Happy reading gaes! Jangan lupa pencet bintang di pojok kiri. Makasii
-----------------------------
Naya memesan dua porsi siomay, awalnya Naya ingin membayar satu porsi nya namun Alvin melarangnya. Karena Naya ingat kata-kata rejeki jangan ditolak dia jadi tidak menolak niat baik Alvin yang mentraktir nya dua porsi.
Sedangkan Alvin hanya membeli minum. Naya sudah berkali-kali membujuk Alvin agar makan juga, tapi Alvin terus menolak.
"Gue suka lo bisa bahagia gini Nay, nggak nangis-nangis kayak Naya yang dulu. Kenapa sih lo dulu suka pura-pura ceria didepan orang-orang?"
Naya masih melanjutkan makannya, "Entar ah, lagi asik" Mendengar jawaban itu Alvin hanya menghembuskan nafas nya. Naya dan makanan, seperti surat dan perangko.
Setelah asik menghabiskan siomay nya barulah Naya menjelaskan nya, "Lo tadi tanya apa?" Tanya Naya sambil mengelap bibirnya.
"Lo kenapa pura-pura bahagia didepan orang-orang?" Ulang Alvin sedangkan Naya hanya mengangguk-angguk. Alvin lalu menjitak kepala Naya, "Jawab Nay bukan ngangguk-angguk mulu" Tegur Alvin yang membuat Naya tersenyum.
" 'Kamu tak perlu tau dukaku, cukup nikmati saja jenakaku' itu yang selalu gue tanemin di diri gue hehe" Alvin hanya mengangguk-angguk mendengar jawaban yang Naya berikan.
Setelah mengatakan itu Naya langsung mendelik, "VIN!" Alvin yang dipanggil pun menoleh ke Naya. "Pulang Vin pulang!" Ucap Naya heboh yang cukup membuat Alvin menambah raut bingung nya.
"Apa sih Nay? Kenapa? Heboh banget" Tanya Alvin sambil melihat Naya yang sudah berdiri lengkap dengan tas di pundaknya, "Gue belum nyikat kamar mandi" Jawaban Naya mampu membuat Alvin menganga.
Bukankah ada Bibi yang selalu membersihkan rumah? Alvin masih menatap Naya, "Alvin ish!"
"Lu ngapain nyikat kamar mandi? Ada bibi kan?"
Naya menatap malas Alvin, oh tidak kah dia tau Naya sangat terburu-buru sekarang?
"Ya kali bibi bersihin kamar mandi gue. Gue yang make, berarti gue juga yang harus bersihin. Bibi aja nggak make masa mau bersihin, iya memang bibi dibayar tapi mama selalu bilang kalo barang yang gue pake berarti itu tanggung jawab gue"
"Bagus" Ucap Alvin lalu mendahului Naya, Naya pun berlari kecil menyusul Alvin.
Sama seperti tadi saat perjalanan menuju warung siomay, sekarang pun Naya tak berhenti ngomong "Ngebut napa" jika Alvin mengendarai sangat cepat Naya selalu bilang "ati-ati Vin gue nggak mau mati konyol"
Alvin hanya bisa bersabar, ngebut salah pelan salah. Untung dia tidak menurunkan Naya di pinggir jalan dan menyuruh nya naik ojek atau taxi.
Nando sudah menunggu didepan rumah, Alvin yang melihat lelaki berdiri dirumah Naya pun langsung bertanya kepada Naya. Tidak mungkin itu papa nya, bentuk tubuh sangat berbeda.
"Nay itu siapa?" Tanya Alvin setelah membuka helm nya, Naya menengok ke belakang. Ke arah pintu rumahnya, "Oh Bang Nando. Eh mampir aja, sapa tau Lo pada kangen pengen ngobrol haha"
Alvin pun mengangguk lalu turun dari motor nya, "Bang?" Panggil Alvin sambil tersenyum sekilas.
Nando hanya memberi tatapan bingung, fyi mereka memang sudah lama tak bertemu. Terakhir bertemu pun mereka saja lupa apa yang dilakukan.
Naya yang mengerti tatapan Nando pun langsung menjelaskan, "Alvin bang, ya udah sana ngobrol. Gue mau nyikat kamar mandi, kalo udah selesai baru gue ikut nimbrung" Ucap Naya begitu saja
"Sekalian kamar mandi gue ye"
"Ga mauu! Nyikat sendiri ae sono"
Setelah Naya melenggang masuk, Nando juga mempersilahkan Alvin untuk masuk juga.
Jam sudah menunjukkan pukul set 6 sore, untung Alvin tadi sudah ijin ke Ratna mama Alvin. Nando dan Alvin banyak membahas masa lalu mereka yang dirasa cukup lucu.
Dari yang menjahili Naya, bermain basket hingga bola basket nya mengenai Naya. Nando sampai tertawa keras jika mengingat hal itu.
Meninggalkan dua orang yang sedang flashback, Naya kini sedang membersihkan kamar mandi nya. Hampir selesai, jadi Naya bisa segera menyusul kedua orang itu.
Selesai sudah pekerjaan Naya, ia langsung membersihkan diri lalu menemui Nando dan Alvin. Naya duduk diantara Nando dan Alvin. "Dih bau lo sana jauh jauh" Ucap Nando yang di beri tatapan sinis Naya.
"Gue udah mandi ya! Enak aja" Balas Naya tak mau kalah.
Alvin akhirnya ijin pulang, "Iya, besok main main lagi ke sini" Ucap Nando yang diberi anggukan oleh Alvin.
"Makasih ya Vin" Naya tersenyum ke arah Alvin, sedangkan Alvin lagi-lagi mengangguk. "Ya udah gue pulang, assalamualaikum"
"Waalaikumssalam" Balas ke dua nya kompak
~^~
Alvin memasukan motor nya ke garasi rumah, saat ia masuk ke dalam rumah ternyata Ratna sudah di ruang tengah menunggu Alvin. "Vin, ayo makan" Alvin mengangguk lalu mencium tangan Ratna "Alvin mandi dulu"
Seusai mandi Alvin hendak mengambil handphone nya di meja belajar, namun pandangannya jatuh ke foto dimana ada dirinya dan Naya.
Alvin hanya tersenyum samar lalu turun untuk makan bersama Ratna. Setidaknya dia masih bisa bersama Naya dan selalu ada untuk Naya. Itu lah yang ada di pikiran Alvin.
Di meja makan Alvin dan Ratna cukup tenang, dari mulai hingga selesai. Alvin beranjak untuk ke dapur membantu Ratna namun Ratna melarang nya. "Udah tunggu di ruang tengah aja, bunda mau ngomong sama kamu" Alvin mengangguk lalu pergi ke ruang tengah.
Memainkan handphone nya sambil menunggu Ratna yang sedang membereskan meja makan dan piring-piring kotor.
Entah apa yang akan ditanyakan Ratna ke Alvin, menurutnya sejauh ini ia tidak membuat masalah.
Alpha juga tidak membuat masalah sejauh ini. Jika ada masalah pun Alvin pasti mengetahui, karena anak-anak Alpha pasti akan memberitahu ke Alvin walaupun ia hanya mantan ketua.
|AlvinGar
Van, Alpha ada masalah?|Vanoadrn
Enggak, alpha damai-damai aja.|AlvinGar
Oh, ya udah.Setelah Alvin tanya Vano Alpha memang tak ada masalah, lalu apa yang membuat Ratna mau bicara. Saat mengucapkan nya tadi pun seperti serius.
Alvin lalu menggeleng kan kepala nya 'Mungkin cuma ngomong santai kali ah' Batin Alvin menenangkan pikirannya.
Yuhuuu! Ga tau kenapa ni otak lagi ga ada bahan hm.-. Mon maap huhuhu:( semoga suka!
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl [✓]
Teen FictionTerkadang ada orang yang benar-benar mampu menyembunyikan kesedihannya, namun juga ada orang yang sudah berpura-pura seolah-olah dia lah orang yang paling bahagia padahal dari sorot matanya sangat jelas memancarkan kesedihan yang begitu mendalam. Be...