Setelah membaca surat itu, sampai menjelang pukul tiga sore waktu Indonesia Barat, (Namakamu) masih mengurung diri di kamar, ia masih memikirkan satu hal :
Apakah ia akan menemui Iqbaal setelah sekian lama?
Setelah luka yang sempat Iqbaal buat itu sedikit menghilang?
Setelah semua nya telah usai?
Ketukan pada pintu kamarnya membuat lamunan (Namakamu) buyar.
"Dek, makan dulu."
"Iya bang sebentar."
"Abang masuk ya?"
(Namakamu) keluar kamar menemui Bastian, "ayok makan."
Bastian menyatukan kedua alisnya bingung, dia merasa ada yang disembunyikan oleh adiknya itu, "kamu kenapa sih?", Tanya Bastian, "tadi waktu diajak makan siang juga gamau, malah lari aja ke kamar."
"(Namakamu) cuma mau liat-liat kamar nya aja kok bang." ucap (Namakamu) lalu tersenyum gula
Bastian mengernyit, "beneran?"
"Iya."
Bastian tau pasti ada yang disembunyikan, "Kamu ketemu Iqbaal ya?" Tebak nya.
(Namakamu) sedikit gelagapan, ini menyangkut Iqbaal. "Enggak kok bang,"
"Terus kamu kenapa?"
"Nggak papa, ayok makan." (Namakamu) menarik tangan Bastian menuju meja makan.
Sebelum sampai di meja makan, Bastian berhenti karena teringat satu hal yang sering mereka --(Namakamu) dan iqbaal-- lakukan, "kamu dikasih surat sama Iqbaal ya dek?"
(Namakamu) menghentikan langkahnya, dengan reflek ia melepaskan genggamannya pada Bastian lalu dengan sedikit gugup dia menjawab, "eng enggak kok bang."
Bastian tersenyum kecil, dia sudah tau pasti ini. "Iqbaal bilang mau ketemu apa gimana?" Lanjut Bastian tanpa mempedulikan adiknya yang selalu mengeles.
"Bang.." rengek (Namakamu)
Bersamaan dengan itu, Diandra melewati mereka, "dek, makan."
(Namakamu) melihat wajah Diandra, "iya ma, ini mau makan." lalu dengan langkah tergesa-gesa dia meninggalkan Bastian juga Diandra ke ruang makan.
**
"Gue udah kirim diary Lo ke (Namakamu) kok. Tenang aja, dia pasti paham sama isi hati Lo." Ucap Aldi, "kurang baik gimana coba gue tuh?"
Iqbaal tak menjawab nya, dia hanya diam.
Selang beberapa menit..
"Di."
"Hm?"
"Kira-kira (Namakamu) mau nggak ya ketemu sama gue?" Tanya Iqbaal pada sahabat nya itu.
Ya, saat ini Iqbaal sedang berada di balkon kamar Aldi, mereka sedang menceritakan (Namakamu) pastinya.
"Gue gatau sih, tapi.."
Iqbaal menautkan kedua alisnya, bingung, "tapi apa?"
"Tapi kayak nya enggak deh, secara lo tuh udah nyakitin dia baal." Aldi menghela nafasnya
"Bantuin gue dong di." pinta Iqbaal dengan raut wajah sendu, sungguh dia sangat menyesal dengan perbuatannya dulu, "gue harus gimana sih biar (Namakamu) maafin gue?"
Air matanya mulai turun membasahi pipinya yang sedikit menirus.
Aldi memandang sendu kearah sahabatnya itu, dia bingung harus membela siapa? Iqbaal, atau (Namakamu)?
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationshit [IDR]
Teen FictionMenceritakan tentang kisah cinta (Namakamu) dan Iqbaal yang berakhir sesuai takdir tuhan :)))