Ratna mengelus kepala Alvin lalu tersenyum "Kamu tau kan adek nya Vano udah sadar?"
Alvin menampakan wajah terkejut nya, "Kapan? Kenapa nggak ada yang ngasih tau abang?" Alvin hampir beranjak dari duduknya
Ratna mencoba menenangkan putranya, menahan agar ia duduk kembali. "Kamu tadi nggak bisa dihubungi bang. Waktu kamu habis ijin ke bunda buat nemenin Naya, Vano ngabarin bunda kalo dia udah sadar"
Alvin mengacak-acak rambutnya, "Abang ke rumah sakit ya Bun?"
"Bunda ikut bang"
~^~
Alvin langsung menuju ruangan yang dipakai adik Vano, sesampainya disana sudah ada sebagian anak Alpha. "Vin" Panggil gadis mungil yang masih terbaring di kasur rumah sakit itu.
Alvin langsung menemui nya, "Lama banget" Ucap nya lalu mengelus rambut gadis mungil itu.
Gadis itu tersenyum jail, "Cie kangen ya?" Alvin mengangguk, "Tunggu aku sembuh ya? Terus kita main deh" lagi dan lagi Alvin hanya mengangguk seperti anak kecil.
Setelah puas melihat wajah pucat gadis itu Alvin lalu mengedarkan pandangannya, "Alpha yang dateng cuma segini?" Daniel langsung menganga .
"Heh. Lo bilang cuma? Cuma? Alpha dateng semua lo mau ni kamar jebol?" Jawab Daniel sambil memakan apel yang ada di meja.
Sean memukul kepala Daniel, "Heh! Kita beli itu buat adik nya Vano ya. Bukan buat elo" Sewot Sean yang diberi cengengesan oleh Daniel.
"Gapapa kok An. Kalian bawa 3 itu, banyak banget entar nggak habis" Daniel lalu mengangkat kedua jempolnya "Tuh yang punya aja nggak sewot kok"
Vano hanya menggeleng-gelengkan kepala nya, "Eh kita balik dulu ya? Udah malem, tugas masih numpuk" Pamit Sean.
"Sok rajin Lo pada, palingan besok cari contekan" Timpal Daniel kemudian tos dengan Nanda.
"Njir, serah dah. Kita balik, cepetan sembuh. Biar balik ke sekolah" Gadis itu pun hanya mengangguk lalu tersenyum.
"Van, Dan keluar dulu yuk" Ajak Nanda, mereka berdua pun mengangguk
Nanda mengajak mereka duduk didepan kamar adik Vano, "Heh, gue jadi bingung. Itu si Alvin jadi nya gimana" Ucap Nanda dengan tatapan lurus ke depan.
"Apanya? Naya? Lah, Naya nya kan udah ada si Johan onoh" Balas Daniel santai
"Gue aja bingung gimana Alvin yak? Dua orang yang dia sayang balik gila sih" Vano menatap Nanda sekilas, "Ya gue percaya aja sama Alvin, selama ini dia udah jaga adik gue juga"
Sedangkan didalam ruangan Alvin hanya menatap gadis itu, dia rindu akan sosoknya yang selalu membuat ia pusing.
"Cepetan balik" Alvin membuka suara agar ruangan itu tak hening.
Shafira hanya tersenyum, "Besok aku balik" Alvin langsung menggeleng cepat. "Ga. Lo besok masih harus disini, Lo masih belum pulih banget"
Setelah mengatakan itu Shafira hanya cemberut, "Gue kesini bukan mau liat lo sedih ataupun sakit"
"Terus buat apa? Kan aku emang sakit" Alvin mengupas buah yang disukai Shafira lalu menyuruh nya untuk memakan buah apel itu, Shafira hanya menurut saja.
"Ya karena gue kangen sama lo, makanya jangan lama-lama tidur nya. Alvin nya kangen"
"Shafira nya juga kangen sama Alvin" "Kamu nggak ada kabar bahagia gitu?" Pertanyaan Shafira langsung membuat Alvin kepikiran Naya.
Alvin hanya tersenyum lalu mengelus rambut Shafira dengan lembut, "Sembuh dulu baru gue kasih tau"
Shafira hanya memandang Alvin bingung, "Ish kok gitu sih"
"Shaf mending lo istirahat dulu, lo baru sembuh" Ucap Vano yang sudah duduk di sofa. "Van lo sama Daniel juga pulang, lo belum ganti baju juga. Biar gue yang nemenin Shafira"
Vano masih ragu untuk meninggalkan adik nya yang baru sadar itu, "Iya Van, biar gue sama Alvin yang jagain adik lo" Vano pun akhirnya mengangguk, ia mencium kening adik yang sangat ia sayang i lalu pamit kepada Ratna.
"Eh Van, tolong anterin bunda bisa? Oh iya bun, abang nanti nggak pulang. Bunda langsung tidur aja, besok abang ijin nggak masuk sekolah ya bun" Vano mengangguk lagi, "Ya udah ayo Bun, titip adik gue ya"
Ratna tersenyum "Iya, ya udah bunda pulang ya. Sayang, cepet sehat ya? Bunda pulang dulu" Ratna menciumi Shafira seperti anak kandung nya sendiri.
Alvin mengusap tangan Shafira dengan lembut. Sedangkan Nanda hanya duduk di sofa sambil memainkan handphone nya, "Derita jomblo gini nih"
Shafira menatap Alvin lembut, "Vin, besok kamu harus masuk ya?" Sedangkan Alvin hanya menggeleng kan kepala nya, Shafira menghela nafas nya. "Nanti kamu ketinggalan pelajaran Vin" Lagi lagi Alvin hanya menggeleng.
"Alvin mah ketinggalan pelajaran tetep bisa juara 1 atau 2, Daniel noh sekali ketinggalan babay nilai" Sambar Nanda yang membuat Shafira tersenyum.
"Dia masih sering buat gaduh Nan?"
"Daniel mah kapan anteng Shaf, kalo ketemu Ana kelar udah"
Shafira tertawa teringat Daniel dan Ana jika beradu mulut, sudah lama ia tak melihat teman-temannya. Rasanya rindu sekali, bercanda bersama sahabat-sahabatnya dan sahabat-sahabat dari Vano kakaknya.
Shafira sangat bersyukur ia masih di beri Tuhan kesempatan untuk melihat orang-orang yang ia sayang, orang-orang yang selalu membuat ia nyaman. Ingin rasanya Shafira masuk sekolah esok.
Alvin tersenyum samar melihat Shafira tertawa, Shafira yang menyadari senyum Alvin pun langsung merubah ekspresi wajahnya. "Kalo mau senyum, senyum aja kali Vin. Nggak bayar kok" Alvin hanya memandang Shafira, selang beberapa menit ia membuka suaranya, "Istirahat Ra."
"Ini udah istirahat" Alvin mendengus pelan, "Tutup mata lo. Tidur." Shafira menggeleng "Aku baru bangun Vin, masa disuruh tidur lagi. Kamu nggak kangen apa? Katanya kangen, pas aku sadar malah di suruh tidur lagi. Te-"
"Ya udah nggak usah bawel diem." Potong Alvin yang membuat Shafira memanyukan bibir nya. 'Persis Naya' Batin Alvin tersenyum kecut.
Yuhuuuu. Jadi aku Cuma mau bilang, kalo aku kadang salah tulis nama wkwk. Kadang nulis Vino kadang Vano:v maap kan saya:) Ok sekian.
Vote & komen nya:) Kritik saran nya ditunggu, makasii
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl [✓]
Roman pour AdolescentsTerkadang ada orang yang benar-benar mampu menyembunyikan kesedihannya, namun juga ada orang yang sudah berpura-pura seolah-olah dia lah orang yang paling bahagia padahal dari sorot matanya sangat jelas memancarkan kesedihan yang begitu mendalam. Be...