Chapter 20

4.8K 219 13
                                    

"Mencintai mu bagaikan berada di tengah ribuan pecahan kaca, jika maju aku akan terluka dan mundur pun sama saja,bahkan lebih terluka karna sulit melihatmu denganya"

~Salsa khairana al-bar

Seperti hari hari biasanya gue berjalan melewati depan koridor kelas 11 dan saat itu terdengar cibiran dari kalangan kaka kelas

"Itu cewenya si reyhan?"

"Eh iya ko ngga berangkat bareng"

"Iya tuh kemaren aja gayanya berangkat bareng pulang bareng sekarang behh hahaah"

"Putus kali ya"

"Semoga amin"

"Lagian cantikan gue juga"

"Paling jual diri biar bisa sama reyhan dasar bitch"

Seperti itulah kira kira cibiran yang di layangan kakel ke gue. Tapi gue? Cuek aja sih toh mereka ngga ganggu gue cuma kuping gue aja sih rada risih tapi yaudah sih bodo amat!

Prinsip gue kalo ada heters anggap aja mereka pupuk buat jadiin diri kita lebih kuat dan tangguh, jangan jadiin mereka hambatan buat kita beraktifitas toh mereka cuma modal bacot doang kan unfaedah:v
Heters itu tercipta dari manusia manusia yang iri sama hidup kita karna pada dasarnya mereka tidak bisa seperti kita jadi iri trus nyinyir deh.

Setelah gue sampai di kelas gue pun segera duduk di tempat gue dan bertingkah biasa aja seolah olah ngga terjadi apa apa sama gue.

"Weih si bu besar udah berangkat aja bu"

"Dia kan lagi semungut mel ya gitu"

"Bukan semungut des kan dia dapet uang saku tuh nah uang sakunya dia pake dugem"

"Pala kao semua se enak puser ngomong nya!"

Ucap gue nyolot karna sedari tadi cukup diam dan bersabar menghadapi ketiga curut bloon lemot bin dongo ini.

"Wes santai ae dong bu jangan pake kopling trus nge gas jadinya jundal deh"

"Perasaan yang ngomong mulut deh bukan pala"

"Mel perasaan lo sekolah ko ngga ada kemajuan ya"

Ucap desti membuat meli melotot taksuka

"Jangan melotot elah mel! Becanda just kidding "

Jawab desti dengan mengacungkan jarinya membentuk angka dua dan di taruh depan dada.

"Udah udah sonoh deh pada duduk bentar lagi pasti guru dateng"

Ucap gue menengahi, karna emang sekarang udah jam 7 lewat 5 sih. Beberapa menit kemudian si penguntit kelas atau si zulva yang biasa memata matai guru yang mau masuk kelas pun berteriak.

"WOYY DALAM HITUNGAN 5 DETIK GUE JAMIN PAK MINUS MASUK KELAS"

seisi kelas pun hanya terdiam melihat kelakuan gila temen gue sekaligus wakil ketua kelas ini dan dia pun mulai menghitung

"SATU, DUAAA, TIGAAAA, EMMMPAAATTT, LIIIIIII"

"Selamat pagi"

Ucap pak minus sambil memasuki kelas.

"Tuhkan bener katague juga"

bisik desti pelan tepat di telinga gue.

"Hussttt diem udah lo mau di hukum? "

Akhirnya gue dan desti pun diam mendengarkan ocehan rumus dari pak yus.

...

WITH YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang