(Namakamu) memasuki kamarnya dan membaca ulang surat dari kino yang dulu dititipkan pada Salsha.
Membaca berulang ulang surat itu membuat dirinya tak kuasa menahan tangis.
Sebenarnya apalagi yang harus ditangisi? Itu hanya masalalu bukan?
**
Tadi malem Diandra dan Barack pulang.
Dan sekarang ini, Iqbaal sudah berada didepan pintu rumah gadisnya.
Tok tok tok..
"Assalamualikum."
"Waalaikumslm. Eh, Iqbaal." Ucap Barack. Dan Iqbaal menyalimi calon mertuanya itu.
"Siapa pa?" Tanya Diandra dari dalam rumah
"Iqbaal ma." jawab Barack
"Eh iqbaal. Gimana kabarnya nak?" Tanya Diandra saat sudah berada di depan pintu rumah, menemui kedua lelaki itu
Iqbaal tersenyum lalu menyalimi Diandra, "baik ma. Mama sama papa gimana kabarnya?"
"Alhamdulilah, baik."
Diandra dan Barack mengajak Iqbaal masuk, mereka masuk dan mulai duduk di sofa ruang keluarga bersama bastian yang memang sedari tadi sudah berada disitu.
"Eh baal. Lo kesini nyari (Namakamu) ya?" Tanya Bastian
Barack terkekeh, "kalau kesini nyari kamu kan lucu bang."
Iqbaal dan Diandra tertawa.
"Mama sama papa baru sampai tadi pagi?" Tanya Iqbaal
"Tadi malem baal." Ralat Diandra, "perusahaan kamu gimana? Aman?"
"Iya tuh, gimana? Nggak ada masalah kan?" Sambung Barack
"Aman kok pa, ma. Alhamdulillah baik-baik aja."
"Bunda sama ayah gimana kabarnya?" Tanya Barack
Setelah banyak berbincang dengan calon mertuanya itu, iqbaal menuju kamar semestanya.
"Sayang?" Panggil Iqbaal saat sudah berada di depan pintu kamar (Namakamu).
Cklek..
Setelah iqbaal membuka pintu kamar (Namakamu), ia masuk dan duduk di ranjang. Terdengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi, iqbaal yakin (Namakamu) pasti sedang mandi.
Nggak lama dari itu (Namakamu) keluar dari kamar mandi dengan baju yang simple, tanpa make up, dan rambut digelung. Hal itu membuat Iqbaal yang sedari memainkan ponselnya, mengalihkan perhatian ke arah (Namakamu) yang saat ini terlihat sangat cantik natural.
(Namakamu) mendekat lalu mengagetkan iqbaal yang terlihat sedang melamun, "Heh!"
"Eh. Apa?" Tanya Iqbaal seperti orang ling-lung
"Apa.. apa.. kamu tu yang apa? Ngeliatin aku gitu banget."
"Habisnya kamu cantik, hehe.." iqbaal menarik pelan tangan (Namakamu) agar terduduk disampingnya
"Ganyambung, gajelas." Ucap (Namakamu) yang sudah terduduk menghadap ke iqbaal, "eh btw kamu kok udah di sini aja?"
"Iya. Kangen semesta soalnya."
"Halah! nggak lucu." Ucap (Namakamu) seraya tersenyum karena salah tingkah
"Aku kan nggak ngelucu sayang, aku itu love yu."
(Namakamu) tertawa kecil.
Iqbaal senang melihatnya, bahagia (Namakamu) adalah bahagia nya juga.Iqbaal akan bahagia kalau (Namakamu) bahagia, dan dia akan lebih bahagia kalau (Namakamu) bahagia karena dirinya.
Paham ga? wkwk
"Apaan sih baal, nggak ada nyambung nyambung nya tau." Ucap (Namakamu) di sisa-sisa tertawa kecil nya
"Disambungin lah yang."
"Eh, kamu udah ketemu mama sama papa?" Tanya (Namakamu) mengalihkan pembicaraan
"Udah tadi dibawah, kita udah ngobrol banyak malah."
"Ngomongin apa aja?"
