Sore ini, hujan deras mengguyur kota Jakarta. (Namakamu) sedang berada di taman belakang rumahnya, duduk di ayunan yang berada disana.Jika kalian mengira (Namakamu) sedang hujan-hujan an, maka jawabannya adalah benar.
Dia suka hujan, tapi dia tidak bisa terkena hujan. Em, maksudnya kalau dia terkena hujan, dia akan sakit.
Namun hal itu diabaikan oleh dirinya sendiri, (Namakamu) sendirian dirumah, tidak ada bastian. Maka dari itu dia bebas bermain hujan di taman belakang rumah. Bibi dan pak supir juga sedang tidak ada dirumah, mereka sudah pulang.
Tidak ada yang tau dibawah deras nya hujan itu, (Namakamu) menangis. Lagi lagi dia merasa sendiri. Tidak ada nya orang tua, kakak, pacar, bahkan para sahabat nya.
Disana, mereka sibuk dengan dunia nya masing masing. (Namakamu) mengerti itu, tapi.. tidak bisa kah salah satu dari mereka ada yang mengerti perasaannya? Bastian yang katanya akan selalu ada, buktinya sekarang dia malah sibuk bekerja.
"Mama papa kapan pulang?" Disela Isak tangis nya, (Namakamu) bermonolog, "(Namakamu) kangen.." lanjutnya
Setelah kurang lebih setengah jam dibawah derasnya hujan, (Namakamu) bergegas masuk ke dalam kamarnya lalu membersihkan dirinya dan berganti baju.
Disini lah dia saat ini. Tempat favoritnya, dimana ia selalu berkeluh kesah; balkon kamar.
Dengan ditemani teh hangat dan juga laptop nya. Setelah beberapa saat dia memandangi hujan, dia kembali mengetik sesuatu di laptopnya, sudah menjadi kebiasaan dan hobinya akhir-akhir ini; menulis.
'Terkadang aku bertanya pada Tuhan,
Tentang bagaimana hidupku yang tak sama,
Tentang bagaimana kisahku yang berbeda,
Tentang bagaimana jalan yang kulalui tak sesuai dengan semestinya,
Tentang bagaimana harapan yang ku buat,
Namun tak pernah tercapai pada akhirnya.
Tentang bagaimana mimpi yang ku rangkai,
Namun tak pernah jadi nyata,
Dan tentang bagaimana skenario tuhan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Aku tahu..
Semua kisah sepi yang ku lalui,
Semua harapan yang dipatahkan,
Semua mimpi yang tak pernah jadi nyata,
Semua jalan terjal yang melukai langkahku,
Dan semua luka yang mengiringi langkah bersama duka dan airmata.
Aku tahu ..
Tuhan punya skenario terindah nya untuk berperan dalam kisahku,
Skenario tuhan yang dimana aku harus rela kehilangan kasih sayang orang tua ku sendiri,
Kehilangan harapan untuk bersama mereka,
Kehilangan mimpi untuk bersama mereka,
Bahkan aku harus rela kehilangan masa kecil indah ku.
Sering, mungkin..
Aku selalu mempertanyakan tentang segala duka yang tak kunjung reda.
Tentang segala macam bentuk luka yang senantiasa menaruh perih dan pedih.
Namun..
Aku tahu..
Tuhan memberiku kisah yang pedih ini karena aku mampu.
Aku tak sendiri,
Aku masih punya mereka,
Yang terkadang juga hilang entah kemana:)
Aku rindu mereka tuhan :)
Tolong, sampaikan rinduku.
Aku juga mulai lelah, tuhan.
Tolong aku.'
Setelah mengetik itu, (Namakamu) membiarkan air matanya yang lagi lagi turun tanpa disuruh.
Di pintu balkon, terdapat Bastian yang ternyata sudah dari tadi disana dia juga meneteskan air matanya. Dia merasa gagal menjadi seorang kakak untuk memberi kasih sayang dan menjaga adiknya.
**
Sengaja pendek, wkwk.
Mau ganti nama akun, tapi bingung :(( usul geh:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationshit [IDR]
Teen FictionMenceritakan tentang kisah cinta (Namakamu) dan Iqbaal yang berakhir sesuai takdir tuhan :)))