-02-

260 21 0
                                    

AuthorPov

Sudah hampir satu minggu Fia bersekolah di SMP Negeri 1 Jakarta. Walaupun Fia belum kenal dekat dengan semua teman sekelasnya, tapi Fia sudah mulai mengenal beberapa teman kelasnya.

Hari ini tepatnya hari sabtu adalah hari terakhir mereka bersekolah sebelum akhirnya besok mereka akan libur satu hari dan kembali masuk menjalani keseharian sebagai pelajar.

Seperti biasa, Fia lebih semangat berangkat ke sekolah. Selama sarapan Fia selalu saja melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya, dan hal itu sudah biasa di mata kedua orangtua Fia.

Merasa sudah waktunya Fia pun menyudahi sarapannya dan mengajak ayahnya untuk segera berangkat.

Di teras rumah, Fia memasang sepatunya, tidak cukup beberapa menit terlihatlah mobil honda Brio putih yang dapat menarik perhatian Fia. Fia tersenyum "selamat pagi" gumamnya yang hanya bisa didengar oleh dirinya sendiri.

Biar kuberitahu beberapa hal. Setelah kejadian di hari senin, dimana pertama kalinya Fia melihat Rafa, Fia mulai menjadi Secret Admirer seorang Rafa Mahesa Narendra.

Fia mulai mencari tahu alamat rumah Rafa melalui Debi yang merupakan sepupu Rafa, dengan cara yang tidak akan membuat Debi curiga jikalau Fia menyukai seorang Rafa. Fia juga mulai sering mengamati Rafa dari jauh, itupun jika Fia sedang sendiri. Karena tidak ada seorangpun yang tahu soal perasaan Fia ke Rafa.

🍃

Rafa Mahesa Narendra, dia lelaki tampan, baik, pintar, ramah, rajin ibadah dan satu hal yang baru Fia ketahui, Rafa merupakan orang yang cukup iseng.

Seringkali Fia kena imbasnya jika ia sedang nongkrong dengan Debi dan Ila yang cukup dekat dengan Rafa. Tapi hal itu tidak membuatnya marah melainkan Fia merasa senang, setidaknya ia bisa sedikit merasa di perhatikan.

Hari sabtu kelas Fia memiliki tiga mata pelajaran diantaranya Bahasa inggris. Setelah mengucapkan salam kepada guru yang masuk, guru tersebut mulai mengabsen murid di kelas Fia, memastikan bahwa tidak ada murid yang sakit, izin ataupun alpa.

Tepat sesaat setelah Fia menghadirkan dirinya, guru tersebut berhenti sejenak untuk mengabsen. Raut wajahnya terlihat bingung, tidak lama kemudian dia berujar.

"Lufia Navara Maddison? Kamu anaknya ibu Asnita?" Fia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil tersenyum masam, terbongkarlah rahasiaku, batinnya.

Teman sekelasnya menatap Fia dengan rasa penasaran dan ada juga beberapa dari mereka berbisik-bisik, kecuali Ila yang memandangnya biasa saja, karena ia sudah mengetahui rahasia ini dari dulu.

"Iya bu" dengan terpaksa Fia mengatakan hal itu. Bunda Fia memang mengajar di sekolah Fia dan lebih parahnya lagi, bunda Fia mengajar mata pelajaran Ipa di kelasnya.

Tapi karena tidak mau rahasianya terbongkar maka Fia tidak banyak berinteraksi pada bundanya yang memang mengajar beberapa hari yang lalu.

Setelah kejadian ini, Fia tahu bahwa hidupnya di sekolah harus terkekang, karena Fia sadar ia harus berusaha menjadi anak guru yang teladan demi nama baik bundanya.

Fia menghela napas pasrah, ia mendongak menatap awan di langit yang berjalan lambat. Mengabaikan teman sekelasnya yang membicarakan dirinya.

🍃

"Lagian kenapa lo nggak mau sih?" tanya Ila bingung dengan sahabatnya yang satu ini, biasanya orang malah memamerkan dirinya jika dia anak guru, lah sahabatnya?

Secret Admirer (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang