Alvin duduk dikelas menunggu anak-anak keluar kelas, tiba-tiba Naya duduk disampingnya dan tersenyum manis.
"Nggak pulang?" Tanya Naya dan hanya dijawab gelengan dari Alvin, Naya hanya menghembuskan nafas nya.
"Gue duluan." Ucap Naya langsung pergi tanpa menghiraukan respon Alvin, toh laki-laki itu tak kan merespon.
"Pulang sama siapa Nay?" Tanya Nanda di depan pintu.
"Sendiri Nan." Jawab Naya sambil tersenyum.
"Lo dah tau arah jalannya?" Ucap Nanda tak percaya dan Naya hanya mengangguk semangat sambil tersenyum.
"Yaudah gue duluan ya Nay."
"Iya, ati-ati Nan." Dan Nanda hanya mengangguk lalu menyalakan mesin motor nya.
Iya Mira dan Ana sudah pulang duluan, dan sekarang Naya berjalan keluar sekolah, dia berjalan kaki karena seingat dia rumah dan sekolah jarak nya cukup dekat maka dari itu dia memilih jalan kaki.
Tapi tunggu bukankah ini jalan berbeda? Bukan jalan yang tadi pagi ia lewati?
"Lah kok jalannya beda ya? Jangan bilang gue salah jalan, mampus gue!" Teriak Naya panik, Naya bingung harus bagaimana dan akhirnya ia memutuskan untuk duduk dihalte.
"Oh iya, gue telpon mama aja. Kenapa nggak dari tadi Naya!" Marah Naya pada diri nya sendiri, "Ya Allah hp gue mati, terus gue pulangnya gimana coba!!" Teriak Naya frustasi,
"Gue teriak pun percuma, jalan nya aja sepi. Terus gue gimana Ya Allah tolong Naya, Naya capek Naya nggak bakal ngeyel sama mama papa lagi. Besok Naya pulang nya dijemput beneran deh nggak bakal pulang sendiri lagi beneran, tapi bantu Naya dulu NAYA PENGEN PULANGGGGGG!!!"
Tanpa Naya sadari ada lelaki yang mengamatinya dan tak lama suara motor mendekati Naya dan itu berhaasil membuat Naya mendongak.
"Pulang nggak?" Tanya lelaki itu kepada Naya.
"Nggak usah repot-repot, gue dijemput kok." Bohong Naya.
"Hilih, buruan naik. Mau hujan." Ucap lelaki itu lagi menatap awan yang memang mulai gelap.
"Naik atau gue tinggal nih?" Naya masih berpikir, "Naya, Daniel nggak mau kehujanan. Buruan naik kenapa." Ucap Daniel dengan muka lesu dan Naya langsung naik ke motor Daniel. Iya, pria itu Daniel.
Setelah 20 menit berputar-putar mencari rumah Naya akhirnya pun sampai juga, Naya segera turun dari motor daniel. "Makasih Daniel gantenggg!!" Ucap Naya cengengesan.
"Tau gue, gue emang ganteng. Makanya besok besok kalau ga tau minta anterin pulang siapa kek."
"Iya iyaa, gue cuma pengen nyoba pulang sendiri aja. Ya udah, mau mampir dulu apa gimana?? Udah mau hujan niel."
Daniel menggeleng kan kepala nya, "engga usah, lain kali aja gue mampir. Gue duluan ya Nay. Keburu hujan." Pamit Daniel kemudian menyalakan mesin motor nya, dan pergi dari perkarangan rumah Naya.
Setelah selesai bersih bersih diri, Naya hanya membaca buku-bukunya di kamar sambil menunggu Ana datang kerumah nya. Entah mengapa Naya tertarik dengan Alvin, pria yang menurut nya misterius. Ingat hanya tertarik bukan suka.
Sedangkan di tempat lain, Alvin hanya diam di balkon kamar nya. Mengamati langit dan ia hanya mendengus napas nya kasar.
Pikirannya kini terbang entah kemana, isi kepala nya hanya ada Naya dan Naya. "Astaghfirullahaladzim, otak gue udah gak bener." Ucap nya menggelengkan-gelengkan kepalanya.
Bunyi notif dari handphone Alvin membuat Alvin dengan cepat membuka aplikasi chat nya bersama teman-temannya,
GrupChatCogan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl [✓]
Teen FictionTerkadang ada orang yang benar-benar mampu menyembunyikan kesedihannya, namun juga ada orang yang sudah berpura-pura seolah-olah dia lah orang yang paling bahagia padahal dari sorot matanya sangat jelas memancarkan kesedihan yang begitu mendalam. Be...