Chapter 25

5.1K 244 1
                                    

"Bersamamu aku mengerti seberapa penting rasa kepercayaan dan rasa di percaya oleh pasangan"

~Reyhan devano susilo

Setelah siang tadi rey ngirim aku pesan yang berisi bukan penawaran tapi pemaksaan ada rasa seneng ada rasa kesel tapi didominasi rasa kecewa sih, karna emang aku masih kecewa parah ke dia. Jam 3 aku udah mulai siap siap karna emang rey jemput aku jam 3an mungkin lupa ehe.

Aku hanya memakai hoddie hitam dengan celana jeans panjang dan juga wajah yang di poles dengan make up tipis.

"Lo mau jalan sama rey sal?"

Tanya bang thariq ketika tidak sengaja berpapasan dengan ku di eskalator.

"Ngga niat jalan sih gue juga cuma katanya dia mau jelasin apa tau dah"

"Gue saranin lo dengerin dulu penjelasan dia, jangan cuma ngandelin apa yang lo liat aja"

Ucap bang thariq bijak sambil mengelus Puncak kepala ku.

"Eleh so bijak lo bang ngejar meli aja ga dapet dapet"

"Dugong lo udah di kasih saran juga gue doain reza suka deh sama lo biar lo bingung milih masalalu ato masa depan haha kan lucu"

"Anjir! Kaga lah"

Akhirnya aku dan bang thariq sampai di lantai bawah.

"De? Mau kemana?"

Tanya ayah sambil melihatku dari atas kepala sampai ujung kaki.

"Jalan noh ama reyhan"

Ucap bang thariq membalas pertanyaan ayah yang sebenarnya di layangkan kepadaku.

"Engga ko yah ngaco abang tuh"

"Ngga usah boong orang reyhan nya aja lagi di depan"

Jawab bunda dan membuat mataku melotot.

"Hah?! Emang bener? "

"Iya sayang dia udah nunggu kamu dari tadi itu di depan"

Ucap ayah meyakinkan dan aku pun langsung berlari ke depan. Dan benar aja dia udah ada di depan sambil bersandar di depan mobilnya dengan rambut yang ditata rapih dan tangan yang di masukan ke dalam saku keren banget anjir cowo gue

"Udah siap siapnya?"

Tanya rey lembut dan seketika bisa menghipnotis pikiranku. Suara yang sudah hampir 2 minggu jarang terdengar di telingaku kini kembali terdengar dengan intonasi yang begitu lembut. Suara yang sangat teramat aku rindukan kini kembali lagi.

"Sal?"

"Eh"

"Udah"

"Hm"

"Ko cuma hm hm doang ngomong sal elah"

"Jadi pergi?"

Jawab aku langsung to the poin.

"Oke kita langsung pergi ke taman"

Setelah mengatakan itu aku pun langsung masuk kedalam mobil rey, aku sedang tidak ingin berbasa basi meski hatiku benar benar tak karuan sekarang.

Selama di dalam mobil baik aku ataupun reyhan tidak ada yang membuka percakapan, aku lebih memilih melihat ke luar kaca di Banding fokus melihat wajah rey yang sangat aku rindukan sebenarnya.

"Sampe sal ayo turun"

Suara rey terdengar memecah keheningan dan aku pun menoleh sambil mengangguk lalu keluar dari mobil.

WITH YOU [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang