Cerita ini diikutsertakan dalam WWF2019
Mohon dukungan dan partisipasi dari pembaca.
°~°~°~°
Namaku Alma Zevanya, hidupku dulu baik-baik saja saat masih ada malaikat tak bersayap ku. Ayah adalah sosok yang sekaligus menjelma menjadi ibuku. Tempat ku bercerita tentang penatnya hari saat malam, memberiku pelukan hangat, dan menyayangi ku sepenuh hatinya.
Namun semua berbeda saat hari itu terjadi, sore itu, senja... seperti sedang mentertawakan duka ku. Ayah pergi. Meninggalkanku seorang diri. Bersama orang-orang yang tak pernah menghargaiku. Seperti kepingan kaca yang hancur tak berbentuk itu lah aku saat itu... Dan sekarang.
Dalam rumah yang tak kecil, juga tak besar ini aku tinggal bersama seorang yang bergelar ibu dan adik perempuan ku, namanya Alina Clarissa. Kami tak berbeda jauh. Kami bukan anak kembar tapi aku bingung bagaimana caranya seorang wanita bisa melahirkan dua orang anak di tahun yang sama dengan jarak tiga bulan.
Namanya Clara, wanita yang bergelar ibu itu. Dia dulunya adalah seorang sosialita namun sejak ayah meninggal dia berubah menjadi wanita karir. Ada sedikit rasa kasihan saat melihatnya pulang larut dan pergi pagi. Namun sikapnya padaku mengikis rasa kasihan itu menjadi sebuah kebencian.
Semuanya bermula sejak ayah meninggal.
Jika kalian bertanya "bagaimana rasanya tak dianggap?" maka aku akan dengan lantang menjawab, "rasanya begitu menyakitkan, sungguh, apalagi sekeliling ku tak pernah menganggapku. Sekarang itu seperti makanan sehari-hari buatku, sudah tidak masalah lagi."
Sejak itu keadaan mengubahku, sifatku semakin menyebalkan. Tak ada lagi orang yang dapat ku percayai kata-kata nya.
Aku hanya mendoktrin otakku dengan pikiran bahwa manusia pada dasarnya hanya saling memanfaatkan. Kasarnya begitu.
°~°~°~°
Follow Instagram ku @_anggiradwiristanti
Siapa tahu kalian mau mampir buat ngehujat,eh, maksudnya kasih kritik dan saran gitu.
Baru prolog nih, gimana sama awalnya? Semoga kalian suka. Kalo suka Jangan lupa vote, komen, and share.
Love you all❣️
KAMU SEDANG MEMBACA
Romansa Senja
Teen Fiction"Gue nutupin perasaan yang ada karena gue takut gue bakal ditolak."-Alma zevanya "Gue selama ini mencintai orang yang salah karena dia nggak pernah bicara soal perasaannya." -Bima Ragatta Published 15 Juli 2019 Story by Anggita Dwi Ristanti