Lo nggak perlu khawatir, walaupun gue berhenti gue tetap ada di belakang lo dengan perasaan yang sama.
Rafa memasuki kelas Alvin yang membuat semuanya sedikit terkejut, karena biasanya dia jarang sekali datang ke kelas. Jika pun datang pasti bersama alpha yang lain.
Daniel menyenggol lengan Nanda pelan "Baru kemarin kita omongin tuh anak, mau ngapain coba"
Alvin dan Vano menatap Rafa bingung tak biasanya ia sendirian ke kelas nya, "Disuruh kumpul"
Nanda menaikan satu alis nya, "Alvin sama Vano doang?" Rafa menggeleng "Semua tim Alpha"
"Lah kenapa?" Rafa hanya mengedikkan bahunya.
"Vin, buruan" Ajak Daniel "Duluan"
"Ayo Van" Vano hanya mengangguk menanggapi Daniel, sedangkan Daniel mengelus dada nya sambil tersenyum "Es ketemu es ketemu es. Musnah aja kalian"
Rafa berhenti di samping meja Naya ia memperhatikan Naya yang sedang membaca novel nya, "Heh ngapain lo liat-liat sahabat gue?" Ucap Bila yang melihat Rafa memperhatikan Naya.
"Lo yang waktu itu buat gue jadi telat kan?" Rafa tak menanggapi pertanyaan Bila yang membuat gadis itu ingin memukul nya.
Naya mendongakkan kepalanya ke arah Rafa "Gue? Lah kan emang lo nya yang salah" elak Naya tak mau kalah.
"Tuh kan, udah ini liat aja besok Rafa sama Naya" Pernyataan Daniel membuat Alvin menoleh ke arah nya. "Kenapa?"
"Udah ikhlas in aja Vin. Masa lo bahagia sama Shafira, Johan balikan sama Shasha terus Naya nya sendiri. Nggak asik tau, kasihan tuh bocah"
Rafa hanya menghembuskan nafas nya kasar "Lah kan bener, salah lo sendiri ngapa jadi gue yang lo salahin?"
"Serah" Setelah itu Rafa pergi dari kelas MIPA 1 yang disusul para cogan lainnya.
Ana mengalihkan pandangannya ke Naya seolah ingin tau apa kejadian nya sehingga ia bisa kenal dengan Rafa. "Dih, muka lo kek emak-emak komplek yang pengen tau gosip terbaru tau nggak" Ucap Naya sembari menutup novel nya.
~^~
Sesungguhnya aku sesak melihat kalian tertawa bersama, kenapa aku harus membuka hatiku untukmu?
-Valencia Natasha
"Cie elahh neng. Udah buka hati ternyata" Naya terkejut lalu menutup diary nya dengan cepat. Mengapa Daniel berada didekat Naya? Bukankah tadi mereka sedang berkumpul. Dan teman-temannya yang lain juga sedang di kantin.
Daniel menaik turun kan alisnya, "Kebuka buat siapa tuh? Eh kalian? Tau nih gue"
"A-apa sih? Salah baca kali lo"
"Eh udah ya? Gue mau nyusul Bila sama yang lain" Lanjut Naya lalu pergi dari kelas. "Yee tu bocah, dikira mata gue sliwer apa" Gumam Daniel setelah Naya pergi.
Naya tidak menyusul Bila dan yang lainnya, dia hanya berjalan-jalan saja. Daripada dikelas dan di interogasi Daniel, lebih baik ia berjalan-jalan keluar.
Entah kemana tujuan Naya kali ini. Ia bingung, menunggu bel masuk pun masih 10 menit lagi. Naya berdiri agak jauh dari lapangan basket, ternyata Alvin dan yang lain sedang bermain basket disana.
Ia mengamati Alvin dari kejauhan dan yak! Naya melihat Shafira bersama teman-temannya yang lain. Naya hanya tersenyum simpul, mungkin memang dia harusnya tidak membuka hatinya.
Rasanya sakit saat ia melihat Shafira menyemangati Alvin di pinggir lapangan basket sana. Ntah mengapa ia berfikir bahwa harusnya dia yang berada di posisi Shafira.

KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl [✓]
أدب المراهقينTerkadang ada orang yang benar-benar mampu menyembunyikan kesedihannya, namun juga ada orang yang sudah berpura-pura seolah-olah dia lah orang yang paling bahagia padahal dari sorot matanya sangat jelas memancarkan kesedihan yang begitu mendalam. Be...