AuthorPov
Hari rabu, sesuai dengan kata guru seni budaya Fia, hari ini mereka harus ikut les menyanyi. Fia dan Ila pergi bersama, karena sekolah mereka yang memang dekat mereka memutuskan untuk berjalan kaki, sekalian olahraga sore.
Setibanya di sekolah, mereka pun segera memasuki ruang seni. Disana sudah banyak orang yang mungkin juga di pilih oleh guru untuk mengikuti les ini.
Saat dilihat lebih seksama, ada seseorang yang tidak asing di mata Fia. Orang itu tidak lain adalah Rafa.
"Fi, Debi juga ada tuh!" bisik Ila sembari menunjuk Debi, yang berada tepat di belakang Rafa sambil melambaikan tangannya.
Perkataan Ila membuat Fia mengalihkan pandangannya dari Rafa ke Debi yang masih saja melambaikan tangannya, seperti menyuruh mereka mendekat.
Mengerti dengan isyarat Debi, Ila dan Fia segera mendekatinya. Fia yang melewati Rafa yang memang duduk di bangku depan, mati-matian menahan rasa gugupnya.
Entahlah, tapi Fia sering sekali merasa gugup bila berdekatan dengan Rafa, kalau bukan gemetaran pasti Fia bisa menjadi patung jika melihat Rafa di dekatnya.
"Ternyata kalian ikut juga, kenapa gak bilang sih? Padahalkan kita bisa berangkat bareng" cerocos Debi saat Ila dan Fia telah sampai di dekatnya.
"Kita kan gak tau kalau lo juga ikut" jawab Ila, Fia menganggukkan kepalanya tanda ia setuju dengan perkataan Ila.
Debi hanya mengangguk, ia senang karena ternyata temannya ikut les menyanyi. Sedangkan Ila dan Fia segera mengambil tempat duduk di samping Debi.
Tidak lama kemudian guru pun datang, setelah mengucapkan salam mereka diberi kertas beberapa lembar yang berisikan lagu-lagu yang akan mereka nyanyikan.
Beberapa jam mereka habiskan untuk latihan. Kata guru, mereka yang mengikuti les bernyanyi akan menjadi grup paduan suara setiap hari senin.
🍃
Fia memegang lehernya, "tenggorokan gue sakit tau gak? Suara gue juga kayak serak gini" ucapnya sembari berjalan keluar ruangan seni.
Mereka baru saja menyelesaikan latihan, kini Ila dan Fia memutuskan untuk segera pulang ke rumah.
"Mungkin lo cuman haus aja, mau mampir beli minum dulu?" Fia mengangguk, "boleh deh" katanya.
Baru saja mereka ingin melewati pagar sekolah, tiba-tiba ada sebuah suara yang memanggil nama mereka berdua, hal itu membuat mereka membalikkan badan mencoba melihat siapa kah orang yang memanggil mereka.
Ra-rafa?! batin Fia.
FiaPov
Disana aku melihat Rafa, iya dia Rafa. Dia berlari santai ke arah kami. Hal itu membuatku gugup, jantungku berdebar tidak karuan, tanganku gemetar.
Saat Rafa sudah tiba di depan kami, Ila segera bertanya.
"Kenapa Raf?" Ila bertanya bingung, ia mengerutkan keningnya sedangkan aku mencoba bersikap santai, tapi yang terlihat adalah sikap cuek.
Bodoh! Gerutuku dalam hati.
"Kalian mau pulangkan?" Tanyanya, Ila mengangguk sedangkan aku hanya diam, aku takut salah bicaraa...

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer (Tamat)
Teen Fiction[TAMAT] Bagaimana rasanya ketika orang di masa lalumu datang dan menampakkan diri di hadapanmu dengan alasan yang membuatmu merasa memiliki harapan kembali. ----- Dia masa laluku. Dia orang yang membuatku merasakan yang namanya jatuh cinta dan jatuh...