-01-

448 29 0
                                    

AuthorPov

Lufia Navara Maddison adalah siswi SMP Negeri 1 Jakarta, yang kerap kali dipanggil dengan sebutan Fia. Hari ini tepatnya hari senin, ia berhasil meraih mimpinya dengan bersekolah di sekolah yang lumayan bergengsi di kotanya.

Semalam tepatnya sebelum tidur, ia berdoa agar bisa menjalani sekolahnya dengan tentram dan damai. Tetapi alangkah sialnya pagi ini dia terbangun kesiangan, sepertinya doanya semalam belum dikabulkan oleh tuhan.

Fia terbangun saat alarm berupa teriakan bundanya yang menggelegar di seluruh sudut rumah, dengan malas ia mengambil ponsel yang ia letakkan di samping bantalnya.

Saat layar menyala, disana tertera angka yang menunjukkan pukul 06.25. Butuh lima detik untuk membuat Fia tersadar jika dirinya akan terlambat sekolah.

Fia terpekik, "BUNDA KOK GAK BANGUNIN FIAAA!" ia segera bangun dan mengambil handuk di lemari, lalu langsung berlari ke arah kamar mandi.

🍃

Tidak butuh waktu lama buat Fia untuk bersiap-siap. Setelah 15 menit bersiap, ia segera berlari menuruni anak tangga rumahnya. Di meja makan ayah dan bundanya duduk tenang sambil menikmati sarapan paginya.

"Jangan lari-lari di tangga Fia" tegur sang bunda, sedangkan Fia tetap keras kepala, hal itu membuatnya hampir terjatuh di anak tangga terakhir.

"Bun, yah. Fia berangkat duluan deh takut telat" pamit Fia sambil menyalim tangan kedua orang tuanya, saat ia berhasil sampai di meja makan dengan selamat.

"Sarapan dulu Fia, nanti kamu sakit" tegur ayah Fia, "tapi yah, Fia nanti telat" Fia sedikit merengek membuat kedua orang tuanya menghela napas.

"Minum susu aja kalau gitu" bunda Fia menyodorkan satu gelas susu coklat kesukaan Fia. Tanpa basa basi Fia segera meminumnya hingga tandas.

"Yaudah Fia berangkat" baru saja Fia beranjak ayahnya menginterupsi Fia, membuatnya mau tak mau harus menghentikan jalannya.

"Kamu naik apa? Ayah antar saja ya?"

"Eh iya ya? Yaudah ayok yah, cepet nanti Fia telat" Fia berseru senang, bundanya hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anaknya.

Dengan segera ayahnya beranjak dari tempat duduk, diikuti bundanya yang ikut diantar oleh sang ayah dikarenakan bunda Fia mengajar di sekolah yang sama dengan Fia masuki.

🍃

Mobil ayah Fia berhenti di depan gerbang SMP Negeri 1 Jakarta tepat saat waktu menunjukkan pukul 07.00.

Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya, Fia segera turun dari mobil setelah memastikan keadaan diluar. Fia tidak mau ada seseorang yang tahu jika dirinya anak dari salah satu guru di sekolah itu.

Sesampainya di koridor Fia menghela napas lega, karena tidak terlambat dan berhasil keluar dari mobil ayahnya dengan selamat.

"Fiaaa!" Fia membalikkan badannya saat mendengar suara seorang perempuan yang memanggilnya.

Senyumannya terbit, disana terdapat sahabatnya sejak Sekolah Dasar. Dilla Anastasya, atau biasa Fia panggil dengan nama Ila.

"Ilaaaaa! Huhu kangen!" Fia memeluk Ila erat, seakan mereka tidak pernah bertemu setahun, mengabaikan tatapan aneh dari para murid yang juga melewati koridor.

"Haha lebay amat lo, baru juga kita ketemu beberapa hari yang lalu! Udah ah malu tauk, ini udah mau upacara loh nanti kita telat lagi" Ila memperingatkan sambil melerai pelukan mereka, sedangkan Fia hanya cengengesan tidak jelas.

Secret Admirer (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang