-End-

350 11 13
                                    

AuthorPov

Fia menegakkan badannya, air matanya jatuh begitu saja...

Ia menghela napas pelan, lalu berdiri dari kasurnya. Berjalan menuju kamar mandi dan bersiap-siap menuju sekolah.

Beberapa menit ia habiskan untuk bersiap-siap, lalu setelahnya turun menuju meja makan. Tidak ada apapun, hanya air putih dan juga beberapa helai roti yang masih terbungkus.

Fia mengambil sehelai roti lalu memakannya, tanpa di oleskan apapun. Setelahnya ia meneguk air putih dan berjalan keluar rumah. Menyalakan mesin motornya, dan berangkat menuju sekolah.

Sesampainya di sekolah, ia langsung berjalan menuju kelas, bersama murid-murid yang juga sedang menuju kelas masing-masing.

Fia mendudukkan dirinya, ranselnya ia simpan di mejanya. Lalu menelungkupkan wajah dalam lipatan tangannya.

"Fi?"

Fia berdehem, "Fi lo kenapa dah?"

Fia mendongak, ia menatap Dea dalam diam. Lalu dengan sendirinya, air matanya mengalir membasahi pipinya. Ia memegang baju temannya itu, "gue... Gue... M--mimpi."

Dea mengernyit tak mengerti, "apaansih? Lo mimpi apa?"

"Semuanya mimpi De.. Semuanya... Hiks."

Dea mendudukkan dirinya disamping Fia, ia memeluk sahabatnya itu, menepuk-nepuk punggung Fia.

"Lo tenang dulu, habis itu lo cerita."

Fia mengangguk, "pulang sekolah ke rumah gue ya?"

Dea mengangguk, menanggapi pertanyaan Fia. Untuk saat ini, biarkan Fia tenang dulu.

🍃

"Jadi sebenarnya maksud lo tentang mimpi itu gimana sih?"

Keduanya kini berada di kamar Fia. Fia menghela napas pelan, ia mengusap pipinya.

"Jadi, gue mimpi,..."

Flashback

Hari dimana dia tiba, hari dimana semuanya terasa sangat tidak nyata. Tidak di duga, dan begitu tiba-tiba. Seperti mimpi bagi Fia.

Rafa, lelaki pertama yang membuatnya seperti ini. Kembali datang dan membuat kisah baru di hidupnya. Semuanya berjalan bagai, impian Fia selama ini telah terwujud.

Fia bahagia. Hari-hari yang dijalaninya membuatnya lupa, bahwa semuanya bisa saja lenyap.

Sampai hari dimana, tiba-tiba, ia kembali menghilang. Kembali meninggalkan Fia dengan penuh tanda tanya.

Ia seolah seperti sesuatu yang sedang mengerjakan tugasnya, setelah tugas itu selesai, ia akan kembali. Tidak menunjukkan diri dan bersembunyi, atau bahkan lenyap bak telah dihisap lubang hitam.

Tapi setelahnya, seperti sedang dipermainkan oleh takdir. Lelaki itu, Rafa, kembali. Membawa Fia menuju teka-teki penuh misteri.

Seolah ia dipaksa menemukan jawaban, agar ia tidak mengarahkan dirinya ke suatu tempat yang gelap.

Lalu semuanya terjadi, sampai...

"Aku mau ngomong serius," katanya kala itu.

Fia mengernyit, sedetik kemudian ia mengangguk, penasaran dengan perkataan Rafa selanjutnya.

Secret Admirer (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang