23.

4K 187 6
                                        

Naya memilih diam dikelas hari ini, bukan. Bukan karena dia membaca novel nya lagi, tapi dia malas keluar. Dirinya malah asik mendengarkan lagu-lagu yang mengalun ditelinga nya pelan.

Ditengah-tengah keasikan nya Shasha masuk, Naya tak mengetahui jika Shasha masuk karena ia menaruh kepalanya di atas meja dan menghadap ke dinding sedangkan telinga nya ia tutup dengan earphone nya.

Menari-nari di bawah alam sadar tentu nya sangat lah enak, dan sangat tak enak jika ada seseorang yang menganggu kita jika sedang asik menari-nari di alam bawah sadar.

Shasha dengan keras nya memukul meja yang digunakan Naya untuk menaruh kepalanya. "Anjir! Eh astaghfirullah" Ucap Naya lalu menengok ke arah seseorang yang menggebrak meja nya dengan keras.

Shasha hanya berdiri menatap Naya sinis, tunggu Naya tak tau ada apa. Dia hanya tau bahwa Shasha selalu bersikap baik jika didepan Johan dan teman-temannya.

"Gue nggak mau pura-pura baik lagi ya sama lo. Please deh, lo nggak usah belaga sok cantik deh! Jangan mentang-mentang Lo pacarnya Johan terus lo bisa belagu gitu" Oke Naya masih menatap aneh Shasha.

Ah sudah Naya duga, Shasha adalah perempuan iblis yang menjelma menjadi malaikat jika didepan semua orang dan menampakkan wujud aslinya didepan Naya.

"Misi mbak, gue mau ngomong. Satu, Lo diajarin sopan santun nggak? Dua, bagi-bagi dong muka nya. Tiga, gue nggak ngerti apa yang lo omongin."

Shasha hanya menatap sinis Naya, "Johan tuh sayang sama gue. Bentar lagi juga dia bakal balik sama gue" Naya hanya tertawa hambar sambil tepuk tangan. "Bodo amat. Udah-udah sana, kalo lo mau ngomong itu doang mending pergi deh. Gue lagi nggak mood"

Baru saja Naya menaruh kepalanya kembali, Shasha langsung menggebrak meja nya lagi dengan keras. "Kenapa lo? Jagoan lo nggak masuk? Terus lo jadi lembek gini?"

"Astaghfirullah Ya Allah" Ucap Naya memegang telinga dan kepalanya. "Sha, coba deh kepala lo taruh di atas meja. Terus gue gebrak tuh meja. Atau mau gue bantu? Sini kepala lo" Lanjut Naya hendak menarik kepala Shasha, dengan cepat Shasha menghindar.

Shasha menahan rasa terkejut nya, kata orang-orang yang ia tanya Naya itu kalem. Jarang ia adu mulut seperti itu. "Jadi selama ini Lo pura-pura kalem didepan orang-orang? Iya??!!"

Naya mengelus dada nya dengan senyum manis yang tercetak di wajah nya, "GUE LAGI PMS SAT!"

"Please ya Sha, gue nggak mau debat. Mood gue lagi ancur. Lo pergi atau Lo mau babak belur sama gue? Bisa aja gue luapin kekesalan gue ke Lo! Bisa aja gue anggep lo adalah orang yang buat gue sakit tiap hari terus gue buat Lo babak belur deh."

Ya itu lah Naya, terkadang jika pms mood dia langsung berubah drastis. Shasha menatap Naya kesal, "Awas lo!" Sedangkan Naya hanya mengangguk-angguk "Iye iye, hush pergi sono"

"Nay, lo mau makan nggak? Nih gue bawain batagor" Naya membenarkan posisi duduknya. "Lo kenapa? Kek kesel gitu"

Naya menggeleng, "Tadi ada mak lampir, gue nya lagi pms juga. Pengen gue tonjok tuh orang" Bila langsung memutar tubuh Naya. "Sakit ogeb"

"Siapa Mak lampir nya?"

"Entar lo tau sendiri kalo ada mak lampir berkeliaran di sekolah ini"

Bila mengangguk-angguk seolah-olah dia paham, padahal ia masih penasaran. "Eh gue nanti mau ikut jenguk adek nya Vano dong" Ucap Naya tiba-tiba.

Ana terbatuk-batuk mendengar ucapan Naya, "Ha? Yang bener?" Naya mengangguk dengan semangat.

"Sekalian biar kenal. Bentar deh, gue mau ke kamar mandi dulu" Setelah Naya meninggalkan kelas Ana mulai menampakkan wajah panik nya.

Strong Girl [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang