkah Chan. Sekarang Chan tinggal di samping apartemen Lisa. Dan sekarang dia masuk ke apartemen Lisa sesuka hatinya. Tadi Lisa sedang keluar dan lupa menutup pintu, karna dia hanya keluar membuang sampah tapi sampai di dalam dia dikejutkan oleh Chan yang duduk manis di sofa.

"Cepat pulang. Ini sudah malam." Lisa mulai panik sejak dari tadi Chan tak mau pulang ke apartemen nya dengan alasan takut. Lisa sudah geram dan langsung menarik tangan Chan supaya berdiri dan meninggalkan apartemen nya. Dia sudah sangat mengantuk.

Tapi  hal itu malah membuat situasi menegang, dia ditarik oleh Chan dan Lisa pun terjatuh di dada bidang Chan. Jantung keduanya mulai beradu. Menimbulkan suara yang sangat merdu. Chan tidak dapat menolak pesona bibir mungil cherry Lisa, Chan pun mulai menciumnya dengan lembut.




To be continued......

Fix You (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang