Alvin menatap wajah pucat Naya, wajahnya sangat damai membuat nya tersenyum kecil.
Entah mengapa ia bisa jatuh hati kepada Naya, jika dipikir-pikir Naya tak begitu cantik. Menyebalkan, sok tegar, dan suka mengganggu Alvin.
Ia tak tau kedepannya akan bagaimana, tapi Alvin selalu mengucapkan kalimat "Tak selamanya seseorang itu akan menetap, ada beberapa yang hanya singgah lalu berlalu begitu saja"
Itu membuatnya sedikit tenang, walaupun ia selalu berharap gadis didepannya itu lah yang menjadi teman hidupnya.
Naya mulai membuka matanya, ia mendapati Alvin duduk disampingnya. "Kebo"
"Mayan bolos pelajaran" Balas Naya sambil terkekeh yang setelahnya mendapat sentilan dari Alvin.
Naya hanya mengaduh, "Maaf. Aku lupa" Ucap Alvin lalu mengelus dahi Naya. "Sembuhin, sakit tau"
Alvin tersenyum miring, "Mau?" Naya langsung menutup dahi nya. "Ihh Alvin! Nggak mau"
Alvin hanya tersenyum kecil "Iya tau, besok aja ya cium nya? Waktu aku bilang sah didepan semua orang"
Naya langsung mengalihkan pandangannya, pipinya merah merona karena ucapan Alvin.
"Ini udah pulang?" Alvin mengangguk, "Ya udah ayo"
"Mau aku gendong?" Naya terkekeh, "Apaan sih Vin? Aku udah sehat tau"
Alvin hanya manggut-manggut lalu membuka kan pintu uks untuk Naya. Naya baru tersadar, jika Alvin berada di samping nya apa dia melihat baju nya yang basah?
"Vin, tadi pas kamu masuk baju aku masih basah?" Tanya Naya hati-hati
Alvin menengok ke arah Naya sekilas, "Nggak, tadi udah diganti sama adkel yang jaga uks" Naya bernafas lega.
"Eh es krim nya mana?" Tanya Naya tiba-tiba.
Dahi Alvin berkerut, apa gadis disampingnya itu tak sadar ia masih pucat. "Nggak ada es krim es krim an."
Naya memanyunkan bibirnya, "Kok gitu" Balas Naya lalu tertunduk.
"Habis sakit Nay."
"Nggak kok, Naya sehat!" Alvin menaikan satu alisnya. "Besok."
Lagi dan lagi Naya menunduk, "Dikit-dikit nunduk. Dibawah nggak ada uang."
Untung lelaki disampingnya itu pacarnya, coba saja bukan. Sudah Naya tendang. Tapi ia bersyukur mendapatkan sahabat dan pacar seperti Alvin.
Alvin sebenarnya peka dengan Naya, walaupun tak selalu. Tapi sangat perhatian dengan Naya, walaupun itu juga tak sering.
Namun bagi Naya itu malah membuatnya semakin senang, yah walaupun terkadang Naya sebal dengan sikap cuek nya.
Naya mengakui bahwa ia memang menyukai Alvin sejak smp dulu, namun saat ia pindah ia mencoba menghilangkan rasa itu.
Ia takut jatuh cinta sendirian, dan sekali lagi mereka dulu adalah sahabat. Namun siapa sangka ternyata Alvin juga menyukai Naya?
Awalnya ia pikir kisah seperti itu hanya ada di novel-novel dan drama. Rasanya seperti mimpi. Mimpi yang sangat indah.
Naya tak berhenti tersenyum, bagi nya ancaman Shasha tadi hanya angin yang berlalu. "Nay tadi kamu kenapa?"
Naya menatap Alvin di sampingnya, dia bingung harus menjawab apa. Jika ia jujur apa yang dilakukan Alvin nanti?
"Nay"
"Empp anu, tadi aku jatuh"
Alvin menatap mata Naya, namun dengan cepat Naya menunduk. "Jangan bohong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl [✓]
Teen FictionTerkadang ada orang yang benar-benar mampu menyembunyikan kesedihannya, namun juga ada orang yang sudah berpura-pura seolah-olah dia lah orang yang paling bahagia padahal dari sorot matanya sangat jelas memancarkan kesedihan yang begitu mendalam. Be...