Setelah selesai meminta tolong pada Salsha, Iqbaal bergegas pulang kerumahnya.
Ini masih pagi, sekitar jam sebelas an namun Iqbaal sudah sangat tidak sabar menanti sore.
Sesampai nya dirumah, saat melewati ruang tamu Steffy memanggil nya, dan dengan malas Iqbaal berjalan gontai mendekati nya.
"Kenapa?"
"Aku mau tanya."
"Tinggal tanya," Ucap Iqbaal ketus.
"Duduk dulu."
Setelah Iqbaal duduk di sofa yang sama dengannya, ia menghembuskan nafas nya perlahan, "Kamu mau ketemu sama (Namakamu)?"
Iqbaal menatap Steffy dengan tatapan terkejut, "tau dari mana?"
"Itu nggak penting baal. Jawab dulu pertanyaan aku."
"Lo tau darimana? Lo buka-buka HP gue? Nggak sopan Lo!" Marah Iqbaal pada istrinya
"Baal, dengerin dulu. Aku minta maaf sebelum nya karena udah buka HP kamu tanpa ijin."
Iqbaal kembali menetralkan nafasnya untuk meredamkan emosinya. Lancang sekali, batinnya. "Iya, gue mau ketemu dia."
Ada sedikit rasa senang saat Steffy mendengarnya, "Aku ikut."
"Nggak, stef!"
"Baal yang salah nggak cuma kamu. Yang mau minta maaf juga nggak cuma kamu. Aku juga mau minta maaf sama dia. Dia sahabat aku kalau kamu lupa."
"Vino gimana kalau lo ikut gue buat ketemu sama semesta?"
Steffy terdiam sebentar menatap nanar suaminya karena panggilan itu, lalu berkata dengan pelan, "kita bisa bawa Vino."
"Lo gila!" Ucap Iqbaal penuh penekanan, "lo emang gapunya hati. Gimana perasaan dia nanti kalau liat gue bawa lo sama Vino?"
Steffy meneteskan air matanya, "Aku kangen sama dia, Baal."
"Lo bisa ketemu sama dia nanti malem atau besok atau kapan terserah lo, tapi jangan sama gue. Ayolah stef, tolong ngerti."
"Kamu yang tolong ngertiin aku. Kapan sih kamu ngertiin aku? Kamu tu egois."
Iqbaal tetap menampilkan wajah datar nya, namun dibalik itu dia menyunggingkan senyum miringnya, "Gue emang egois. Bahkan lo tau kalau gue nggak menginginkan pernikahan ini."
PLAK.
Tangan putih steffy mendarat mulus di pipi kanan Iqbaal yang menirus.
Steffy terisak, "Aku cuma kasian sama Vino baal. Dia masih butuh ayah nya, dia butuh kasih sayang kamu." Steffy menutup kedua matanya dengan telapak tangannya, "dia darah daging kamu, kalau kamu lupa."
"Gue udah pernah bilang kan? Gue khilaf."
"Khilaf gimana baal? Bahkan kita udah bareng sebelum kejadian itu." Steffy semakin terisak mengingat sifat Iqbaal yang sudah satu tahun ini tidak ada perubahan saat kejadian dimana (Namakamu) pindah ke Paris.
"Gue. Nyesel." Ucap Iqbaal dengan lirih, dia juga kembali teringat dengan semesta nya.
Tak lama dari itu terdengar suara tangisan bayi dari arah kamar utama. Steffy dengan segera pergi ke kamar itu untuk menenangkan anaknya.
Namun sebelum Steffy menghilang dari pandangan nya Iqbaal sempat berucap, "inget, jangan temuin (Namakmu) selagi dia lagi sama gue."
Setelah kepergian Steffy, Iqbaal mengacak rambut nya frustasi.
**
Siang ini, (Namakamu) sedang duduk diruang tamu apartmnt bersama Salsha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationshit [IDR]
Teen FictionMenceritakan tentang kisah cinta (Namakamu) dan Iqbaal yang berakhir sesuai takdir tuhan :)))