-12-

96 5 0
                                    

AuthorPov

Fia menutup pintu rumahnya, ia bersandar di pintu itu sambil mengatur napasnya yang masih tidak beraturan. Tadi sehabis berpisah dengan Rafa, Fia segera berlari menuju rumah.

Napas Fia kini mulai teratur, ia memegang kedua pipinya yang kembali panas saat mengingat senyuman manis Rafa tadi. Ahh~ rasanya Fia tidak ingin melupakan hari bersejarah ini.

Sekarang Fia bersyukur tidak ada makanan di rumahnya. Fia melepas kedua earphonenya yang sejak tadi tidak lagi memutarkan sebuah lagu. Setelahnya ia berjalan menuju dapur, mengambil piring dan sendok yang akan ia gunakan untuk makan.

Fia duduk di sofa ruang keluarga, ia makan ditemani tv yang memecah keheningan rumahnya. Beginilah keseharian Fia jika sedang ditinggal sendiri.

Fia sudah terbiasa dengan ini semua, sedari kecil orang tuanya sudah sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Dan karena hal itu, pastilah Fia harus ditinggal sendiri di rumah. Walau sering ditinggal sendiri, Fia masih belum bisa berkutat dengan dapur.

Selama ini Fia paling tidak mengerti dengan masak-memasak, palingan masakan yang ia tahu hanyalah mie rebus atau goreng, lalu telur ceplok.

Iya, Fia hanya tahu memasak masakan yang sederhana saja. Mirisnya hidup Fia.

Selesai makan, Fia segera mencuci piring yang bertumpuk karena tadi pagi ia belum sempat mencuci piring bekasnya ia sarapan pagi sebelum berangkat sekolah. Tidak cukup beberapa menit Fia telah selesai mencuci piring.

Sekarang Fia kembali bingung akan berbuat apa... Sambil menatap layar plasma yang menunjukkan kartun, Fia berpikir keras. Fia menepuk tangannya sekali, sekarang ia tahu akan berbuat apa.

Dengan segera ia mematikan layar plasma itu, lalu bergegas menaiki tangga untuk mencapai kamarnya. Ia mengambil Macbook lalu naik ke atas kasurnya.

Hari itu Fia terlarut dalam layar tipis yang menampilkan kartun jepang. Dia berkutat dengan benda elektronik itu seharian, mengusir rasa bosannya ditemani dengan beberapa cemilan yang ia persiapkan memang untuk saat-saat seperti ini.

🍃

Fia mengerang pelan, matanya terpaksa terbuka. Ia terbangun dari tidurnya setelah menonton beberapa anime sampai tamat. Fia bangun dari tidurnya, ia menelusuri kamarnya yang terlihat berantakan.

Macbooknya masih terbuka dengan layar hitam menghiasi, beserta plastik-plastik cemilan yang berserakan di sekitarnya. Dia menghela napas kasar, lantas melihat jam yang tertempel di dinding kamarnya yang berwarna biru.

Pupil hitam itu membola, mulutnya terbuka. Ia terbangun di saat semua orang malah tertidur dengan lelapnya. Kini jam menunjukkan pukul 01.13. Sadar dari keterkejutannya, Fia segera membersihkan kamarnya.

Memungut semua plastik cemilan itu lalu membuangnya di tempat sampah, Macbooknya ia simpan kembali ke meja belajar. Sekarang perutnya bergemuruh, ia lapar.

Fia melangkahkan kakinya menuju dapur, ia kembali memeriksa lemari. Beruntungnya dia, karena masih ada beberapa bungkus mie instan beserta beberapa butir telur. Dia mengambil satu bungkus mie dan satu butir telur.

Fia yang memang makannya sedikit itu, segera memasak mie instan itu. Lalu meraciknya sesuai dengan seleranya. Malam itu setelah dia makan, Fia kembali tidak bisa tertidur. Akhirnya ia memutuskan untuk memainkan ponselnya sampai rasa kantuk menyerangnya pada pukul 03.48 pagi.

🍃

Fia menatap bayangan dirinya di cermin, sekarang ini ia mengenakan baju lengan panjang abu-abu polos dengan lengan yang sedikit ia gulung beserta celana hitam dengan garis horizontal berwarna abu-abu. Tidak lupa dipadukan dengan sepatu adidas putihnya.

Secret Admirer (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang