27.

3.8K 178 1
                                        

Shafira menatap wajah Alvin yang banyak bekas lebam, apalagi di ujung bibirnya yang sobek. Ia linu sendiri, berkali-kali ia membuat wajah sakit seperti wajah dia yang terkena tonjokan Vano tadi.

Alvin melihat Shafira yang menatap nya begitu pun tertawa, "Aw" Ringis Alvin saat ia tertawa. Shafira langsung menatap Alvin sebal "Tuh kan! Kualat sih, ngapain ketawa-ketawa"

"Ya yang luka aku kenapa kamu yang kesakitan gitu?" Shafira terkejut kenapa Alvin sudah tidak pakai 'Lo-gue' lagi? Bukannya ia tak biasa pakai aku-kamu? "Kenapa?" Shafira menggeleng pelan.

Alvin menatap Shafira hangat, "Nggak boleh pake aku-kamu?" Dengan cepat Shafira menggeleng kan kepalanya. "Enggak bukan gitu, heran aja" Alvin menaikan satu alis nya "Ya kamu udah pake aku-kamu biasanya kan lo-gue"

"Masa sama pacar sendiri lo-gue" Shafira membuang mukanya yang mungkin sekarang pipinya sudah merah.

Alvin memegang tangan Shafira lembut dan mengelusnya, Shafira hanya melihat tangannya yang dipegang oleh Alvin.

Shafira masih bingung dengan perilaku Alvin hari ini, "Kamu kek gini gara-gara abang aku ya?" Alvin menggeleng pelan

"Terus?"

"Karna hati aku nyuruh aku begini, kamu nggak capek apa? Punya pacar yang dingin, pake lo-gue, nggak peduli-peduli amat" Shafira menggeleng sambil tersenyum.

Ia memperlihatkan wajah nya yang tersenyum manis ke Alvin, "Kalo kamu nggak peduli sekarang kamu udah pacaran sama cewe lain, bahkan Naya udah balik. Bisa aja pas aku koma kamu udah pacaran sama Naya, nyatanya kamu masih peduli sama aku. Kata Bang Vano kamu sering ke rumah sakit.

"Setiap malam Minggu kamu ke rumah sakit, nungguin aku. Apa itu kurang buat aku percaya sama kamu?" Alvin menggenggam erat tangan Shafira "Maaf"

"Kenapa?"

"Aku sayang ke dua orang dulu, maaf aku nggak bisa buat kamu bahagia sebelum kamu koma bahkan sampai sekarang"

Shafira melepaskan tangan Alvin lalu duduk menghadap Alvin, "Vin, aku bahagia kok. Aku tau perasaan kamu, Naya juga baik. Aku nggak bisa nyalahin Naya atau kamu, yang salah itu aku Vin. Kenapa aku harus hadir tengah-tengah kalian"

Alvin menggeleng dengan cepat, "Nggak ada yang salah oke? Sekarang aku minta jangan pikirin masalah itu" Shafira mengangguk sambil tersenyum.

"Oh iya, kalo tadi aku minta maaf nya cuma bercanda gimana?"

"Serah ah!" Ucap nya yang membuat Alvin tertawa lalu meringis kembali. "Enggak-enggak aku serius tadi"

~^~

"Beuhhh damai banget" Sindir Daniel yang melihat Alvin, Shafira dan Naya berbincang bersama.

Naya memakan roti nya yang tinggal sedikit itu, "Damai berisik ga damai juga berisik. Mau lo apa si Niel?" Daniel hanya nyengir tak jelas "Hehehe"

"Sekarang Naya galak euy"

"Baru tau lo pada?" Tanya Bila yang mendapat pelototan dari Naya

Nanda mengangguk mengiyakan pertanyaan Bila, "Dulu kan ya galak si tapi masih ada kalem-kalem nya. Sekarang udah kagak anjir, kalo urat malu yang putus mah dari dulu"

Daniel memberikan dua jempol nya didepan Nanda, dengan wajah yang tersenyum senang. Sedangkan Ana, Mira, dan Bila menahan tawanya agar tidak kena toyoran dari Naya.

Naya tersenyum melihat Alvin dan Shafira tertawa bersamanya, seolah mereka bertiga tak ada masalah.