Iqbaal tersenyum smirk kala mengingat pembicaraan nya tadi bersama calon mertuanya, "Hal yang buat aku seneng."
"Iya, apa?"
"Kepo kamu.." ucap Iqbaal menggoda (Namakamu)
"Ih kamu!" (Namakamu) kesal lalu mencubit pelan perut Iqbaal
Iqbaal membiarkan tangan (Namakamu) yang masih berada diperutnya, tangannya ia gunakan untuk merapikan rambut depan (Namakamu) yang sedikit berantakan, lalu melepas gelungan rambut (Namakamu), "sini aku sisirin."
**
Setelah pamit dengan Diandra dan Barack iqbaal berniat akan mengajak semesta nya jalan-jalan.
Digarasi.
"Kok tumben pake motor? Mobilnya kemana?"
Sambil memakai jaket, Iqbaal menjawab, "mobil nya dirumah. Pake motor kan biar mesra yang."
"Bucin!"
"Biarin. Sama pacar ini."
Iqbaal naik, lalu membantu (Namakamu) untuk naik dengan menahan tangan kirinya. Setelah (Namakamu) dirasa sudah nyaman dengan posisinya, Iqbaal diam.
"Kok diem aja?" (Namakamu) menaruh dagunya ke pundak kiri Iqbaal, "kok nggak jalan?
Iqbaal tersenyum, "nggak papa." Uapnya seraya menarik tangan (Namakamu) memasuki saku jaketnya.
(Namakamu) terdiam sejenak. Lalu ia tersenyum seraya melirik Iqbaal yang ternyata juga sedang meliriknya sambil tersenyum manis. Kedua tangan (Namakamu) semakin melingkarkan tangannya.
"Ayuk berangkat kang," ucap (Namakamu) lalu terkekeh.
"Ayuk neng, pegangan ya. Jangan dilepas." Jawab iqbaal
"Iya."
"Kalau nggak pegangan nanti jatuh.
Akang nggak mau eneng jatuh.
Apalagi kalau jatuh nya ke pelukan orang lain." Ucap Iqbaal beruntut(Namakamu) tertawa dan semakin mempererat pelukannya. Kepalanya juga sudah nyaman bersender di pundak kekasih nya sedari tadi.
Iqbaal tersenyum kemudian menghidupkan motornya dan melajukan motornya dengan kecepatan rendah untuk keluar dari pekarangan rumah (Namakamu).
"Kita mau kemana?"
"Ke taman aja yuk? Cari udara seger yang."
Diperjalanan terdapat banyak kendaraan yang lalu lalang. Kebetulan ada bis berhenti didepan Iqbaal dan ada orang-orang yang sedang membetulkan bagian ban bis itu.
Iqbaal mendapat ide yang menurutnya itu menyenangkan, "liat deh bis itu." tangan Iqbaal menunjuk ke bis yang berhenti tadi.
(Namakamu) terkekeh, "Dari tadi aku ngliatin itu."
Iqbaal ikut terkekeh, "tau nggak? Bis apa yang bikin aku selalu deg degan."
"Apa?" Tanya (Namakamu) lembut. Kedua tangan nya masih saja berada didalam saku jaket Iqbaal. Malah, sekarang ini lebih erat memeluknya.
Iqbaal mengeluarkan smirk nya, "Bisikan sayang dari kamu."
(Namakamu) yang jelas mendengar, terkekeh, "Aku sayang kamu." bisik (Namakamu) tiba tiba
Iqbaal yang mendengar itu terkejut, untung saja dia tidak mengerem mendadak. Pipi nya merona, ia pikir (Namakamu) tidak akan menanggapi nya. Ternyata oh ternyata..
Iqbaal tertawa, "aku jauh lebih sayang kamu."
**
Seorang laki laki sedang berada di taman kota memandangi langit langit dipagi hari.
"Aku disini. Masih dengan perasaan yang sama dan untuk orang yang sama."
"Aku rindu kamu.." gumam nya
Selang beberapa menit laki laki itu termenung..
"Kino?"
"(Namakamu)?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationshit [IDR]
Teen FictionMenceritakan tentang kisah cinta (Namakamu) dan Iqbaal yang berakhir sesuai takdir tuhan :)))