Baik sih baik, tapi jangan sampai Lo jadi bego.
~^~
Semua sudah ada, teman-teman Naya pun sudah datang. Untung hari ini ada rapat, jadi mereka bisa langsung ke rumah sakit.
Anra sangat panik, syukur nya Ana, Mira, dan Bila ada untuk menenangkan Anra. Alvin hanya berdiri sambil menatap ruangan didepan nya.
Dokter pun keluar menemui mereka semua, "Dok, gimana keadaan anak saya?" Tanya Anra langsung ketika melihat dokter keluar dari ruangan
"Tidak ada yang perlu dicemaskan, Naya hanya perlu istirahat" Jawab dokter itu
"Loh? Nanda? Kamu ngapain disini?"
Nanda hanya tersenyum, "Yang om tangani tadi temen Nanda om"
"Oh ya om, kalo Alvin boleh tau kenapa setiap Naya banyak pikiran dada nya sesak ya om?" Tanya Alvin yang juga sudah akrab dengan paman Nanda.
"Gejala stres pada setiap orang berbeda-beda. Mungkin pada Naya hal-hal tersebut menyebabkan rasa sesak di dadanya. Pada dasarnya ini bukan sebuah penyakit ini hanya reaksi tubuh terhadap pikiran saja" Jelas Tio paman Nanda
"Ya sudah saya permisi"
"Oh ya, Naya sudah boleh dijenguk. Tapi jangan terlalu banyak orang dulu. Permisi" Ucap Tio sambil tersenyum lalu pergi.Semuanya mempersilahkan Anra untuk menemui Naya dulu. Dari tadi Alvin hanya diam, wajah nya menahan emosi. Setelah sekian lama Alvin melihat Naya seperti itu.
Vino duduk disamping Alvin, mencoba bicara kepada Alvin. "Jangan gegabah Vin, gue tau Lo marah kan? Kita cari tau dulu cewek tadi siapa"
Anra keluar dan menyuruh Alvin untuk masuk ke ruangan Naya dirawat. Alvin mengangguk lalu masuk kedalam.
Alvin hanya tersenyum lalu duduk disamping Naya, "Bangun woy, lu nggak mau lihat gue tampil besok waktu acara sekolah?" Ucap Alvin sambil tersenyum samar.
Iya, Alvin akan mengisi acara ulang tahun sekolah nya. Naya sudah bangun, yang Naya lihat hanya Alvin.
"Vin, cuma Lo?" Alvin menggeleng, "Enggak, banyak. Ada mama Lo juga" Jawab Alvin
"Gue panggilin mama Lo ya?" Naya menggenggam tangan Alvin, "Vin, papa ada?"
Alvin hanya menatap Naya, "Kenapa? Enggak ada ya?" Tebak Naya lalu tertawa hambar.
"Nay, lo mau disini terus?" Naya menggeleng cepat, "Jangan banyak pikiran. Janji sama gue"
"Gue pengen ketemu papa Vin" Alvin mengangguk, "Mau gue anter?" Naya mengangguk semangat.
Setelah Naya diperbolehkan pulang, Naya ijin pergi bersama Alvin. Meyakinkan Anra bukan hal mudah, Naya berkali-kali membujuk Anra agar mengijinkan nya. Akhirnya Anra mengijinkan Naya pergi.
Hampir saja sampai rumah Niel, Naya mendapat balasan dari Tante nya. "Vin puter balik, ke taman" Tutur Naya sambil menatap lurus ke depan.
"Nay? Kenapa?"
"Ke Taman Vin." Alvin langsung mengarahkan mobil Vino ke Taman, iya Vino yang menyuruh. Karena Naya baru keluar dari rumah sakit jadi Vino menyuruh Alvin memakai mobil nya.
Untunglah taman sepi, tak banyak orang. Hanya beberapa disana, "Kenapa?" Naya hanya menggeleng
"Kalo gue cerita gue keliatan lemah, biar gue sama Tuhan aja yang tau. Gue nggak mau dikasihani, gue males lihat orang-orang natep gue seolah-olah gue manusia yang harus dikasihani. Gue cuma butuh wadah buat cerita, nggak ada niatan agar semua orang kasihan sama gue. Gu-" Alvin memeluk Naya, hanya ini caranya agar Naya diam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl [✓]
Roman pour AdolescentsTerkadang ada orang yang benar-benar mampu menyembunyikan kesedihannya, namun juga ada orang yang sudah berpura-pura seolah-olah dia lah orang yang paling bahagia padahal dari sorot matanya sangat jelas memancarkan kesedihan yang begitu mendalam. Be...