"Ini napa nggak di pulangin aja sih, daripada jamkos gini" Tak lama kemudian bel pun berbunyi siswa siswi bergegas merapikan barang-barang mereka.

"Baru aja diem ni mulut" Ucap Daniel sambil menggendong tas nya.

Shafira hendak berjalan duluan bersama Naya dan teman-temannya yang lain, tetapi Alvin mencegah nya. "Bentaran" Ucapnya dengan nada beratnya.

Vano, Daniel, dan Nanda hanya menonton kejadian itu. Dimana Alvin masih setia memegang tangan Shafira, tak sengaja mata Vano bertemu dengan Naya.

Naya tersenyum melihat itu, ia memang ikut berhenti saat Shafira tak ada disampingnya. Ia menoleh dan mendapati Shafira dan Alvin disana.

Bibir Naya tersenyum tetapi Vano melihat rasa sakit di mata Naya. Naya meninggalkan kelas terlebih dahulu dan disusul oleh Vano. Tentu saja ia sudah banjir dengan air mata di pipi nya.

"Lo nggak usah pura-pura, gue tau lo sakit kan lihat mereka" Buru-buru Naya menghapus jejak air mata nya, ia menengok ke arah Vano dengan senyum yang mengembang.

"Maksud lo? Gue bahagia lihat mereka udah bisa bersatu kayak gitu, dan gue bahagia karena mereka nggak putus gara-gara gue"

Vano berjalan mendekati Naya sedangkan jantung Naya berpacu lebih cepat, "Mulut bisa bohong Nay, tapi mata nggak akan pernah bisa bohong."

Naya tersentak mendengar penuturan Vano, bagaimana dia bisa tau? Apa selama ini usahanya menutupi semua kesedihan nya juga sia-sia?

Sedangkan di kelas Alvin masih bersama Shafira, "Aku anter"

"Loh? Kan aku bisa bareng Bang Vano" Ucap Shafira yang mendongak menatap Alvin. Entah Alvin yang terlalu tinggi atau Shafira yang terlalu kecil.

Alvin menggeleng kan kepalanya, "Kasih kesempatan kek buat Vano sama Ana pacaran" Ana yang masih disana pun langsung melotot menatap Alvin tajam.

Sedangkan yang lain tertawa karena melihat ekspresi Ana, "Bilang aja lo juga mau pacaran sama Shafira"

"Emang" Jawab Alvin sesingkat mungkin

Daniel hanya mengelus dadanya "Sabar ya Allah, giliran sama gue aja kumat tu es batu nya. Gue heran, ngomong bayar berapa sih? Sama Shafira Naya aja ngomong kek kereta panjang bener. Sama gue irit kek uang tipis aja"

"Udah Vin nggak usah didengerin tuh panci bolong, sana buruan pulang." Alvin mengangguk lalu menggandeng Shafira keluar kelas. "Jahat kalian sama aku!" Ucap Daniel di buat-buat.

Ana melempar kertas yang tadi ia buat coret-coret ke wajah Daniel. "Mampus!" Ucap nya lalu pergi kabur sebelum Daniel membalas nya.

"Eh Nan, gue mikirin nasib Naya" Ucap Daniel yang masih di kelas

Nanda yang hendak keluar pun menghentikan langkahnya, "Kenapa?"

Daniel duduk di bangku nya dan memainkan gumpalan kertas yang tadi dilempar Ana. "Lah Johan udah pergi, terus Alvin lagi nata hubungan sama Shafira. Tadi gue lihat dia agak gimana gitu pas Alvin nahan Shafira"

Nanda pun mengambil posisi duduk di meja "Alpha banyak, cogan-cogan nggak kalah dari Alvin. Ada Rafa, tuh tangan kanannya Alvin sama tangan kanan ketua nya Alpha"

Daniel mendelik, "Rafa? Duplikat nya Alvin sama Vano? Yakin tu? Heran gue, Alpha napa banyak orang-orang es batu sih?"

Nanda mengedikkan bahu nya dan berniat pergi "Cuma lo yang nggak waras di Alpha"







Yuhuuu vote and komen. Maaf banget baru bisa update huhuhu:(

Strong Girl [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang